2.7

6.1K 1.4K 432
                                    

Okay part ini mungkin bakal pusing dan gak ada humor sama sekali, silahkan dipahami<3



















***


























Chaeyoung dan Jeno menemukan sebuah mobil, ah tidak, lebih tepatnya mengambil sebuah mobil di garasi rumah orang. Perjalanan ke distrik tiga lumayan jauh, tidak mungkin ditempuh dengan jalan kaki.



Setelah beberapa jam berkendara akhirnya mereka memasuki kawasan distrik tiga. Banyak bebatuan curam, rata-rata yang tinggal disini itu adalah para pensiunan. Udaranya segar, cocok untuk para lansia yang menyukai kebebasan.



Jeno menghentikan mobil didekat pohon besar. Ada jurang yang menjorok cukup dalam disisi kanan.



Ekor matanya melirik Chaeyoung yang tertidur dengan pulas. Perlahan jemari Jeno menyentuh lengan Chaeyoung, menggoyangkannya perlahan. "Chaeng."



Chaeyoung mengerjapkan kedua mata, "oh udah nyampe?" gumam gadis itu seraya mengusap kedua kelopak gandanya.



Baru aja Chaeyoung berniat keluar, tiba-tiba saja lengannya ditahan oleh Jeno. "Bentar." ucap Jeno pelan. "Gua mau ngomong."



Alis Chaeyoung bertaut, "soal?"



"Kotak ini." kata Jeno, seolah kata itu menjelaskan segalanya. Cowok itu bergeser mendekat kearah Chaeyoung. "Tapi janji satu hal, jangan kasih tau siapapun okay? Gak ada yang bisa dipercaya, gua mau lu simpen ini sendiri."



Chaeyoung tidak terlalu yakin namun ia tetap mengangguk.



"Masih simpen buku project dimension yang lu ambil di ruang petinggi distrik waktu itu?"



"Masih."



Chaeyoung merogoh ransel besarnya, mencari buku itu didalam sana. "Tahun 1998." ujar Chaeyoung ketika netranya membaca kalimat yang tertara di sampul buku.



"Udah lu baca?" tanya Jeno, dibalas gelengan dari Chaeyoung.



Jeno menghela nafas, "mungkin abis gua ngomong ini, kita bakal mati."



Tangan Jeno bergerak-gerak gelisah di gagang stir, membuat Chaeyoung menjadi resah. Dibanding Jeno, ternyata Chaeyoung-lah yang lebih gugup.



"Pernah mikir gak bukti pelanggaran protokol direkam pada tahun 2000, tapi kenapa gambarnya masih hitam putih?"



As expected, Chaeyoung menggeleng.



"Itu bohong, pelanggaran protokol AL-13/N gak terjadi di tahun 2000. Itu terjadi di tahun 1989." jelas Jeno.



"Tau darimana?"



Jeno menjawab dengan menepuk kotak dipangkuannya.



Chaeyoung terdiam, mencoba memahami informasi dadakan yang ia kira tak akan pernah ia ketahui sampai kapanpun. "Project Dimension, bukunya ada dari tahun 1989." kata Chaeyoung.



Kepala Jeno mengangguk setuju, "lu tau gak apa isi protokol AL-13/N?"



"Sesuatu tentang penelitian asteroid." jawabnya. "Tunggu sebentar, jadi lo bilang kotak kecil begitu yang nyimpen informasi? Yakin?"



Jelas Chaeyoung ragu. Kotak itu terlampau kecil dan sangat polos, hanya terdapat ukiran distrik sembilan. Namun ia tak lagi ragu ketika Jeno menyentuh salah satu sisi kotak baja itu, membuat hologram berisi kolom kata sandi mencuat dari dalam.



"Passwordnya sembilan digit. Itu-"



Ucapan Jeno tertahan ketika tiba-tiba saja sebuah benda besar menghantam sisi kiri mobil, membuat mobil itu terguling jatuh selama beberapa saat hingga menyentuh dasar jurang.














***














Baik Siyeon, Haechan maupun Sunwoo langsung terdiam ketika melihat semuanya dari jendela mall. Siyeon langsung berlari keluar dengan air mata yang menggenang dipelupuk mata.



Saat Haechan hendak menyusul, lengannya ditahan oleh Sunwoo. "Mau pada ngapain?"



"Itu pacarnya kecelakaan goblok." kata Haechan.



Sunwoo punya pilihan untuk ikut menolong, atau tetap disini. Saat itu, Sunwoo memilih untuk bersikap egois, menyelamatkan dirinya sendiri disaat yang lain mempertaruhkan nyawa untuk temannya.



Sementara itu, bahu Siyeon merosot ketika netranya menemukan mobil didasar jurang yang sudah berasap. Siyeon berniat untuk turun kebawah, namun tiba-tiba saja tubuhnya didorong dari belakang.



Haechan pushed her.



Dia baru aja nyelamatin Siyeon dari Souls yang hampir aja nyakar badannya. Tapi sebagai gantinya, cowok itu harus merasakan tubuhnya diseret masuk kedalam hutan oleh gerombolan itu.



Teriakan nyaring Haechan memudar, bersamaan dengan air mata Siyeon yang jatuh di kedua belah pipinya.

[3] ONE OF THESE NIGHT ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang