1.8

6.5K 1.5K 97
                                    

"Ayo cepet." seru Siyeon, menarik ujung baju Haechan.




Haechan menggeleng pelan, cowok itu berjongkok sembari mencoba mengatur nafasnya yang memburu. "Gabisa napas gua, kayak mau mati."




Mereka sekarang lagi ada di lobby utama, deket meja resepsionis.




"Ini berat banget." keluh Haechan, menepuk radio dipelukannya.




Siyeon membekap mulut Haechan ketika ia mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Kedua matanya membulat, jari telunjuk ia letakan didepan bibir.




"They can hear us."




"I know."




"Stop breathing."




Haechan melotot, "mati lah gua anjing."




Kedua bola mata Siyeon berotasi. Telapaknya memukul bahu Haechan kencang, "Ya jangan kenceng kenceng." bisiknya pelan.




Haechan membuang nafasnya kasar. Cowok itu memilih bungkam dan memijit bahunya yang terasa nyeri, serius ini pukulan Siyeon pedes banget. Terasa menembus hingga jaringan dermis kulitnya.




Halah, lebay.




Keduanya terkejut ketika tiba tiba salah satu lampu yang terletak dipaling tengah menyala. Mau tak mau kedua remaja itu kembali berlari, keluar dari gedung pemerintahan.




They found them, again.

[3] ONE OF THESE NIGHT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang