7. Lunch Berdua

12.5K 436 7
                                    

Hari ini, pak Rizal mengajakku ke tempat restoran yang tidak jauh dengan kampusku. Nama restorannya adalah Wapo. Biasanya tempat restoran ini banyak pengunjung dari kalangan mahasiswa, pengusaha, orang kalangan atas. Dan itupun membuatku cengok melihat restoran tersebut.

Akhirnya, aku dan pak Rizal duduk. Pelayan wanita pun datang menghampiri kami berdua.

"permisi," ucap pelayan itu kepada kami. Yang saat ini menyodorkan menu makanan dan minuman kepada kami. Akhirnya, Rizal pun menawarkan makanan apa yang akan kita makan hari ini.

"kamu mau pesan apa," pak Rizal menawarkan menu makanan dan minuman dan juga saat ini sedang menatapku.

"saya ngikut bapak saja. Bapak pesan apa, saya ngikut saja." ucapku yang sudah menatapnya. Akhirnya, Rizal memesan makan dan minuman kepada palayan wanita yang sudah menunggu pesanan kami berdua.

"mbk, saya pesan ikan bakar gurame ukuran sedang dua, minumnya Ocean Milk dua." ucapnya yang saat ini sudah menemukan yang cocok untuk makan siang bersama.
Akhirnya, pelayan wanita itu segera mencatat pesanannya. Dan mengambil kembali daftar menu makanan dan minuman.

" baik kalau begitu. Saya permisi dulu ya mas, mbk. Di tunggu 20 menit lagi." ucapnya pada kami berdua. Hingga kami menganggukkan kepala bebarengan.

Suasana saat ini merasa canggung. Sebab, makan bersama dosen satu ini bikin aku salah tingkah atau apa ya!? Padahal benci banget sama nih dosen. Tapi mau gimana lagi, Ayu memang ingin sekali pergi dari dunianya, atau bahkan menghilang pun jika perlu. Dan tidak mau bertemu dengan dosen ini.

Dan akhirnya, percakapan terdengar dari Rizal yang sedang mengajakku berbicara.

"Oh ya, saya denger-denger kamu penulis," ucapnya yang seperti menyelidiki.

"eh...?? Hhm, Kata siapa pak?" ucapku gugup yang saat ini jika berbicara di depan dosen.

"saya tahu kok. Ada yang bilang sama saya kalau kamu itu adalah mahasiswa yang memiliki kreativitas dalam menulis. Jadi, saya enggak nyesel punya asisten seperti kamu." ucapnya yang masih saja menatapnya.

"Ini dosen ngapain sih natapnya macam kayak gitu, risih! Uweeekkk..." batinku. Segera ku balas percakapannya.

"itu hanya sekilas dalam pemikiran saya. Maksud saya, dari pada nganggur, jadi saya nulis saja. Dan mungkin hobi kali ya," ucapku yang entah mengapa saat ini merasa tidak gugup. Berasa bukan mahasiswa dan dosen. Tapi layaknya seperti dekat sekali.

Sebelum membalas ucapanku, pesanan kami pun datang.

" selamat menikmati."ucap pelayan restoran. Setelah makanan yang sudah kami pesan berada di depan kami, kami pun siap menyantapnya.

" terimakasih mbk." ucapku dan dosen bersamaan. Hingga kamipun bertatap kembali. Rizal pun berdehem.

" Ekhem.. Mari makan,"ucapnya yang sudah mengajakku untuk segera makan. Kami pun makan tanpa suara. Menikmati ikan gurame bakar layaknya pasangan yang baru menikah.

Ayu sekilas melirik dosen itu di depannya. Rasanya seperti.... Pasangan yang baru saja menikah, dan berbulan madu. Rasanya.... Seperti bukan mimpi. Segera ayu menggeleng-gelengkan kepalanya kembali.

Enggak boleh. Pokoknya enggak boleh terjadi. Aku harus biasa dengan dosen ini.

Setelah menikmati makan siang, mereka berdua masih duduk di tempat saat ini yang mereka lakukan makan bersama barusan.

Hingga ayu pun ingin segera pergi dari sini, takut takut jika ketahuan dari yang orang kenal dengannya, atau bahkan dengan pak Rizal.

"maaf pak, lebih baik kita pulang sekarang. Karena saya takut, ada yang melihat kita disini," ucapku yang sampai saat ini masih takut. Kenapa dirinya takut? Bahkan dia dulu dingin dengan laki laki. Apa ini sebabnya, karena lembutan sayang dari dosen Kutub, membuat ayu bukan seperti ayu biasanya!?

Jika dipikir, Ayu saat ini ingin sekali berubah menjadi cuek, dingin. Namun bisa cerewet sekaligus. Tapi saat ini entah apa yang dikirim dari dosen itu. Jampi jampikah!?

#ceileh.. Ayu! Gimana makan berdua sama Dosen di depanmu!? Aa... Pasti gugup ya? Canggung ya? Pengen tahu dah authornya. Hahaha.. Pengen ngintai mereka berdua dari jauh. Ckckck.

Suara Rizal terdengar dari telingaku. Dia juga menyetujui permintaanku. Akhirnya, kami beranjak pergi dan segera bayar pesanan kami melalui kasir. Dan akhirnya, kami pun segera keluar dan menuju tempat parkir mobil. Kami berdua sudah masuk di dalam mobil. Sesekali aku meliriknya dosen itu.

Nih dosen salah minum obat kali ya? Masak dia milih aku jadi asdosnya. Terus dia ngajak aku makan, berdua pula! Enggak mikir apa ya, dia dosen, aku mahasiswanya? Dosen sarap! Malah ke aku kok perhatian banget. Jangan-jangan..... Dia..... Ah, semoga saja tidak. Sok sok an tepos sana sini. Aku jijik sama Dosen macam dia. Hufftt... Aku menderita dengan perjalananku ini.

Ayu hanya tak habis pikir, apa yang dilakukan oleh dosennya itu adalah nyata. Bukan mimpi. Berani beraninya seorang dosen mengajak mahasiswanya makan bareng dengannya!? Paling kata ayu pasti mengatakan dosen itu "Dosen sarap, dosen salah minum obat!" jawabannya pasti itu. Hanya membayangkan saja, makan siang berdua dengan dosennya merasakan ayu Canggung setengah mati. Tapi apalah daya, kalau tidak menerima ajakannya, takut dosen ini mengancamnya.

Yah.... Mau tidak mau, kudu di terima ajakannya.

Waah... Ceritanya bikin gimana ya guys? Pengen cepet cepet selesain nih! Biar Segera cetak dan kalau perlu di filmkan pasti bagus.

Authornya mah, menghayal kalau jadi ayu rasanya gimana gitu? Hahaha..

Oh ya guys, minta doanya ya, setelah ini aku bakal ikut ujian tertulis untuk S2. Mohon doanya guys.

Sampai jumpa di bagian cerita selanjutnya ya!

See you.
Publisher ; 18 Januari 2018

Penulis ;

Sriwahyuolivm

SENKU (DOSEN KUTUB) Part Lengkap Edisi RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang