1.6

6.5K 1.5K 108
                                    

Tangan Haechan langsung menyambar radio itu ketika ujung bajunya ditarik Siyeon. Cewek itu tenaganya gak main-main, bisa bisa bajunya robek kalo Haechan tetap bergeming ditempat.




Jeno mengintip kearah luar ruangan. Setelah memastikan aman, lelaki itu menjentikan jarinya.




Mereka berjalan bergandengan tangan. Itu pilihan terbaik saat ini. Rasanya Siyeon pengen jerit aja pas kebetulan Haechan ada disampingnya. Kalo bukan karena terpaksa, ogah deh Siyeon pegang tangan Haechan yang katanya bau surga itu.




"Tunggu." Jeno menghentikan langkahnya ketika mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Bersamaan dengan itu sebuah cahaya kebiruan menyorot keempat remaja itu, disusul oleh suara raungan ketika cahaya itu berubah menjadi merah.




Mereka langsung berlari sekuat tenaga. Jeno menyalakan senter yang ada disakunya, sebagai petunjuk agar teman temannya tak terpisah.




"Siyeon, temenin Haechan kebawah." ujar Jeno, terengah-engah.




Siyeon menoleh,  "hah?"




"Radio itu penting, gua sama Chaeng alihin keatas." seru Jeno final.




Netranya menatap tangga darurat yang didepan sana. "Kalian lewat tangga darurat. Nanti kita ketemu di pantai, kalo gak memungkinkan langsung ke sana aja."




Jemari Jeno bergerak, menyentuh bahu kedua temannya. "Good luck." ujar cowok itu, menyunggingkan senyum.




Walaupun gelap, Siyeon dapat melihat gigi Jeno yang berpendar dikegelapan. Mungkin kalo Haechan yang nyengir, giginya bakal berpendar kekuningan.




"Lo juga."




Siyeon dan Haechan menghentikan langkahnya, perlahan kedua remaja itu berjalan menuju pintu darurat. Mereka dapat melihat seberkas cahaya putih itu kian menjauh, bersama dengan setengah lusin cahaya merah yang mengikutinya dari belakang.




"Diliatin mulu neng, dia bakal baik-baik aja kok orang bininya aja disini."




Siyeon mencubit perut buncit temannya itu. "Diem lu." ujarnya galak, padahal pipinya udah merah banget.




Haechan mau protes, tapi kerah bajunya udah keburu ditarik sama gadis bersurai panjang itu. "Ayok cabut."

[3] ONE OF THESE NIGHT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang