Dikirim lewat JNE

35 5 0
                                    


Saat itu tepat tanggal 23 september usia gue 16 tahun dan malam itu dari jakarta ayah, ibu, kak febby dan kak meisya berunding,wadaw bahasanya berunding, diruang tamu untuk memutuskan untuk membuat rencana untuk mengirim gue ke jawa tengah untuk tinggal beberapa hari minggu atau bulan sampai gue benar-benar berubah menjadi wanita yang lebih baik lagi, mandiri dan pengalaman baru yang bermanfaat.

Yah itu cara mereka, ya biar gue ada kerjaan dan ngak Cuma bisa makan tidur nonton tv gitu terus itung-itung hemat listrik ceritanya.

Dari pada ngak pernah ngapa- ngapain mending gue dikirim ke sana dapat suasana baru siapa tahu jadi dapat banyaka pengalaman dan bisa berubah.

Ya gue tahu pasti saat itu mereka sudah lelah melihat kelakuan gue yang kayak gitu yang super pemalas, bisa menganggu aktivisas dirumah, pastinya! dengan mengirim gue pergi untuk sementara membuat suasana rumah lebih tenang untuk sementara dan kerjaan dirumah lebih ringan tidak akan lagi pel lantai patah setiap minggunya.

Tanpa berpikir panjang ayah ku teringgat Ardan, dia adalah anak dari almarhum sahabat ayahku, dia sekarang menjadi yatim piatu semenjak ayah dan bundanya meninggal karena kecelakaan beberapa tahun yang lalu. Dan dia tinggal di jawa tengah bersama adik perempuan dan pembantu nya.

semenjak ditinggal orang tuanya dia dan adiknya yang bernama Amanda menjadi anak yang sangat mandiri, saat itu usia Ardan masih 19 dan Amanda 16 tahun sama dengan usiaku. Ardan dan Amanda saat itu sudah memiliki usaha sendiri yaitu konveksi yang dikelola mereka berdua yang saat itu memiliki 30 karyawan.

Gue sangat kagum dengan usia mereka yang masih muda sudah berkarir. Sangat jauh berbeda dengan gue waktu itu. Jangan kan berkarir memikirkan masa depan saja tidak pernah karena rasanya waktu itu gue ngak punya arah tujuan untuk kedepannya. Pliss jangan ditiru kejelekan gue!!

Karena teringat dan tahu latar belakang mereka sudah lama dan ayah juga mengenal baik mereka berdua, ayah ingin mengirimku kejawa tengah untuk mencoba merubah sifatku saat itu agar bisa seperti mereka yang mandiri. Dan yang pasti menambah wawasan kehidupan gue agar hidupku tak sekosong galon kosong tanpa air.

Dan saat itu gue cuma tahu kalau mereka berdua anak dari almarhum sahaabat ayah saja, padahal baju yang selama ini selalu gue pakai itu buatan dari konveksi mereka.

***

Matahari yang mulai muncul dari sini sandiwara dimulai. Ibu membangunkanku sangat pagi padahal aku sebelumnya belum pernah bangun sepagi itu, aku biasanya aku bangun paling pagi jam setengah 9 pagi, Dalam mimpi indah ku yang sedang menikmati suasan negara korea tiba-tiba saja hujan salju dalam mimpiku datang tak terduga dan terasa salju itu mengalir dan dingin, aku terbaggun dari mimpi dan wajahku basah disiram air dingin oleh ibu, saat mataku terbuka aku sudah melihat wajah ayah dan ibu ku yang terlihat seperti inggin memanggsaku.

Dengan cepatnya tangan ibu menarik tangan kiriku untuk membanggunkanku, disitu aku melihat baju-bajuku sudah dikemas di dalam koper diatas tempat tidurku.

" ayah ibu kita mau kemana kok bajuku di.." tanyaku dipotong

" kita? Kamu aja kali, kamu hari ini bakal kita kirim ke.." ucap ibu dipotong dengan nada biasa

" kirim? Emang aku barang?" sautku

"bukan kirim! Tapi transfer" sahut ayah

"trasfer? Emang aku uang?"

" terus apa? Namanya apa si buk?" tanya ayah

" apa ya?" jawab ibu

"wah.... pasti aku nanti bakal liburan ya? Pasti ke korea kan? Atau singapura, eropa, jepang atau kemana?" Tanya ku sambil tersenyum bahagia

" ya nanti ibu kasih tahu sekarang kamu mandi dulu, sebentar lagi kamu bakal di jemput" kata ibu

Dengan senangnya aku saat itu langsung bangun dan loncat dari atas kasur kesayanganku itu. Tanpa basa basi aku lari ke kamar mandi.

****

TERLALU! [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang