Karena ini adalah hari terakhir dan rencana untuk malam terakhir adalah menerbangkan lampion. Dan semua alat dan bahan kita kumpulkan pagi ini agar malamnya kita tinggal terbangkan.
Ya pengalaman baru lagi mematahkan beberapa kayu bambu yang sangat tipis itu, dan merusak segalanya.
Awalnya niat aku mau membantu membuat lampion tapi aku malah dimarahi klana dan tama gara-gara bambunya patah terus karena aku ganggu mereka saat memotong-motong.
“vi udah ah nanti kalo bambunya kurang kamu yang aku suruh cari bambu disini, udah dipotong kecil kecil... Capek-capek enak banget kamu lengkung-lengkungin nggak pelan- pelan lagi!! ya patah semua!!”ucap tama dengan wajah yang mulai jengkel dan aku taruh semua bambu yang aku pegang ditanah dan tanpa berkata apa-apa aku hanya diam melihat semua orang bekerja dengan bagiannya masing masing.
"Ya terus aku harus bantu apa?"tanyaku dengan pelan dan halus
" Ngak usah bantuin apa-apa duduk penak toh!"
"Tapi kok aku kayak orang nggak ada kerjaan ya?" pertanyaan apa Coba itu
"Ya emang nggak ada kerjaan kan! Namanya juga duduk ngak ngapa-ngapain kalo kamu,,, ah tahu ah.. capek ngomong sama kamu tuh" jawaban Tama
"Ah pusing ngomong sama kamu aku rak mudeng(aku tidak mengerti)."jawabku kembali
"Yang suruh ngomong sama aku siapa?"Tama
"La... Gimana si wong kamu yang jawab sendiri omongan aku!"
"La.. gimana si kan kamu kasih pertanyaan ya aku jawab"
"ngomong sama kamu buat aku jengkel deh"
"Tuh lan dia yang ngomong kok aku yang salah"
"Wes ribut wae cah loro meneng(dah ribut terus kalian berdua diam)"
"Tuh Tama dong yang suruh diam"
"Bodo amat"
Dari pada aku dan tama debat tidak jelas dan tidak bermutu mendingan aku cari kerjaan yang lain, aku tinggal pergi mereka berdua dan aku ke sungai pingir lapangan, rasanya kakiku ingin main air, kakiku aku masukkan ke dalam air dengan masih memakai alas kaki.
Bodo banget aku sudah tahu arus airnya deres panci aja bisa lepas, malah aku pakai sandal ya sandal ku ikut lepas.
Dengan senangnya aku merasakan air sungai yang sangat dingin tiba-tiba aja,
"Sandalku...!!"tanganku yang mengacungkan sandal yang jalan sendiri, dan aku lagi males untuk ngapa-ngapain kakiku naik kedaratan dan aku lepaskan sekalian sandal satunya.
" Ya udah ni kau kejar pasanganmu nanti kalau udah ketemu kabari aku, tapi jangan salahkan aku kalau aku punya yang baru!" Menarik nafas dalam dan mengeluarkannya " dari pada kamu jomblo nggak ada yang mau mending pergi aja!, Aku mau cari yang lain yang lebih sempurna dari kamu"aku melepaskan sandal kiriku dengan penuh harapan supaya dia bisa ketemu pasangannya.
Dan aku langsung kembali lagi ketenda, duduk didepan tenda sambil bengong kaki tanpa alas.
"Apa bener nyokor itu nggak pakai sandal?" Ngomong sendiri dan aku jawab sendiri "kayaknya bener deh!".
"Kenapa aku sekarang merasa diri aku semakin kesini jadi aneh?" Masih ngomong sendiri dan aku jawab sendiri " ya karena aku dari sananya aneh dan emang nggak ada yang bener"
"Lalu kenapa? Kok bisa 1 ditambah 1 jadinya 2, siapa yang kasih rumus kayak gitu?" Menelan ludah" ya lalu bukan dua jawabannya berapa dong!"
*
Dan sampai pada akhirnya jam dua siang semuanya baru selesai, dan aku ikut bantuin teman yang lain mengemas beberapa makanan dan sembako yang akan kita bagikan kewarga sekitar lapangan perkemahan yang kita pakai,untuk pagi hari sebelum kita pulang kerumah masing-masing.
Kita yang perempuan mengemasi sembako-sembako dan yang laki-laki sibuk memungguti sampah untuk dibuang ketempatnya agar ketika kita pulang tidak meninggalkan sampah jejak. Celah jejak
****
Dan malam terakhir kita tiba jam 12 kurang 10 menit kita menyiapkan lampion yang akan kita terbnagkan tepat pukul dua belas malam kita menyalakan lampion kita masing-masing dan kita terbangkan beserta doa dan harapan.
Semoga aku bisa merasakan rasanya kebersamaan ini lagi, bahagia saling membantu,benar-benar menyenangkan semoga aku juga mendapat pengalaman lebih banyak lagi dari hari ini amin...bismillah hirohmannirohim..
Lampion ungu yang aku dan amanda pegang mulai terbang mendekat kelangit yang biru, saat itu langit cerah dan penuh bintang-bintang yang bersinar.
Lampion itu semakin jauh dariku.
Setelah itu kita menyanyikan lagu Tanah Airku rasanya badanku merinding dan aku tersadar betapa baiknya tuhan menciptakan aku untuk saat itu bisa berdiri bersama mereka .
Bersama orang-orang itu, bersama-sama merasakan kebahagiaan, menikmati indahnya alam ini yang Tuhan ciptakan untuk makhluknya.
Momen yang sangat indah dan tidak akan bisa diulang untuk kedua kali.aku mulai meneteskan air mata kita saling merangkul satu sama yang lain sampai terbentuk lingkaran rasanya nyaman sekali, aku sampai terharu.
Tanah air ku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biar pun saya pergi jauh
Tidak kan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai
Walau pun banyak negeri ku jalani
Yang masyur permai dikata orang
Tetapi kampung dan rumah ku
Disanalah kurasa senang
Tanah ku tak kulupakan
engkau ku banggakan.
Benar- brnar merinding aku dan aku terbayang ketika aku dirumah bersama ayah, ibu, kak febby dan kak meisya rasanya aku kangen mereka saat mereka menetertawakan ku.
Rasanya sudah lama sekali aku pergi dan aku belum juga bertemu mereka.
Tapi mataku mulai terbuka apa arti kehidupan yang sebenarnya, dan aku berharap agar saat aku pulang kerumah aku ingin ada perubahan dalam diriku, aku ingin keluargaku tahu bahwa seorang Weviba bisa menjadi dewasa dan bisa mandiri bukan seorang Weviba yang manja yang tidak peka dengan apa yang keluarga ku harapkan dari diriku. Dan aku ingin tunjukan ke Amanda dan Ardan bahwa didikan mereka berdua tidak sia-sia.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
TERLALU! [ END ]
HumorSesuatu yang dipaksakan itu tidak baik, tapi jika untuk kebaikan?. Bersulit-sulit untuk bersenang-senang!. Karya 2019 Aminah Hanima