23. Calon Mertua

9.2K 299 1
                                    

Jadi, pak Rizal ngajak aku ke rumahnya!? Berarti, ketemu sama calon mertua dong!? Enggak apa-apa deh! Biar akrab gitu sama ibu dan bapaknya.

Saat ini, aku dan pak Rizal sudah berada di dalam mobil. Mobil yang kami tumpangi, menyusuri jalan raya yang begitu macet. Jadinya, kami di dalam hanya diam tanpa suara. Aku melihat di pinggir-pinggir jalan melalui jendela mobil. Seketika itu Juga, kami sudah tiba di rumah pak Rizal-milik-orang tuanya.

Kami segera turun dari mobil. Aku masih terdiam di samping pintu mobil. Pak Rizal segera menyuruhku untuk masuk.

"Ayo, masuk." ucapnya.

"Iya pak." aku mengangguk. Dan aku mengekor di belakang pak Rizal. Setelah tiba di depan pintu rumah, pak Rizal tidak lupa untuk mengetuk pintu.

Tok... Tok...Tok...
Assalamu'alaikum. Ucapnya yang sudah mengetuk pintu tiga kali dan mengucap salam tiga kali. Akhirnya, kami berdua mendengar pintu terbuka. Dan, siapa yang membukanya pemirsa!? Beliau adalah, Ibu mertuaku. Yap! Beliau menyapa kami dengan senyum manisnya.

"Loh, ada nak Ayu? Mari masuk nak," ucapnya yang langsung ku cium punggung tangannya. Hal yang sama dilakukan pak Rizal, mencium punggung tangannya juga. Kami bertiga masuk ke dalam rumah. Ibu mertuaku menyuruhku untuk duduk di sofa. Sedangkan pak Rizal, masih ke kamarnya sebentar.

" Nak Ayu duduk dulu ya? Ibu mau ke dapur dulu buat minuman," ucapnya padaku. Sehingga aku menolak untuk dibuatkan minuman.

"Enggak usah ibu. Tidak usah repot-repot. Nanti, saya akan ke dapur sendiri kok bu. Sekali lagi terima kasih banyak ibu. Tapi, saya tidak mau merepotkan ibu. Biar saja nanti bu."ucapku pada ibu mertuaku.

" Ya sudah kalau begitu. Ibu tinggal dulu ke dalam ya? Kalau haus, Nak Ayu bisa ambil di dapur. Ibu tinggal ya? Sekalian nunggu Rizal keluar dari kamar."ucapnya yang sudah meninggalkanku sendiri. Dan akhirnya, aku duduk di sofa bagaikan ratu. Aku merasa tidak nyaman jika duduk di sofa. Apalagi nunggu pak Rizal.

"Lama amat dah ke kamar!" ucapku dalam hati. Mungkin aku ke dapur saja untuk membuat minum dan pak Rizal juga. Aku beranjak berdiri, segera menuju ke dapur untuk membuat minum untuk pak Rizal dan aku.

Di dapur...

Setelah tiba di dapur, aku melihat ibu mertuaku masak. Aku segera menghampiri ibu mertuaku.

"Ibu masak apa?" ucapku yang sudah berbicara padanya.

"eh, Nak Ayu. Ini, ibu masak tumis cumi kesukaan Rizal."ucapnya yang sudah memberitahuku.

"Jadi, pak Rizal suka tumis cumi?" ucapku membatin. Akhirnya, aku segera membantu ibu mertuaku.

"Ya sudah. Aku bantu ya bu," aku segera menawarkan bantuan untuk membantu ibu mertuaku. Hingga ibu mertuaku mengangguk dan tersenyum. Saat ini, aku dan Ibu-pak Rizal, sedang menyiapkan makanan. Dan masakan yang sudah kami masak sudah matang dan siap di hidangkan meja makan. Akhirnya, setelah makanan sudah tertata rapi.

Aku segera kembali ke ruangan tamu. Takut pak Rizal sedang menungguku disana. Dan yap, benar sekali. Pak Rizal sedang berada di ruang tamu sekaligus menonton televisi. Segera ku hampiri pak Rizal untuk makan bersama.

"Pak, kita makan dulu yuk," ucapku yang sudah menawarkan untuk makan bersama. Hingga si empunya hanya mengangguk dan menuju ke meja makan. Akhirnya, kami bertiga sudah di meja makan. Aku mengambil nasi, lauk dan sayur untuk ibu mertuaku terlebih dahulu. Baru pak Rizal. Dan setelahnya aku belakangan. Setelah semuanya sudah tersaji, kami pun makan tanpa suara dan menikmati masakan yang kami masak.

Beberapa menit kemudian...

Kami sudah menikmati makanan dengan lahap dan habis. Aku segera bangkit dari kursi dan mengambil piring-piring kotor untuk ku cuci di dapur. Makanan pun yang masih ada, aku bawa juga ke dapur dibantu oleh ibu. Setelah semuanya piring kotor sudah ku cuci, aku dan ibu langsung ke ruang tamu. Disana ada pak Rizal. Ayah pak Rizal tidak ada dirumah. Lantaran beliau kerja sebagai Dosen juga.

Akhirnya, kami berbicara hal serius, sampai bercanda. Dan tak lama kemudian, pak Rizal mengantarkanku pulang.

"Bun, aku antarkan ayu pulang ya? Udah mau sore."ucapnya pada bundanya.

" Ya sudah kalau gitu. Kamu antarkan pulang Ayu ya nak. Oh ya Yu, sampaikan  salam saya kepada ibu dan ayahmu ya?" ucap ibu mertuaku. Sekaligus menitipkan salamnya pada kedua orangtuaku.

" Ya ibu. Nanti akan aku sampaikan sama ibu dan bapak. Sampaikan salam saya dengan bapak juga bu,"ucapku padanya.

Hingga kami berdua langsung berdiri dan mencium punggung tangannya. Dan keluar dari rumah, memasuki mobil pak Rizal. Hingga mobil yang kami tumpangi, keluar dari rumah besar milik pak Rizal. Seraya aku menyempatkan melambaikan tangan ke arah ibu mertuaku.

Alhamdulillah!

Udah bisa update guys. Senengnya... Yuk, Vote segera guys. Aku bakal nulis cepat agar aku bisa menerbitkan cerita ini.

Siapa nih yang enggak sabar sama cerita ini yang bakal jadikan buku? Aku mah, enggak sabar. Kalian pasti kan ya??

Hahaha.. Udah dulu yaa.. Sampai jumpa di Part selanjutnya guys.
See you

Publisher ;
26 Pebruari 2019

Penulis ;

Sriwahyuolivm

SENKU (DOSEN KUTUB) Part Lengkap Edisi RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang