Chapter 16

193 32 2
                                    

Myung soo sedang duduk dikursi, memandangi So hyun yang memejamkan matanya dengan menjadikan paha Myung soo sebagai bantalnya. Myung soo membelai kepala So hyun lembut, membuai So hyun agar tertidur dengan nyenyak.

Lalu sebuah ponsel, membuat Myung soo menghentikan kegiatannya. Dilihatnya, ternyata ponsel So hyun. Terdapat panggilan telepon. Saat baru saja Myung soo akan menjawab... "Telepon dari siapa?" tanya So hyun, ia telah membuka matanya.

"Tak ada namanya,"

So hyun dengan segera memposisikannya untuk duduk. "Mungkin itu dari Chi hoon," lalu dengan cepat ia mengambil ponsel itu dari tangan Myung soo.

"So hyun, aku sudah di Seoul, bisakah kamu menemuiku di taman kecil dekat sungai han,"

"Iya bisa, aku akan segera kesana,"

Myung soo yang mendengar itu, menggelengkan kepalanya. So hyun hanya memberi isyarat bahwa ini tidak apa-apa.

"Baiklah akan aku tunggu,"

"iya,"

Lalu telepon pun terputus.

"Sudah kubilang tidak perlu menemuinya lagi," ucap Myung soo, menentang ide So hyun.

"Aku harus mendapatkan jawabannya,"

"Tapi....

So hyun menggenggam tangan Myung soo "Percaya padaku ya, aku akan baik-baik saja."

Lalu So hyun pun mengambil tasnya dan berlalu pergi.

"Aku percaya padamu So hyun, tapi tidak dengan Lee chi hoon." ucap Myung soo, setelah melihat So hyun menutup pintu keluar.

.

.

~ ~ ~ ~

.

.

"Sebelum menjelaskan situasinya, aku ingin mengakui sesuatu terlebih dahulu," ucapan Chi hoon membuat So hyun memberinya tatapan bingung, So hyun dapat melihat kilatan rasa cemas dan takut di mata Chi hoon dan So hyun memutuskan untuk diam dan mendengarkan.

Setelah berdehem ketiga kalinya, akhirnya Chi hoon mulai berbicara, "Sebenarnya, namaku adalah Lee Jinki," setelah mengatakan hal itu, Chi hoon yang sendari tadi mengarahkan tatapannya ke bawah, kini berganti menatap So hyun, seakan menunggu reaksi apa yang akan diberikannya.

Namun, So hyun hanya bisa mematung. Mencerna apa yang baru saja didengarnya itu, "a..pa... apa maksudnya?" tanya So hyun, benar-benar kebingungan.

"Chi hoon.... itu bukan namaku yang sebenarnya," jelas Chi hoon dengan susah payah, ia tidak ingin So hyun membencinya setelah mengetahui semua ini. Tapi ini memang kesalahannya, ini sudah resikonya.

Mata So hyun yang semula memancarkan kebingungan, kini mulai menajam dan membara karena amarah. Kini So hyun jelas sudah memahami, jika selama ini dirinya telah di bohongi. Ia merasa sangat marah karena dikhianati, ia merasa sangat bodoh, benar-benar bodoh.

Chi hoon kini menatapnya dengan tatapan memohon, memohon untuk apa? dimaafkan? Sungguh keterlaluan. Merasa tak sanggup lagi menatap Chi hoon, So hyun pun dengan gerakkan cepat melangkahkan kakinya menjauh dari Chi hoon.

Tapi gerakkan Chi hoon pun tak kalah cepatnya, ia menahan tangan So hyun. "Dengarkan aku dulu, So hyun, kamu sedang dalam bahaya." Baru saja So hyun menghempaskan tangan Chi hoon,...tiba-tiba entah dari arah mana terdengar suara tembakan. Dengan gerakkan cepat, So hyun membalikkan badannya. Betapa terkejutnya ia, telah menemukan Chi hoon terbaring di tanah, Chi hoon tertembak.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang