Petualangan

19 3 0
                                    

Waktu terus berjalan sekarang sudah semakin siang sekitar jam delapan kita berangkat untuk kesalah satu wisata air didaerah sana, ya walau jalannya sangat jauh tapi sepanjang perjalanan aku melihat pemandangan yang belum pernah aku lihat, disana benar-benar masih segar dimana-mana masih hijau.

Sepanjang jalan setapak yang kita semua lewati dipingirnya ada seperti selokan tapi itu sangat bersih dan airnya masih jernih.

saat kita jalan kita bertemu banyak orang, ada yang bawa cangkul, bawa curit orang-orang itu pada mau berangkat ke ladang mereka.

"monggo pak(silahkan pak)"ucap klana

"kamu ngapain?"

"ya menyapa dong!! kita itu harus ramah dengan orang lain, lagi pula kita kan juga bukan orang sini kita harus menghargai orang sini" aku menganggukan kepala

Ya walau aku sebenarnya saat itu tidak tahu arti Monggo itu apa? Aku hanya melakukan apa yang mereka lakukan dan aku meniru mereka selagi menurutku itu baik, nyatanya walau aku tidak kenal dengan orang-orang yang aku sapa mereka melemparkan senyuman yang membuat ku senang.

Jadi Monggo itu silahkan, biasanya ucapan Monggo digunakan untuk menghargai orang yang lebih tua dari kita seperti menyapa seseorang gitu, ya pokoknya gitulah susah jelasinnya.

Aku yang tadinya berjalan didepan kak ardan dan klana aku berjalan lebih cepat untuk menyelip teman-teman yang berjalan didepanku. Dan aku berjalan paling depan, belakangku amanda dan sandra.

aku melihat ada ibu-ibu yang sedang berjalan membawa keranjang dari bambu di pungungnya.

"monggo ibuk hati-hati dijalan ngeh buk( silahkan ibu hati-hati dijalan iya bu)" ucapku selembut kapas sambil memegang tasku yang sedikit berat.

Semua orang yang lewat berpapasan denganku aku sapa semuanya dan kita melewati pinggir sawah aku melihat ada bapak-bapak yang sedang mencangkul sawahnya aku memangilnya dengan keras karena jaraknya agak jauh dari tempat aku berdiri.

"pak..pak..monggo( pak..pak.. silahkan)" teriakku dan bapak itu membalasnya dengan mengangkat tangan kanannya, tersenyum dan menganggukkan kepalanya, kita semua juga tersenyum dengan beliau dan kita melanjutkan perjalanan.

"nyapa orang boleh tapi jangan kayak gitu juga dong"sandra

"yo porah to(ya biarin dong)"

Kita melanjutkan perjalanan di setengah perjalanan kita istirahat dimusholla diperkampungan untuk sholat duhur sejenak dan minum disitu setelah itu kita lanjut untuk jalan lagi.

Aku benar-benar belum pernah jalan sejauh itu sampai kakiku rasanya mau patah, tapi aku tidak mau banyak mengeluh karena, nanti kalau aku sedikit-sedikit mengeluh pasti mulut Sandra akan berkumur-kumur lagi dan nanti malah membuat suasana jadi tidak nyaman lagi mending aku diam dan rasakan sendiri saja.

Hari itu adalah hari yang sangat melelahkan tapi lelah itu terbayarkan saat kita sampai diwisata air yang indah itu.

Sebelum kita sampai kita istirahat di bawah pohon dan disitu ada pasangan suami istri yang sedang istirahat juga mereka baru menanam padi disawahnya.

"amet buk pak kita badhe nunut istirahat(permisi pak kita mau numpang istirahat)"

"ngeh-ngeh monggo pinarak, niki badhe ten pundi?(iya-iya silahkan duduk, ini mau kemana?)"

"wisata air buk"

"oh ngeh la niku teng ngisor air terjune, niku sampun krungu suara banyune(oh iya la itu dibawah air terjunnya, itu sudah dengar suara airnya) "

Kita semua diam fokus untuk mendengarkan suara air, dan kita mendengar suara air itu seperti memanggil kita untuk segera berenang disana. Kita semua tersenyum dan melihat sawah yang baru mau ditanami padi.

TERLALU! [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang