36. Rindu

7K 243 31
                                    

Aku saat ini berada di dalam kelas. Setelah tiga bulan yang lalu ku sibukkan dengan kegiatan KKN, akhirnya aku bisa kembali ke kampus tercinta. Memang rindu sekali! Suasananya. Dan bagiku, tinggal tiga langkah lagi yang harus ku lakukan. Memang... Menyandang gelar sarjana harus diikuti dengan yang berat dulu. Baru setelah perjalanan berat di lalui berhasil, maka diikuti dengan perjalanan yang mudah. Seketika aku duduk dengan membaca buku sambil menunggu dosenku datang. Di saat aku fokus membaca, suara getaran ponsel terdengar olehku. Segera ku ambil ponselku dari dalam tasku. Ku lihat siapa yang mengirim pesan. Dan ternyata... Laki-laki sok kegantengan. Ya.. siapa lagi kalau bukan pak Rizal. Sok tePe sana sini. Bikin kesel!

Eh... Masak aku cemburu?? Enggak boleh! Ishh... Nyebelin!

Pak Rizal :

Setelah selesai kuliah, temui saya di ruangan. (Sent).

Me:
Untuk apa ya pak?

Pak Rizal :
Temui saja. Ada yang ingin saya katakan.
(Sent).

Aku hanya menghembuskan napas panjang. Seger ku balas pesan darinya untuk menyetujuinya.

Me:
Baik pak. Saya akan ke ruangan bapak.

Pak Rizal:
Terima kasih calon istri. 😊

Dan... Yang membuatku terkejut adalah... Dia bilang 'Calo Istri'?? Enggak salah dengar kan aku saat ini? Atau mataku yang katarak?! Enggak! Ini nyata. Sungguh, ini nyata. Dan itu sukses membuat pipiku merah merona atas pujiannya.

"Pak Rizal, awas ya? Sampai bisa membuat saya pipi merah kayak gini," ucapku membatin. Segera ku letakkan ponselku ke dalam tas. Dan kebetulan, dosenku sudah datang. Saatnya fokus dengan mata kuliah.

Dua jam kemudian...
Jam kuliah sudah selesai. Dan seperti janjiku pada pak Rizal, akhirnya aku segera menuju ke ruangannya. Dan sebelum itu, aku pamit dulu sama temanku, Lida.

"Lid, aku pamit ke ruangan dosen dulu ya? Ada perlu." Ucapku padanya.

"Ya udah. Pulang bareng enggak?" Lida menawarkan untuk pulang bersama.

"Enggak usah. Aku bisa pulang sendiri, Lid." Ucapnya yang hanya di angguki olehnya.

"Ya udah. Aku duluan ya Yu," ucapnya yang sudah mendahuluiku. Dan aku juga segera ke ruangan pak Rizal yang sudah janji sebelumnya.

Setelah sampai di ruangan, ku ketuk pintunya.

Tok...tok...tok...
"Masuk!" Suara di dalam mengintruksikan untuk masuk. Segera ku buka pintunya dan ku tutup kembali. Dan aku segera menghampirinya, bukan duduk. Tapi berdiri.

"Duduk," ucapnya datar.

Ini orang mukanya datar banget ya? Kayak mayat hidup. Tadi bikin aku jadi naik darah alias di gombalin bikin pipi merah merona. Eh.. sekarang?? Malah dingin gini wajahnya?! Astajiiimmm... Pengen aku tampol deh mukanya. Kenapa harus sama dosen sendiri sih? Ishh! Sebel.

Aku duduk di hadapannya. Dia masih berkutat dengan lembaran tugas mahasiswa jika kulihat. Dan setelahnya, diletakkannya lembaran itu dan seketika itu, dia menatapku dengan lekat.

Tak ada suara. Membuatku merinding akan hal ini di dalam ruangan berdua. Sesekali aku melirik pak Rizal, malah yang ditatap masih menatapku dengan tatapan tak berkedip.

Ya ampun... aku masih belum siap di apa-apain. Ibu, bapak tolooooongg...

Dan ku lihat,pak Rizal beranjak dari kursi lalu menghampiriku. Dia duduk di sampingku. Jantungku, astaga! Mau copot rasanya pemirsa.

"Ba-bapak mau apa?" Ucapku sedikit terbata. Hingga yang di tanya hanya diam. Seketika itu, tangan pak Rizal sepertinya mengikuti pergerakan ingin menyentuhku. Bukan! Tapi memelukku. Aku segera beranjak dari kursi segera ku langkahkan kakiku untuk keluar. Aku tidak mau, terjadi apa-apa di ruangan ini. Apalagi, disini auranya membuatku makin panas. Sebelum langkahku pergi untuk keluar, tanganku disergah olehnya. Dan pak Rizal langsung memelukku. Tubuhku kaku seketika. Dipeluk dosenku sendiri. Aku hanya diam. Dan aku tidak bisa berbuat apa-apa.

"Saya rindu. Rindu sekali. Saya hanya butuh sandaran, hanya sebentar." Ucapnya yang mungkin dia memejamkan kedua matanya. Sehingga aku tidak bisa mengelak atau berbicara apapun. Hanya pelukan hangat yang aku rasakan.

Aku tidak pernah dipeluk laki-laki selain ayahku. Dan baru pertama kali, dosenku sendiri memelukku bahkan dia adalah calon suamiku.

Ada yang mau gantiin aku enggak? Aku enggak kuat! Mau pindang eh maksudnya mau pingsan di peluk dosen ganteng kayak gini!

Cukup lama dipeluk olehnya. Dan aku hanya takut, jika ada orang yang melihat aksi kami berdua dengan berpelukan di kampus. Aku tidak berani membalas untuk memeluknya. Karena aku tidak tahu harus berbuat apa.

"Pak.... Bapak tidak mau pulang?" Ucapku yang sedikit gugup.

"Sebentar lagi." Ucapnya. Aku hanya bisa diam kembali. Dan merasakan nikmatnya pelukan hangat ini.

Hey... Apa yang terjadi padaku? Bukankah aku benci dia? Astaghfirullah. Jangan sampai aku suka dia. Aku tidak sanggup jika suatu saat apa yang terjadi di antara kami berdua ke depannya!

Yeay...
Alhamdulillah guuuyss.. bisa update lagi Yeay!
Halo.. siapa nih yang kangen sama cerita senku? Pasti pada kangen kaaaaaannn.. 😁
Maaf ya, baru bisa update. Karena kesibukan di bulan Ramadan membuat authornya harus slow update. Jadi maafkan author.

Kira-kira kedepannya cerita senku bakal ada ending bahagia apa endingnya nangis ya? Hehehe! Authornya nakal yah! Hahaha..

Semoga puasanya lancar ya? Kan tinggal delapan hari lagi udah menyambut lebaran guys! Yang mau mudik hati-hati ya? Udah mulai rame di jalan.

So, sampai jumpa cerita selanjutnya ya?!

Sampai jumpa...
See you 😘

Published;
27 Mei 2019

Penulis;

Sriwahyuolivm

SENKU (DOSEN KUTUB) Part Lengkap Edisi RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang