Ternyata Aku Salah Paham

12 3 0
                                    


"Vi.... Bangun!" Tangan ku ditarik" Viba bangun cepetan"

"Apa sih kak.."

"Udah pagi!!" Masih mencoba membangunkan ku" cah wedok dikonkon Tangi kok angel meni!(anak perempuan disuruh bangun kok susah banget!)"

"Kenapasih, aku tadi udah sholat kok"

"Iya aku tahu kamu udah sholat bangun dulu cepet sekarang nggak pakai lama pokoknya sekarang nggak mau tahu sekarang cepet pokoknya nggak mau tahu!"tanpa nafas dia bicara

"Iya.. apa?"

"Kamu sekarang mandi!, Atau mau aku mandiin!" Mataku langsung terbuka lebar dan bengun dari tempat tidur

"Eh... Iya-iya mandi"

"Aku tungguin dimeja makan"

"Siap!"Ardan keluar dari kamar ku dan aku mengambil handuk dilemari, sambil mencari handuk tangan kiriku yang sibuk mengaruk kepalaku."lagian itu orang kenapa coba? Enak-enak tidur disuruh bangun nanti kalo lagi bangun disuruh tidur gitu?! Apa aku tidur sambil jalan aja biar tidur sama bangun! Bodo amat lah mandi tinggal mandi kok ngomong!"

Selesai mandi sudah cantik, manis, manja, dengan baju ungu yang simpel tapi membuat aku jatuh cinta, rambut yang masih basah-basahan garing, celana hitam, sandal swalo. Aku datang kemeja makan.

"Vi hari ini kamu kepasar oke, berangkat!"

"Mana bisa? Kenapa bukan Amanda,masak cantik-cantik mainnya kepasar!"

"Udah terima nasip apa adanya aja, sana sama bibi udah ada di depan"

"Ih masak cantik-cantik bau pasar!"

"Tinggal berangkat aja apa susahnya sih!!"

pagi yang menyebalkan,biasanya yang  belanja amanda sekarang aku dan bibi yang kepasar, pengalaman baru lagi biasanya aku yang tidak pernah pergi kepasar bukan pernah lagi nggak mau kepasar, mau ngapain coba kepasar, kepasarpun sekarang mau, kalau tidak karena kasihna pasti aku juga tidak mau.

Dipasar awalnya aku tidak senang karena baunya tidak enak, tapi lama-lama didalam pasar aku sangat senang karena rasanya menjahili pedangang dan membuat orangnya kesal itu sangat menyenangkan tujuan pertama beli bayam.

“buk iki regone pironan bayeme?(Bu ini harganya berapaan bayamnya?)” bibi

“5000 aja mbak”

“lima ribu kok aja! Larang meni rong ewu mangatus wae ya( mahal sekali dua ribu lima ratus aja ya)”

“yowes jipuk, karo opo meneh mbak tempe tahune orak?( Ya udah ambil, sama apa lagi mbak tempe tahunya tidak?)”

“rak sah wes kuwi wae(tidak usah sudah itu aja)” bibi memberikan uang

“bibi tuh lo malu- maluin lima  ribu aja ditawar” lanjut bicara “ tapi kok boleh ya?”

“ya boleh aja, kalo disini emang tawar-menawar tu udah biasa mbak, orang biasanya aja kalau  beli ditoko udah ada tulisan harga pas masih aja ditawar, apalagi yang nggak ada tulisannya”

lanjut bicara “ ni kalo tadi nggak ditawar kan kita yang rugi kalo dari petaninya ngasih harga satu ikat bayam dua ribu terus dijual lima ribu yang jualan udah ambil untung tiga ribu banyak banget kan tapi kalo ditawar dapatnya dua ribu lima ratus boleh jadi yang jual Cuma ambil untung lima ratus jadi kalo beli- beli hati hati kalo kena tipu karen abiasanya setiap pedanagng itu ambil untung beda beda disini lima ribu disana ada yang tiga ribu ada yang enam ribu gitu” senyum kecil “ makannya orang sini itu apa ya namanya, nggak mau rugi gitu”

“oouuhh gitu”

Tujuan kedua ke tukang ayam “buk satu kilonya harganya berapa”

“35rb”

TERLALU! [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang