Chapter 14

179 34 7
                                    

i am back.....

Jangan lupa vote dan komennya yaaaa

Terimakasih

Selamat membaca

-----------------------------------------------------------

Saat Choi Minho akan menarik pelatuknya, tiba-tiba terdengar suara bel.

"Brengsek!" Umpat Minho mendapati gangguan. "Hyung selamat karena bel itu. Baiklah, diam disitu dan jangan mengatakan apapun" lalu ia berusaha memperbaiki penampilannya sebelum, membukakan pintu.

Dokumen telah ada ditangannya, lalu secara asal ia lemparkan di atas meja. Dan saat ia kembali, Lee chi hoon sudah tidak ada ditempatnya.

"Kamu tidak bisa bersembunyi dariku, dengan semua darah itu" ujar Minho tertawa, melihat jejak darah yang ada di lantai.

.

.

~ ~ ~ ~

.

Setelah semua hal yang terjadi di apartemennya, Kim so hyun memutuskan untuk pindah ke rumah peninggalan orangtuanya yang selama ini dibiarkan kosong. Baru saja memasuki rumahnya, berjalan dengan langkah ringannya. Namun So hyun dikejutkan dengan keadiran seseorang dirumahnya.

"Oh, aku tidak bermaksud menakutimu" ucap Bomi. "Aku punya kuncinya, ingat?" tanya Bomi.

"Ya, tentu saja. Akhir-akhir ini pikiranku sedang kacau" ucap So hyun, ia baru saja ingat jika ia meminta beberapa ruangan di rumah ini untuk di renovasi.

"Tidak masalah, aku pikir kamu akan senang untuk mengetahui bahwa kamarmu akan selesai hari ini. Semua pegawai sedang disana, melakukan sentuhan terakhirnya" ucap Bomi.

"Aku sangat bersemangat, bisakah kita melihatnya sekarang?" tanya So hyun

"Maaf, tidak bisa. Nanti ketika pekerjaan telah selesai." ucap Bomi "Tunggu biar aku check lagi" tambah Bomi " jangan mengintip" ujarnya jahil.

"Aku belum pernah mengintip dalam waktu 2 minggu, sejak dimulainya kalian bekerja" ucap So hyun. Bomi pun tertawa, melihat So hyun yang sudah tidak sabar dengan hasil karyanya.

Menyadari jika Bomi benar-benar tak akan membiarkan So hyun melihat sebelum semua pekerjaannya selesai, akhirnya ia memutuskan keluar untuk melihat-lihat tempat yang sudah sangat lama tak dikunjunginya ini.

Lalu tiba-tiba "Kim so hyun" Ji hyo memanggilnya, entah datang dari mana. Jelas So hyun terkejut, ia belum cukup siap untuk menemui Ji hyo. "Bisakah aku berbicara denganmu?" tanya Ji hyo.

"Aku merasa saat ini belum bisa bicara denganmu" ucap So hyun.

"Tolonglah... Biarkan aku menjelaskannya" tatapan Ji hyo, begitu memelas. Membangkitkan perasaan iba dalam diri So hyun. Namun, ia kembali teringat dengan semua prasangkanya.

"Aku tidak tahu" ucap So hyun lemah.

"Please, So hyun" ujar Ji hyo, dengan suaranya yang paling bisa mengusik nurani So hyun.

"Baiklah, kamu punya waktu 5 menit" putus So hyun.

"Terimakasih." Ji hyo, mengungkapkan kelegaannya.

Lalu So hyun membimbing Ji hyo untuk masuk keruang tamunya.

"Jadi kamu memutuskan untuk tinggal disini? Tampaknya kamu telah merubah beberapa bagian rumah ini" ucap Ji hyo, setelah ia melihat ke sekeliling.

"Apa yang ingin kau katakan Ji hyo?" tanya So hyun, tak nyaman dengan pertunjukkan keakraban Ji hyo.

"Baiklah. Aku mengerti" ujar Ji hyo muram, lalu ia menghela nafasnya. "Aku tahu, kamu mungkin punya ribuan pertanyaan untukku" Ji hyo mengawali.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang