Hari ini, Ayu pergi ke kantin dan memang Lida sudah mengirim pesan kepadanya. Hingga ayu pun celingak celinguk untuk mencari temannya. Hingga teriakan dari Lida pun membuat ayu segera terarah mencari sumber suara.
"Ayu... Woi, sini... !" Lida memanggilku dengan sangat keras, sekaligus melambaikan tangannya padaku. Segera aku menghampirinya dan langsung duduk di kursi pas depan Lida.
"Yuk, Kamu mau makan apa," ucap Lida padaku.
"bakso deh. Aku pengen bakso." dibalas olehku cepat. Hingga Lida menganggukkan kepalanya. Seperti biasa, Lida berteriak dan memesan makanan dan minuman yang membuat aku merasa jengkel kepada temanku. Suara pukulan kecil mendarat ke kepala Lida.
PLETAKKK...
"aww....sakit yuk. Jangan main kepala dong!? Entar aku bodoh, kamu mau tanggung jawab,"
"ya habis kamu da, enggak pernah berubah ya kamu. Seperti biasa kalau mau pesen makan sama minum kayak gitu! Emang enggak bisa apa nyamperin gitu ke penjualnya!?" ucapku dengan nada tinggi dan sedikit kesal dengan tingkahnya.
"aku males yuk berdiri." ayu pun langsung menganga apa yang dikatakan Lida barusan.
"apa lid yang kamu bilang, males berdiri!? Sumpah ya, kamu itu lid... Lid... Coba deh kamu jangan di biasakan seperti itu. Seenggaknya lebih bagus itu kamu berdiri, langsung pesen ke penjualnya. Bukan teriak macam toak tahu enggak kamu,"
"hehehe.. Iya deh iya.... Maaf!"
"awas ya sekali lagi kamu kayak gitu, mending enggak usah deket-deket aku lagi lid." ucapku penuh dengan keseriusan.
"iya iya. Aku janji enggak bakal kayak tadi. Suwer!" ucapnya dengan keseriusan untuk berubah. Hingga tak lama kemudian, pesanan mereka sudah datang. Segera mereka makan. Hingga beberapa lima menit kemudian, Lida bertanya pada Ayu.
"eh... Tadi kamu ngapain ke ruangan pak Rizal," ucap Lida padaku penuh penasaran.
"tau ah! Males aku denger nama dia. Dasar dosen laknat." ucapku dengan penuh kesal bahkan melebihi.
"eh.... Kok gitu sih kamu yuk?? Dia dosen kita loh. Kok malah bilang dosen laknat!? Kenapa memangnya, cerita," ucap Lida yang masih lahap dengan siomay yang dimakan. Hingga Ayu pasrah dan cerita apa yang terjadi tadi di ruangan Rizal.
"dia nyuruh aku jadi asdosnya." ucapku yang masih makan dan sedikit kesal jika harus membahas nama dosen itu. Hingga Lida pun tersedak.
"Uhuk... Uhuk...." Lida segera ambil minuman di depannya. Ayu dibuatnya terkejut. Matanya memutar bola malas.
"Serius itu pak Rizal nyuruh kamu jadi asdosnya!?" masih penasaran apa yang Ayu katakan bukan angin lewat atau mimpi. Bahkan ini nyata.
"iya. Aku disuruh jadi asdos dia. Padahal aku kan enggak pengalaman tentang asdos. Iya itupun cuma bantu bantu apa gitu!? Kalau sampai ngajar mah, ogah! Kan S1 enggak boleh ngajar sesama S1. Apalagi yang belum lulus malah jadi asdosnya. Sinting kali ya dosennya! Enggak bisa bedain belum lulus sama yang sudah lulus. Toh juga bisa kan nyari asdos cowok atau cewek yang sudah lulus. Lah ini, malah aku yang jadi asdosnya. Kan sebel akunya! "ucapku panjang lebar. Hingga Lida mengerjapkan matanya berkali kali.
"Jadi....ehem! Awas entar benci, kesel, jadi cintaaaaaaaaa..... Hahahaha." ucap Lida yang membuatku bikin kesel setengah mati. Bahkan di Ledek Lida, Ayu pusing jika bahas dosen itu.
"udahlah yuk... Terima aja. Toh juga buat pengalaman kamu juga."
"pengalaman gundulmu itu! Aku bosen lihat dia, sok cool, dingin, bahkan cari tepos sama mahasiswi sana sini. Enggak bisa apa ya dia jauh jauh dah, dan menghilang gitu!?"
"ya... Namanya juga jodoh yuk, enggak bakal kemana kok. Toh juga nanti kamunya juga suka sama dia."
"Amit-amit deh ya, kalau sampai suka sama si dosen itu. Males ah! Jangan bahas itu lagi." Ucapku yang benar-benar saat ini tidak mau membahas nama dosen berinisial R.
"Ya sih, sekarang kamu bilang males atau benci bahkan muak. Tapi... Suatu saat, kamu bakal suka sama dia. Dan, kalau nikah sama dia, jangan lupa undang aku dan yang lain, biar dapat makan gratis," ucap Lida yang pastinya sudah siap melihat temannya untuk siap mendaratkan pukulan kecil. Hingga segera Lida kabur dari kantin tersebut.
"LIDAAAA.....KAMU YAAA!" Dengan teriakan yang keras, membuat seisi kantin menoleh ke Ayu. Ayu tak menghiraukan penghuni di kantin melihatnya. Tapi yang dibuat masalah hari ini yaitu, satu hari moodnya hancur karena nama R,dosen gila dan temannya yang snewen alias sedeng.
Enggak dosen dan teman sama saja. Sama-sama membuat moodnya hancur dan makan yang dipesan pun tak sampai habis. Akhirnya, Ayu pergi dari kantin meninggalkan bakso yang masih menyisakan.Wowowowo....
Wiihh... Udah bagian ke empat aja nih yee.. Alhamdulillah deh! Soalnya ini doa dari kalian yaa. Semoga tetap update terus. Amiin.Gimana cerita yang ini menurut kalian guys, biasa apa gimana! Komentar dongg... Authornya pengen tahu komentar kalian.
Hhm.... Mau bahas apalagi ya... Hmm.. Kayaknya udah deh. Udah sampai disini dulu maksudnya... Hahaha.. Salfok yaa.Ya udah, sampai ketemu di bagian cerita ke lima yaa.. Sampai jumpa!
See you.Publisher, 12 Januari 2019
Penulis ;
@sriwahyuolivm
KAMU SEDANG MEMBACA
SENKU (DOSEN KUTUB) Part Lengkap Edisi Revisi
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM DIBACA) No Plagiat, Dosa. Romantis nan baper. Dwikatmoko Abrima Rizal Dosen paling dingin, cool, tampan, tinggi 170. Ia adalah dosen di Universitas Airlangga Surabaya yang berperan menjadi dosen Pendidikan bahasa dan sastra In...