"Nona?""S-saya dimana?"
Sohyun sadar sepenuhnya. Ia dalam kondisi linglung, tak tahu dimana keberadaannya dan siapa lelaki yang muncul di hadapannya ini.
"Nona di rumah sakit. Saya menemukan Nona pingsan di tepi jalan tadi."
Sohyun, gadis itu mengingat ulang kejadian apa yang menimpanya sebelum akhirnya ia berada di atas ranjang rumah sakit. Hatinya lagi-lagi sesak, bukan karena asmanya kambuh, tetapi kali ini berbeda. Dadanya terasa seperti ditekan oleh rasa sakit yang tak bisa diindera.
"Sebenarnya, apa yang terjadi Nona?"
"Ah, mungkin.. asma-"
"Bukan, saya melihat ada hal lain. Maaf, tapi saya sempat melihat Nona keluar dari gedung dalam keadaan menangis."
"Eh, tidak masalah kalau Nona tidak mau cerita. Itu hak dan masalah pribadi. Niat saya cuma mau membantu selagi ada yang bisa saya bantu."
Lelaki ini sangat sopan. Namun tetap saja, Sohyun tak bisa memberitahukan permasalahannya pada orang asing. Lagipula, yang harus ia lakukan sekarang adalah berterima kasih.
"Terima kasih, untung kamu nolong saya. Kalau nggak, mungkin saya udah nggak bernafas lagi."
"Sama-sama Nona. Tapi, tidak bagus berkata seperti itu. Nona nggak boleh nyerah buat bertahan hidup, Nona juga tampaknya masih sangat muda. Masih ada banyak hal yang perlu dikejar kan?"
Banyak hal. Iya, tentu saja. Sohyun ingin lulus menjadi seorang sarjana dan bekerja di sebuah kantor yang besar. Ia ingin menghasilkan banyak uang terutama untuk kesejahteraan keluarga kecilnya.
Ya Tuhan, bagaimana bisa Sohyun menyerah pada hidup begitu saja?
Ia setidaknya harus menunjukkan aksinya.
Dan yang terpenting, ia tidak boleh mundur hanya karena masalah cinta.
Tunggu, cinta?
"Oh iya, Nona. Perkenalkan, saya Jeon Jungkook."
***
"Lo nggak papa kan, Hyun? Kok nggak nelpon gue aja kemarin?"
Sohyun tak perlu melakukan rawat inap. Ia cukup diberi alat bantu nafas selama beberapa jam ke depan, setelah itu ia diperbolehkan pulang.
Saat ini, ia sedang berada di apartemen Chaeyoung. Ia berniat tidak kembali ke kosnya dulu, takut-takut kalau Hanbin mengetahui kondisinya yang seperti itu. Lemah dan berlumuran air mata.
"Chae, aku baik-baik aja kok. Untung kemarin Jungkook nolongin aku."
"Jungkook, siapa?"
"Aku juga nggak tau. Kami baru kenalan juga kok."
"Wah, ganteng nggak? Kalo ganteng, boleh dong jodohin dia sama gue?"
"Apaan sih Chae? Sahabatmu dalam keadaan kayak gini, kamu masih bisa bercanda ya? Dan lagi, Jungkook itu kesini nyariin pacarnya. Jangan berharap kamu bisa jadian sama dia deh."
"Nyari pacarnya? Emang pacarnya kemana?"
Sohyun menarik napas sambil membetulkan posisi bantalnya. Ia sedang berada di kamar Chaeyoung. Sahabat Sohyun itu tak keberatan mempersilakan Sohyun untuk menginap dan tidur di kamarnya. By the way, itulah arti sahabat. Iya kan? Teman di kala senang dan susah.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The Reason ✔
ФанфикTaehyung adalah seorang dosen muda berbakat yang dingin pada setiap wanita. Kehilangan "seorang wanita yang paling berarti dalam hidupnya" membuatnya 100% berubah. Namun, suatu hari saat ia berpindah ke tempat kerjanya yang baru, seorang mahasiswi c...