Satria kembali di waktu malam hari, untuk bertemu dengan dinginnya udara di tenda perkemahan. Ia melihat di sekelilingnya dan tidak ada orang lain di sana, sepertinya Lindis masih belum tertidur. Penasaran, Satria keluar dari tenda.
Beberapa tenda baru sudah didirikan. Jika perhitungan waktu di tempat ini sama dengan bumi, maka baru dua hari berlalu. Tapi sudah ada lebih dari 32 tenda yang sudah di dirikan. Jika satu tenda bisa menampung delapan orang, maka ini sudah ada 256 orang. Tapi ada dua tenda spesial yaitu tenda untuk Lindis dan Satria sendiri, lalu tenda untuk para arsitek kiriman Merchant Association jadi budak yang sudah datang kesini setidaknya ada 240 orang.
Satria melihat perapian yang menyala kuning di kegelapan malam. Di sana ada beberapa orang yang membawa senjata pedang dan tombak. Sesekali mereka bercakap-cakap tapi terlihat mereka semua, para budak itu seperti boneka mati. Satria juga melihat beberapa barikade dan juga tembok kayu dibentuk di sekitar perkemahan.
Mungkin Satria terlalu meremehkan ancaman bernama monster di dunia ini. Untuk para Hyu-man sampai membuat sesuatu seperti itu di tempat itu dalam dua hari ini. Betapa mengerikannya keterampilan tangan mereka.
Satria mendekat ke api unggun, para budaknya masih ada yang berjaga disana menikmati hangatnya api. Ia melihat Lindis dari kejauhan dan mendekati perempuan pemburu itu. Lindis yang melihat Satria berjalan mendekatinya langsung terkejut dan memeluknya menunjukkan kasih sayang. Satria menerima pelukan Lindis dan juga ciumannya.
"Selamat datang kembali."
"Umm ... aku pulang." Satria bertanya. "Kenapa kalian ada di luar? Bukankah dingin di sini?"
"Mereka adalah budak yang bertugas untuk menjaga. Nanti kami akan bergiliran menjaga kemah." Kata Lindis.
"Menjaga? Dari apa?"
"Night Creatures, Demonic Creatures."
"Huh ..., bukankah ada Warding Stones?" Satria heran.
"Tidak cukup, meski Warding Stones bisa menghalau mereka ... tapi jika perkemahan sangat besar seperti ini itu tidak mungkin. Monster yang kuat akan menubruk penghalau lalu memasuki area ini dengan mudah. Jika seperti itu terjadi—" Jelas Lindis yang tiba-tiba melihat salah sisi hutan dengan mata pemburunya.
Meski Lindis adalah seorang yang tak bisa melihat di kegelapan malam, persepsinya akan keberadaan makhluk sangat tinggi. Ia bisa mengetahui keberadaan sesuatu dari kejauhan hanya dengan telinganya. Perhatian Satria juga tertarik menganut pandangan Lindis.
"Ada apa?"
"Aku merasakan sesuatu dari sana ..."
"Demonic Creatures?"
"Tidak, ini Night Creatures ... "
Lindis beranjak mengambil panah dan busurnya. Ia melilit ujung anak panah dengan kain dan membakar kain itu. Menarik tali busur, anak panah diluncurkan dengan gerak parabola. Anak panah itu mendarat di salah satu batang pohon dan memberikan pencerahan.
Oy, oy ..., kalau nanti apinya membesar dan jadi kebakaran hutan bagaimana?
Satria tak kesampaian untuk mengomentari perbuatan Lindis. Satria melihat di kejauhan dan dari api kecil di ujung anak panah itu ia bisa melihat sesosok yang bilamana ini adalah bumi maka mereka adalah apa yang disebut zombies. Mayat hidup dengan daging busuk dan mata biru dingin yang menyala di malam hari.
"Zombie?" gumam Satria.
"Tidak, ini Wight."
"Apa bedanya? Tunggu, jadi di dunia ini ada? Zombies?"
"Wight dan Zombie berbeda ... pada dasarnya Wight dan Zombie sama-sama mayat hidup, tapi Zombie mencari mangsa dengan suara sedangkan Wight mencari kehangatan." Lindis menjelaskan perbedaan diantara keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dimensional Merchant
AdventureHampir di segala dimensi, namanya dikenal. Bukan nama aslinya, tapi nama samaran yang selalu dipakainya. Ketenarannya melebihi segala makhluk. Jika ada yang bertanya siapa makhluk paling kaya di dunia ini, maka siapa saja pasti akan menyebut namanya...