2.9

6K 1.4K 79
                                    

Chaeyoung menurunkan tubuh Jeno dan Siyeon yang sudah tak bernyawa lagi. Gadis itu menutupi tubuh keduanya dengan jaket, menyisakan dirinya yang hanya terbalut tank top hitam dan celana panjang.



Chaeyoungi ngin kedua temannya beristirahat dengan lebih layak.



Seusai mengenakan ransel, ia segera meraih kotak baja yang berada di atas dashboard, memeluknya erat.



Jika benar bahwa sesuatu yang buruk menunggunya disana, Chaeyoung harus menjadi salah satu orang yang bertahan sampai akhir.



Setidaknya ia harus hidup demi teman-temannya.



Pipi Chaeyoung banjir karena air mata. Kakinya terus menerus melangkah walaupun tungkainya terasa lemas. Bibirnya bergetar, merapalkan nama teman-temannya dengan putus asa.



Berkali-kali Chaeyoung mengetuk pintu, mencoba mencari pertolongan. Namun tak ada jawaban, seluruh pintu rumah terkunci dengan rapat.



"Tolong." ujarnya lirih.



Chaeyoung membekap mulutnya ketika melihat sepercik cahaya biru dari kejauhan. Kakinya melangkah mundur, kepalanya menggeleng pelan.



Not again.



Tiba-tiba saja dadanya terasa sesak, Chaeyoung tak bisa bernafas. Buru-buru gadis itu merogoh sakunya, mencari inhealer yang selalu dia bawa kemana-mana.



Cahaya itu berubah menjadi kemerahan, bergerak mendekati Chaeyoung. Karena terkejut Chaeyoung menjatuhkan inhealernya, ia kembali berlari ke jalanan besar



Chaeyoung jatuh tersungkur ke tanah sembari memeluk kotak milik Jeno, satu satunya barang yang dia ambil dari mobil.



Dari kejauhan Chaeyoung dapat melihat sebuah cahaya yang menyorotnya. Bukan cahaya merah, ataupun biru. Melainkan cahaya putih dengan suara deru mesin yang berisik.



Chaeyoung tak dapat membuka matanya, ia hanya merasakan tubuhnya diangkat kemudian semuanya gelap.

[3] ONE OF THESE NIGHT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang