26. Pernikahan Yui

3.4K 260 25
                                    

Aku menatap Goodie bag pernikahan Nicholas dan Yui yang khusus dikirim untuk tamu VIP mengunakan kotak kardus dua hari sebelum pernikahan mereka.

Didalamnya terdapat undangan yang sebenarnya, satu botol ekslusif wine, Voucher spa dan menginap tiga malam di Sykes Hotel dan beberapa produk kecantikan lainnya.

Temanku yang penuh dendam itu memang sengaja mengunjungiku hari itu. Aku ingin berbicara dengannya, ingin meluruskan segala hal yang terjadi diantara kami. Tapi disisi lain aku takut banyak hal bakal berubah setelah aku berbicara dengannya.

Aku telah berpikir keras selama dua hari, takut menyakiti diriku sendiri jika menghadiri pesta pernikahan mereka. Jika aku tidak hadir, Jay bakalan menanggung malu karena salah satu menantu Sykes tidak hadir.

Aku mengalihkan pandangan pada Jay yang masuk kamarku dengan senyum mengembang.

"Kau cantik sekali, istriku" puji Jay setelah aku selesai didandani, ia mencium puncak kepalaku dengan lembut.

"Kau juga tampan, suamiku" kataku balas memuji setelah tersipu-sipu.

Tentu saja aku harus tampil cantik dan berkelas, acara pernikahan Nicholas dan Yui diadakan di Grand Ballroom Sykes Hotel, hotel termewah dan terbesar di Prevkaya dan akan disiarkan langsung. Tentu saja aku harus menempatkan diri sepantasnya.

Grand Ballroom Sykes Hotel mampu menampung tujuh ribu orang, tapi mareka hanya mengundang seribu orang untuk acara pernikahan yang lebih intim.

Diruang tanpa pilar yang menampilkan langit-langit setinggi sembilan meter, sentuhan emas dan lampu gantung berkilauan itu dipenuhi dengan tamu-tamu penting.

"Kenapa kau kesini, Nick? Sana pergi ke pengantinmu" goda Alastair yang satu meja dengan kami. Satu meja terdiri dari sepuluh orang dan kami satu meja bersama saudara dan orang tua Jay.

Nicholas tertawa, matanya menatap memuja istrinya yang sibuk berbicara dengan segerombolan gadis dengan gaun berkilauan dan dandanan mewah bersaing "Aku mulai meragukan reputasiku sebagai model paling terkenal. Lihat, ia bahkan lebih terkenal dariku"

Benar, gadis-gadis yang mengelilingi Yui bukan sembarangan orang, model, artis terkenal, anak-anak pejabat dan pengusaha. Mereka terlalu jauh dari jangkauanku. Bahkan Camilla juga berada di sana, ikut perbincangan penuh tawa mereka.

Aku iri sekaligus merasa asing. Teman-teman Yui dan Nicholas benar-benar orang-orang besar. Bahkan gubernur pun datang ke pesta pernikahan mereka. Keluarga jauh Jay yang berpangkat tinggi juga menghadiri acara itu.

"Kau terlalu memandang tinggi dirimu. Padahal kau belum apa-apa. Sombongmu saja yang berlebihan" balas Alastair yang duduk di samping Nicholas.

"Kau mesti cepat-cepatlah menikah, Al" gurau Nicholas dengan menunjukkan senyum cerah diwajahnya tidak tersinggung sama sama sekali dengan ucapan saudaranya "Masa kau dua kali didahului saudaramu"

"Aku akan menikah jika sudah menemukan wanita yang kucintai. Sana urus istrimu sebelum dicuri teman-temannya" tukas Alastair. Mereka nampak akrab, berbeda sekali dengan Jay yang hanya tersenyum diam melihat interaksi mereka berdua.

"Kau beruntung sekali Nick, menikahi gadis yang kau cintai" komentarku pada Nicholas yang duduk disebelahku.

Sisi diriku menggeleng kasihan, menyadari keirianku. Pernikahan mereka megah dan mereka saling mencintai. Semoga dengan menemukan cintanya Yui bakal melupakan dendamnya. Aku sangat berharap.

