5

2.6K 306 33
                                    

Note

August 5th

Hari pertama aku melihatmu, aku merasakan jiwaku hilang kini kembali  menemukan jalan pulang. Kedinginan yang menyelimuti tubuhku, tak akan lagi berguna dan segala kerinduanku akan segera terbalaskan.

Aku merasakan kehangatan yang mengalir dari aliran darahmu. Ia menyentuh kulitku dan membawaku merasakan kenangan yang telah lalu. Terima kasih. Kau menepati janjimu untuk tetap bersamaku.

Detak jantungmu masih sama. Wajahmu pun tiada yang berbeda. Namun, mengapa aku tak melihat lagi pancaran istimewa yang kau keluarkan dari kedua manik matamu?

Kau datang. Kau kembali, dengan raga yang sama, dan jiwamu berbeda.

***

"Kamu harus menemuinya, Nak. Dia menunggumu."

"Sampai kapan Mama akan memaksaku? Mama tidak pernah mengerti bagaimana perasaanku?"

"Mama tau. Mama hanya ingin kau bahagia dan melupakan kesedihanmu. Pergilah, Nak. Demi Mama.."

Taehyung menutup kembali tugas-tugas yang ia bawa dari kampus. Relung hatinya terasa sesak setiap kali sang mama memerintahnya untuk menemui seorang gadis. Seperti sebuah mesin rusak yang semakin dipaksakan akan semakin hancur. Taehyung bukannya berniat mengecewakan mamanya, kenyataannya hatinya belum sepenuhnya terbuka. Luka itu masih menancap dan sulit sekali untuk disembuhkan.

"Mama tau, betapa aku sulit tidur tiap malam? Memang aku takut mengecewakan Mama, tetapi di sisi lain hatiku masih terluka. Hatiku masih belum sembuh total, Ma. Jadi tolong, jangan paksa Taehyung."

"Nak, sekali ini saja. Kau sendiri kan yang memutuskan untuk berubah? Kau bisa memulainya dalam hal percintaanmu juga. Harus ada seorang gadis yang merawatmu menggantikan Mama."

"Ma.."

"Taehyung, dia orang yang sangat kau kenal. Mama yakin, setelah bertemu dengannya kau akan senang."

Seakan tak ada pilihan lain, Taehyung pergi malam itu dengan mengabaikan perasaannya. Karena tak bisa membahagiakan Seoyun, setidaknya ia harus bisa membahagiakan keluarganya.

Taehyung menyiapkan mobil dan segera meluncur menuju lokasi yang dibilang oleh mamanya.

Sementara, di sebuah restoran, seorang wanita dengan gaun berwarna merah muda duduk sendirian. Ia tampak menunggu kehadiran seseorang. Dari kedua hazelnya, wanita tersebut terlihat cemas sekaligus penasaran. Apakah sahabat lamanya akan datang dan masih mengenalinya?

Ia menautkan jari-jarinya, serta beberapa kali memeriksa ponselnya. Tak ada kabar. Yang jelas, ia mendapat pesan bahwa sahabat lamanya akan tiba dan bertemu dengannya.

"Permisi, meja nomor 12 dimana ya?"

"Di sebelah sana, Tuan. Mari saya antar."

Ya, penantian wanita itu ternyata tak sia-sia. Senyum mengembang saat seorang pria tampan dengan pakaian formalnya datang. Wanita itu berdiri menyambut sahabat lamanya dan memberikan sebuah jabatan tangan.

"Nay?"

"Kau masih mengingatku?"

Keduanya sama-sama tersenyum dan berjabat tangan.

You Are The Reason ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang