22. Ternyata, Wanita Itu...

9.9K 316 5
                                    

Alanis Shelida POV

"Yu, denger-denger ada cewek cantik loh ke ruangannya pak Rizal. Dan katanya sih, cewek yang ke ruangan pak Rizal itu, cantik loh. Terus juga wajahnya mirip gitu? Apa mungkin dia istrinya ya? Soalnya kata orang, kalau punya wajah mirip, kesannya jodoh gitu."ucapnya yang seakan mendengar kabar bahwa ada seorang perempuan cantik ke ruangan pak Rizal. Cemburu enggak nih! Hehe..

"Masak sih? Aku juga pernah ketemu sama cewek yang kata kamu barusan pas pak Rizal nyuruh aku keruangannya."ucapu pada temanku.

"Eh.. Ngomong-ngomong, kamu cemburu enggak, kalau ada cewek cantik masuk ke ruangan pak Rizal!?" ucapnya seakan ingin memanasi hati dan telingaku.

"Enggak lah. Ngapain cemburu. Toh, juga aku sama dia bukan siapa-siapa kan, Lid?" ucapku dengan sejujurnya.

"tapi kamu anak kesayangannya loh Yu. Biasanya kalau udah bareng gitu, ada rasa gitu deh sama dosennya dan asistennya gitu? Seperti di novel-novel yang pernah ku baca."ucapnya panjang lebar.

"Aku mah biasa aja Lid. Enggak ada perasaan apa-apa sama dia."ucapku padanya. Sebenarnya, aku belum cerita dengan Lida masalah perjodohan aku dan pak Rizal. Biarkan nanti saja aku beritahu waktu yang pas.

Maafin aku ya Lid. Aku harus bohong sama kamu. Karena ini masalah perjodohan dari orangtua kami. Malah calon suamiku, dosenku sendiri! Duh.. Mau taruh di mana Mukaku nanti pas aku cerita sama Lida!? Bisa di Ledek sama dia entar!? Duh... Bingung deh!

Lida hanya mengangguk apa yang ku katakan barusan menurutnya memang benar. Bahwa temannya tidak merasakan perasaan sama sekali dengan pak Rizal. Tapi, ini karena permintaan orang tuanya masalah perjodohan, mau enggak mau Ayu harus menerima.

Sriwahyuolivm pov

Saat ini, aku menuju ke tempat ruangan pak Rizal untuk meletakkan tugas-tugas yang disuruh beberapa hari yang lalu. Maka, segera ku langkahkan jalanku untuk meletakkan tugas yang sudah disuruh olehnya. Bahkan, Anda tahu pemirsa, tugas seperti itu aku yang disuruh. Kenapa enggak ketua tingkatnya saja!? Kenapa harus aku!? Oh... Tuhan! Tapi enggak apa-apa lah. Kudu bersabar. Apalagi aku notabennya adalah 'Mahasiswa'. Ya, mahasiswa. Kudu nurut kalau disuruh dosennya. Setuju enggak guys! Setuju dong yaa...

Setelah sampai di ruangan pak Rizal, aku segera mengetuk pintu.

Tok... Tok... Tok...

"Masuk" segera ku pegang knop pintunya, membuka dan menutupnya. Setelah berbalik badan, aku sepertinya tidak asing dengan wajahnya. Aku terus saja mengingatnya. Dan menit kemudian, aku memgingatnya. Wanita itu yang sempat aku lihat beberapa minggu yang lalu. Dan tadi juga diceritakan oleh Lida, bahwa ada seorang wanita yang ada di ruangannya pak Rizal. Bahkan akrab sekali. Aku segera mendekat ke pak Rizal, untuk meletakkan tugasnya di atas meja.

"Maaf, kedatangan saya kemari, untuk mengantarkan tugas yang sudah bapak perintah." ucapku dengan tegas layaknya asisten perusahaan.

#Ciyaaa.. Cocok banget deh yu kamu. Kenapa enggak kerja aja sekalian di perusahaan gitu? Toh juga, bosnya juga ganteng seperti pak Rizal. Upss.. Authornya bercanda kali...

" Kamu letakkan di atas meja," ucapnya yang sudah menyuruhku untuk meletakkan tugas-tugas yang sudah dikerjakan oleh mahasiswa. Akhirnya, aku segera pamit dan keluar dari ruangannya.

"kalau begitu, saya permisi dulu pak. Selamat siang."ucapku seraya menundukkan kepalaku, dan segera ku balik badanku menuju pintu untuk keluar. Namun langkahku terhenti di saat pak Rizal memanggilku.

"jangan keluar dulu. Duduk disini dulu."ucapnya yang sudah menahanku untuk keluar dari ruangannya.

" Nih orang kenapa manggil sih?" batinku. Akhirnya, aku nurut saja apa yang dia suruh.

Aku duduk di sebelah gadis yang menurutku adalah pasangan yang sangat serasi. Kenapa pak Rizal tidak menikah saja dengan perempuan di depanku ini!?

"Ayu, kenalkan ini adik saya. Vilona Abrima Rizal. Bisa kamu panggil Lona."ucapnya yang sudah mengenalinya padaku. Sehingga perempuan di depanku langsung senyum dan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

" Halo kak. Namaku vilona. Cukup panggil Lona."ucap adiknya, yang sudah memperkenalkan diri  padaku.

"Hai juga. Aku Sriwahyuningsih Oliver Medina. Panggil saja, Ayu."ucapku sedikit kikuk disaat berjabat tangan dengan adik dosennya sendiri. Bahkan, adik iparnya, (masih calon loh Ya akunyaaa? Maksudku, masih mau calon jadi kakak iparnya adik si dosen kutub ini).

"Apa dia udah tahu belum ya, kalau aku akan nikah sama kakaknya?!" ucapku membatin.

"kakak kayaknya deket banget deh sama mas Rizal. Emang enggak bosen apa kak!? Dia kan dingin orangnya." ucap adiknya padaku. Ya, jujur sih... Emang dari awal juteknya minta ampun. Dinginnya mengalahkan Kutub Utara. Duh.. Untung aku sabar. Kalau enggak, enggak bakal deh aku jadi Asistennya sampai sekarang.

"hehehe. Namanya juga mahasiswa kok. Jadi harus bisa menerima keadaan dosen."ucapku sedikit kikuk.

" Oh. Semoga saja, kakak bisa betah ya dengan dosen Kutub ini."ucapnya. Aku hanya mengangguk dan tersenyum.

Ternyata, wanita di depanku ini adalah adiknya. Pantes, wajah mereka mirip. Aku kira istrinya atau pacarnya. Hehehe. Kalau dilihat, lucu juga sih adiknya. Pas dirumah seperti apa cerewetnya!? Kalau aku lihat, dia orangnya humble dan friendly, bahkan sedikit cerewet. Seandainya aja aku punya adik perempuan, pasti lucu. Ah, sudahlah! Itu juga sudah terjadi. Toh aku harus bersyukur sudah menjadi anak yang disayang oleh orangtuaku. Hehehe..

Hufft..
Nyari ide enggak ketemu. Eh, pas ketemu ide ini. Hahaha.. Gimana guys, seru kan!? Dan ternyata, wanita yang di anggap Ayu itu mirip wajahnya, dan dia bilang istrinya, pacarnya memiliki wajah yang sama, itu bohong guys.. Karena dia adalah adiknya pak Rizal. Ckckck..

Oh ya guys, untuk beberapa Part selanjutnya, sorry ya kalau slow update. Soalnya ada kerjaan yang harus aku laksanakan. Semoga bisa update lagi.

Mohon doanya ya, biar Segera selesai. Sampai jumpa para wattys. 😊😚

See you.

Publisher ;

20 Pebruari 2019

Penulis ;

Sriwahyuolivm

SENKU (DOSEN KUTUB) Part Lengkap Edisi RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang