Pria berpostur menjulang itu melonggarkan dasinya. Kancing kemejanya ia buka sembari memasuki kendaraan beroda empat yang tiap hari setia mengantarnya bekerja. Ia letakkan tas kerjanya di bangku belakang, dibenarkannya kaca spion bagian atas. Lelaki itu memandang wajahnya sejenak sebelum akhirnya menutup pintu mobil dan bersiap menancapkan gas dan pulang menuju apartemen.Hari ini Taehyung bekerja cukup keras. Setelah lama tidak beraktivitas, rupanya ia mulai menikmati kembali rasa-rasanya menjalani kesibukan berat. Sejak kehilangan Seoyun, Taehyung tidak tahu harus berbuat apalagi. Namun sungguh saran yang diberikan Baekhyun ampuh mengembalikan jiwanya sedikit demi sedikit.
Seoyun, kurasa aku mulai menemukan semangatku yang hilang.
Di perjalanan, tak sengaja ia menemui seorang gadis bergerak melangkah dengan mimik wajah murung. Ada gejolak dalam hatinya untuk tetap melaju saja, tetapi ia gagal. Taehyung gagal mempertahankan prinsipnya untuk bersikap dingin, hanya pada satu orang. Satu wanita. Dia adalah gadis yang pertama kali Taehyung temui ketika dirinya sampai di kampus untuk melaksanakan tugasnya sebagai dosen baru. Dia lah Kim Sohyun.
Ah, masa bodoh!
Suara decitan rem terdengar mengusik langkah Sohyun. Gadis itu pun berhenti dan melirik mobil yang Taehyung tumpangi.
Taehyung membuka kaca mobilnya. Dengan muka yang ia buat sedatar-datarnya, Taehyung berkata, "Butuh tumpangan?"
Tak juga menerima respon dari Sohyun, Taehyung pun geram. Ia turun dari mobil dan menyeret lengan gadis itu untuk masuk ke dalam. Sohyun sudah pasti terkejut, terlihat dari kedua matanya yang mendelik tidak santai juga reaksi tubuhnya yang begitu tegang.
Di dalam mobil pun, Sohyun tak berhenti menatap wajah dosennya itu. Aneh, pikirnya.
"Bapak ngapain bawa saya masuk? Bapak mau nyulik saya?"
Taehyung tahu kalau Sohyun tipikal gadis yang keingintahuanya besar. Namun, bukankah keterlaluan jika Sohyun tidak memahami apa yang sekarang Taehyung coba tunjukkan? Ya! Pria itu dengan baik hati hendak mengantar Sohyun pulang.
Tak seperti normalnya, dimana Sohyun akan terus berceloteh saat Taehyung terus mendiaminya. Gadis itu benar-benar tampak murung. Hal itu membuat Taehyung agak khawatir.
Kenapa? Apa aku mencemaskannya??
Ah, ya! Dia mahasiswiku.. wajar bila aku mencemaskan mahasiswiku kan.
Kacaunya dalam isi kepalanya.
Sesuatu yang perlu Taehyung ketahui adalah dirinya tidak pernah bisa menolak kata hati. Yang namanya penasaran, tetaplah penasaran. Meskipun ia mencoba menutupi kepenasarannya, pada akhirnya ia akan mengeluarkannya juga. Terutama setelah melihat sebuah syal berwarna peach terpasang indah menutupi leher Sohyun.
Syal? Tidak biasanya gadis ini memakai syal.
"Kau membelinya?"
Pertanyaan Taehyung yang tiba-tiba, langsung membuyarkan lamunan Sohyun. Ia refleks melepas syalnya, mengangkatnya setinggi bahu dan memperjelas kembali arah pertanyaan Taehyung.
"Maksud Bapak, ini?"
"Hm.."
Sebuah deheman keluar dari mulut Taehyung, memaksa Sohyun mau tidak mau membalas pertanyaannya.
"Dari Kak Hanbin, bagus kan?"
"Apa dia pacarmu?"
Tak memperhatikan topik yang Sohyun bawa, Taehyung justru mempertanyakan masalah yang sukses merusak suasana hati Sohyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The Reason ✔
FanfictionTaehyung adalah seorang dosen muda berbakat yang dingin pada setiap wanita. Kehilangan "seorang wanita yang paling berarti dalam hidupnya" membuatnya 100% berubah. Namun, suatu hari saat ia berpindah ke tempat kerjanya yang baru, seorang mahasiswi c...