Aku melirik kue pernikahan mereka yang berbentuk istana dengan detail amat rumit. Betapa beruntungnya Yui. Pernikahan megah dan suami yang tampan adalah dua hal yang diimpikan banyak wanita.

"Tentu" kata Nicholas dengan bangga "Aku akan menjaga dengan benar ibu dari anak-anakku" katanya dan mengedarkan pandangan kepada kami semua dan berhenti pada Jay yang duduk di sampingku.

Jay yang nampak terganggu dengan senyuman Nicholas berdeham dan langsung berdiri "Permisi" katanya berjalan menjauh.

"Jay" panggilku mencoba mengikutinya. Tapi langkah Jay terlalu lebar dan gaun berjuntai yang kugunakan menghalangi langkahku. Apalagi tamu yang ramai menghambatku untuk mencapai Jay.

Aku terus mencari keberadaan Jay, dan menemukannya berdiri sendiri di balkon memandang kerlap-kerlip kota Prevkaya malam hari dari balkon lantai dua puluh hotel itu.

"Kenapa kau disini? Kau merasa tidak nyaman didalam?" tanyaku ikut berdiri disampingnya, memandang dengan takjub pemandangan indah kota Prevkaya. Tempat ini memisahkan kami dari gemerlap perayaan pernikahan Nicholas dan Yui. Tempat ini bagai oase bagi kami sendiri.

Jay menoleh dan tersenyum kaku padaku "Bukankah kau yang tidak merasa nyaman. Lebih baik disini temani aku cari angin" katanya lirih.

Wajah nampak terluka dan kehilangan. Aku tidak tahu jika pernikahan Yui merupakan pukulan bagi Jay. Aku ikut sedih karenanya, juga bersedih dengan keadaanku sendiri. Luka yang dialami sama dengan lukaku, mencintai seseorang yang hatinya terpaut pada orang lain.

Aku menghirup udara segar "Kau benar. Disini lebih baik, ada angin segar. Aku merasa sangat asing di pernikahan teman dekatku. Teman-temannya berasal dari kalangan yang amat berbeda denganku. Tidak sepadan denganku dan aku mereka rendah diri dibandingkan dengan mereka" gumamku tidak memandang sama sekali kearah Jay.

"Jangan bicara begitu, kau istriku, menantu keluarga Sykes" kata Jay tiba-tiba memelukku. Pelukan itu hangat dan penuh rasa kehilangan.

"Jay, kau kenapa?" tanyaku. Sebenarnya aku menikmati pelukan itu. Jay menyandarkan kepalanya di bahuku.

"Bantu aku Ella" katanya lirih di telingaku dan makin mengeratkan pelukannya.

"Hmm" gumamku.

Jay menatapku dengan serius dengan mata berkaca-kaca. Rasa sakit diwajahnya bisa diraba siapa saja yang melihatnya "Bantu aku mencintaimu lebih dalam. Mungkin akan butuh waktu lama bagiku untuk benar-benar melupakan Yui. Tapi aku akan berusaha dan bantu aku, kau maukan?" pintanya dengan nada amat terluka. Dia nampak begitu rentan dan begitu tak berdaya.

Aku mengangguk mantap "Aku akan berusaha" kataku meyakinkankan, berusaha menyalurkan sedikit pengobat rasa sakit padanya, tapi akulah yang tersakiti di sana. Air mataku mengalir begitu saja. Aku ikut merasakan sakit yang dirasakan Jay.

Jay menghapus jejak air mataku dan perlakuan manisnya meringankan suasana berat di hatiku. Dia membungkuk dan mencium mata kiri, lalu pindah ke mata kanan, turun ke pipi dan berakhir dengan ciuman lama di bibirku.

"Mau menemaniku kabur dari pesta?" tanya Jay masih di mulutku.

Pipiku memanas dengan kehangatan sentuhannya "Dengan senang hati" kataku.

Jay menyeringai, dan lebih membukuk lagi untuk turun mencium leherku yang terbuka.

FIRE OF DECEIT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang