Kesel..

49 5 0
                                    


Selesai mandi gue sanggat senang banget gue ngak nyangka gue hari itu akan jalan- jalan. Sangking gue senengnya gue danda cepet-cepet, bodo amat dandanan kayak topeng monyet gue ngak peduli, sambil merapikan rambut dan sebagainya.

gue jalan menuju ruang tamu dengan jalan bagaikan seorang ratu turun dari kayangan yang mau cari makan ikan pangang, atau seperti model yang sedang pamer sepatu endorse, jalan maju mundur nyerong kanan nyerong kiri memutar mengibatkan rambut dan duduk ditenggah antara ayah dan ibu, sambil senyum- senyum.

dudukan yang manja membuat ibu dan ayah menatap wajahku dengan wajah yang bingung.

Ngomong- ngomong gue dulu kalo ngomong aku kamu bukan loh gue, yah maklum dulu masih ngak tahu kayak gitu kan gue orang jadul banget, lebih jadul gue ketimbang henphone lempar anjin (hp balang kirek), tahu ngak kalian apaan coba?.dan gue juga orangnya labil kadang ngomong gue kadang ngomong aku.

"ayah ibu aku seneng banget ... karena aku hari ini bisa naik pesawat yang terbang lagi setelah sekian lama aku ngak naik pesawat lagi, gimana kalu nanti aku duduk, disebelah ku ada liminho yaampun ngak bisa bayangin aku.." ucapku sambil memeluk ibu

"emangnya kamu pernah naik pesawat? Dimana-mana pesawat ya terbang! Kalau pesawat merayap mana ada? Kamu tuh selalu halu" kata ayah tertawa

" siapa yang bilang kamu akan naik pesawat?" tanya ibu ke gue

"kamu bakal di kirim lewat JNE"jawab ayah sambil ketawa

" bukan yah..jangan gitu lewat pak pos aja" sambung ibu sambil ketawa

Dengan lelucon ayah dan ibu yang tidak lucu sama sekali itu buat aku jadi bete dan gue kemakan omongan mereka! Aku benar- benar takut, aku mbayangin kalau beneran aku bakal di kirim keluar negeri lewat JNE atau pak pos. Bodohnya gue kenapa percaya! emang gue dulu ndak bisa mikir dikit, kalo itu juga ngak mungkin lah masak kirim keluar negeri lewat pak pos atau JNE emang gue mau dikemas pake apa ? kain kafan? Terus dimasukin kerenda terus dipanggul terus dimakamin emangnya gue orang meninggal.

Kak febby dan kak meisya datang ikut bergabung duduk sama gue ayah dan ibu. Mereka terlihat bahagia mereka senyum-senyum aneh,rasanya gue ngak suka dengan senyuman mereka saat itu. seperti senyuman buaya darat. Senyuman manis tapi tipuan mereka.

"kalian kenapa?, kak salah minum obat ya? Kayak kemarin sakit perut minumnya obat sakit kepala" gue tertawa kecil

"engak, seneng aja kan kamu hari ini mau pergi, jadi ngak ada lagi yang bakal gangu kita" jawab kak febby sambil menatap kak meisya

"ya ngak ada yang bakal nyuruh aku pergi untuk cari baju, makanan, dan lainnya jadi aku bisa tidur enak" kata kak meisya

"dan pastinya mbak-mbak londry di seberang jalan bisa istirahat karena kamu ngak londry pakaian"kata ibu sambil tertawa kecil

Ya, walau aku ngak akan gangu mereka lagi dan mbak londry ngak ngelondry baju aku setiap harinya yang satu ember karena selalu ganti-ganti pakaian itu, aku yakin mereka pasti bakal kangen sama aku.

Yang aku masih bingung kalo mereka ngomong gitu berarti aku perginya tanpa mereka semua lalu sama siapa?

Tak lama setelah itu terlihat dari dalam rumah terlihat ada taksi yang berhenti di depan rumah dan terlihat ada yang turun dari taksi terlihat seorang laki-laki memakai sepatu ket celana hitam baju batik wajahnya tak setampan varel bramasta tapi lebih manis dari gulali.

Rambutnya yang berwarna hitam rapi seperti penampilannya dan perempuan yang memakai hijab berwarna hitam baju panjang batik yang hampir sama dengan laki-laki itu yang panjangnya selutut celana hitam bersepatu ket penampilan yang rapi dan wajahnya yang cantik turun dari taksi, dah kayak mas mbak seles mau nawarin panci aja!, dan ayah ibu berdiri dari tempat duduk,berjalan mendekati dua orang itu.
Dan mereka semua masuk kedalam rumah dan duduk.

TERLALU! [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang