34

1.1K 163 15
                                    

Mobil sedan hitam kesayangan Taehyung sudah siap dikendarai. Kini, ia bersama istrinya—Tzuyu—akan pergi menuju ke rumah orang tuanya. Setelah menimbang-nimbang dengan matang, Taehyung memutuskan resign dari pekerjaannya sebagai dosen. Tidak ada alasan lagi untuk dirinya tidak menginjak kantor. Sekarang, dia benar-benar yakin mau mengambil alih posisi Tuan Kim, menjadi seorang CEO sejati.

Sungguh penantian yang amat panjang, bukan? Tuan Kim mungkin senang mendengar berita ini. Setelah tiga tahun lamanya, putra semata wayangnya bangkit dari kesedihan dan mau menjalani hidup. Taehyung yang dulu sering mengurung diri di kamar, saat ini berhasil lepas dari belenggu kematian Seoyun.

Lelaki itu cukup bahagia. Hidupnya dikelilingi oleh dua orang gadis yang dicintainya. Apakah ia egois? Dalam hatinya, Taehyung tidak bisa memilih salah satu di antara Sohyun dan Seoyun. Keduanya sama-sama berarti. Tapi, jika suatu saat ia harus memilih, akankah hatinya berlabuh pada Sohyun atau akankah ia menetap pada cinta pertamanya yang sebenarnya palsu?

"Tunggu, untuk apa kita mengajaknya? Dia bukan anggota keluarga," kata Tzuyu ketika mengetahui Sohyun masuk semobil bersamanya.

"Dia ada kuliah, sekalian saja berangkat bersama. Lagi pula, kampusnya dengan rumah papaku searah, kan?"

"Dia kan bisa naik kendaraan umum, ngapain harus jadi orang ketiga, sih?"

Taehyung melirik Tzuyu dengan wajah yang tidak bisa dibaca. Membuat gadis itu tak nyaman.

"Kenapa menatapku seperti itu?"

"Entahlah. Aku rasa, kau mulai sedikit berubah. Mungkin ini efek hilang ingatan, ya," ucap Taehyung menduga-duga.

"Nah, Sohyun, maaf. Aku tidak bisa mengantarmu masuk ke dalam. Nanti berhenti di pintu masuk kampus saja, ya?"

"Oh ... baik, Pak. Nggak masalah, kok," jawab Sohyun kaku.

Hm, apakah ini? Rasa-rasanya Sohyun tidak bisa berhenti menatapi Taehyung dari kaca spion yang ada di depannya. Meskipun ia duduk di belakang, dari spion itu, wajah serius Taehyung saat sedang menyetir dapat terlihat jelas.

Sesekali, Sohyun mengkhayal. Bagaimana jika ia benar-benar menikah dengan Taehyung? Menjalani hidup suami-istri yang sesungguhnya. Pasti menyenangkan. Lalu, mereka memiliki anak, satu laki-laki dan satu perempuan. Mereka membeli rumah yang letaknya jauh dari perkotaan, rumah yang berada di pedesaan. Dekat dengan pegunungan. Kalau musim semi, pemandangannya pasti akan sangat indah. Belum lagi, ketika Taehyung memanggilnya dengan sapaan "sayang". Hanya tertuju padanya, satu-satunya panggilan untuknya. Tak ada yang lain. Pasti begitu—

"Sohyun? Kau kenapa?"

Sohyun membenarkan ekspresi wajahnya. Apakah bengongnya tadi terlihat bodoh di mata Taehyung?

"I-iya, Pak. Kenapa?"

"Kau ini, aku tanya malah balik tanya."

"Ini sudah sampai, kau boleh turun."

"Ah ... iya. Terima kasih," ucapnya selagi membuka pintu mobil.

Hampir saja ketahuan. Apa yang baru saja ia bayangkan tadi? Kenapa memikirkannya sekarang malah membuat geli?

Nikah, punya anak, tinggal di pedesaan. Mati saja kau Sohyun! Semua itu tidak akan pernah terjadi! Kau hanya kebanyakan nonton drama di televisi.

***

"Wah, Taehyung. Ada apa kemari?"

"Pa, aku sudah memutuskannya."

"Soal?"

"Soal kembali ke perusahaan dan menggantikan posisi Papa."

"Kamu serius, Nak? Kamu sudah pertimbangkan baik-baik?"

You Are The Reason ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang