"Pa, ambulance! Mana ambulance-nya?!""Taehyung ... sudah terlambat. Ambulance akan segera datang, tapi ... mamamu...."
Taehyung menangis, ia berusaha menolak kenyataan yang ia hadapi saat ini. Nyawa mamanya melayang. Sudah tidak mungkin lagi terselamatkan karena kehabisan darah. Juga, luka tusuk di dada sebelah kirinya, sudah pasti mengenai jantung.
Taehyung memandang nanar kedua telapak tangannya yang berlumur cairan merah. Kenapa harus begini kematian mamanya?
Bukankah Tuhan menggariskan takdir yang terlalu kejam?
"Tidak akan kubiarkan pembunuh itu lolos! Aku yakin, sekarang dia menculik Seoyun supaya kita tidak lapor polisi. Dia pasti akan mengancam!"
Tuan Kim tak mampu berbuat apapun. Ia ikut terpukul atas kepergian wanita yang mendampinginya selama berpuluh tahun itu. Ia jauh lebih terpukul karena melihat sang putra yang harus lagi-lagi mengalami kesedihan.
"Pa ... apa mama punya musuh? Sungguh. Aku tidak akan pernah membiarkan orang itu berkeliaran dan melakukan hal yang sama pada Seoyun!"
"Tenangkan dirimu, Nak. Biar polisi yang urus, bahaya."
"Tidak, Pa! Dia membawa istriku! Bagaimana aku bisa tenang?!"
Napas Taehyung tersengal, emosinya tidak terkontrol. Sementara itu, ambulance berhasil tiba. Mayat mamanya diangkut dan akan segera diautopsi. Polisi pun juga tampak hadir, menginterogasikan beberapa pertanyaan pada Tuan Kim.
Taehyung masuk ke dalam ambulance, ikut mengantarkan mamanya yang sudah tak bernyawa ke rumah sakit.
***
"
Pak Taehyung?!"
Suara derap langkah yang dipercepat menggema di sepanjang lorong rumah sakit. Terlihat gadis berambut panjang—sedikit basah—berlari menuju seorang lelaki yang terduduk pasrah menundukkan kepalanya menatap lantai yang dingin.
Sohyun dengan cepat memeluk tubuh lelaki itu. Beberapa kali, pipi Taehyung ditangkupnya. Pertanyaan, "apa Bapak baik-baik saja?" terus berulang memenuhi indera pendengaran Taehyung.
Jelas sekali, gadis itu khawatir. Apalagi, mendengar dari Tuan Kim bahwa telah terjadi pembunuhan di kediamannya, dan yang menjadi korban adalah mama Taehyung sendiri.
"Sohyun...." lirih Taehyung. Ia mendekap tubuh mungil Sohyun dan menyembunyikan wajahnya dalam pelukan gadis itu.
"Semua akan baik-baik saja, Pak. Tenanglah.... Polisi akan segera menangkap pelakunya. Aku yakin."
Entahlah. Hati Sohyun ikut tersayat. Tak pernah ia lihat Taehyung menitikkan air mata sebelumnya. Lelaki yang sebenarnya tampak kuat pun juga punya sisi yang rapuh. Ibu adalah bagian keluarga yang terpenting. Wanita pertama yang memberi mereka kehidupan, memberi mereka ASI. Dan yang melahirkan mereka dengan penuh perjuangan, rela menghadapi kematian.
Kehilangan seorang ibu tentu bukan perkara sepele.
Di saat yang sama, Jungkook menyusul Sohyun. Memastikan tidak ada bahaya yang mengikuti gadis itu.
"S-siapa?" bisik Taehyung ketika menyadari keberadaan Jungkook.
Tidak mungkin Sohyun menjelaskan kebenaran soal Seoyun—dengan kata lain Tzuyu. Apalagi di tengah kondisi Taehyung yang seburuk ini. Sohyun hanya akan meperparah mental Taehyung jika ia mengatakan bahwa seseorang yang dianggap Taehyung sebagai Seoyun selama ini adalah penipu.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The Reason ✔
FanfictionTaehyung adalah seorang dosen muda berbakat yang dingin pada setiap wanita. Kehilangan "seorang wanita yang paling berarti dalam hidupnya" membuatnya 100% berubah. Namun, suatu hari saat ia berpindah ke tempat kerjanya yang baru, seorang mahasiswi c...