Aku segera menemui pak Rizal dalam jabatanku sebagai asdos beliau. Aku tidak mau mencari masalah dengan fansnya. Sepertinya, para penggemar pak Rizal sudah tergila-gila dengannya. Ya... Memang ku akui, dia tampan. Tapi menurutku, dia memamerkan kegantengannya pada mahasiswi yang lain bahkan sampai membuat mereka tergila-gila dengan kegantengannya. Dan itu membuatku ingin muntah dan ingin muntah. Uweeekk!!
Setelah langkahku terhenti di depan pintu ruangan pak Rizal, aku segera mengetuk. Tak ada sahutan di dalam. Ku Ketuk kembali pintunya, namun nihil. Mungkin dia sedang keluar sebentar. Aku duduk dan menunggu di depan ruangan pak Rizal. Aku harus cari cara agar pak Rizal mau menerima permintaanku untuk mengundurkan diri sebagai asdos.
Ku tunggu dia sudah hampir lebih lima belas menit. Dan aku terkejut bukan main. Dia menyapaku.
"Ayu, sedang apa kamu disini!" ucapnya yang masih berdiri di depanku. Yang membuatku jengkel dengan dosenku ini, mbok ya disuruh masuk kek gitu ke ruangannya!? Kok malah di depan ruangannya. Entar di lihat sama mahasiswa yang lain, atau sama fansnya, bisa berabe dah!
"maaf pak, kedatangan saya kesini, ada yang ingin saya bicarakan penting ke bapak. Bisakah kita bicara di dalam ruangan bapak?" ucapku yang sudah sangat serius sekali untuk aku selesaikan masalah ini. Meskipun masalah tidak besar, tapi bagiku ini adalah masalah besar karena aku sudah di anggap merebut fans Pak Rizal. Akhirnya, pak Rizal menyetujui dan kami masuk ke dalam ruangan.
Kami sudah duduk dan pak Rizal telah menunggu apa yang akan ku bicarakan.
"Penting sekali sepertinya kamu ingin berbicara pada saya, Ayu," ucapnya yang saat ini sudah siap mendengar apa yang akan aku katakan.
Akhirnya, aku harus bisa keluar dari zona tidak nyaman ini. Dan aku tidak mau, para fans yang lain mengamuk terhadapku. Aku langsung membuka percakapan.
" Maaf jika ini membuat bapak tidak nyaman atas apa yang akan saya katakan sebentar lagi. Tapi saya harap, bapak bisa mengerti. Kedatangan saya kesini dan menemui bapak adalah....,"ucapku yang masih menggantung. Pak Rizal semakin penasaran apa yang akan keluar dari mulutku ini.
" Ada apa? Silakan bicara saja!" ucapnya yang sepertinya tidak sabar menunggu apa penjelasanku ini.
" Saya, ingin mengundurkan diri sebagai Asdos bapak." ucapku yang saat ini sudah menatapnya. Pak Rizal terkejut disaat aku mengatakan untuk mengundurkan diri. Dan beliau kembali bertanya.
"Kenapa kamu mau mengundurkan diri? Mengundurkan diri pasti ada alasannya kan?" ucapnya.
Aku harus bilang apa pada pak Rizal. Jujurkah atau bohongkah? Tidak! Tidak boleh. Mungkin aku cari alasan lain.
"Saya tidak bisa melanjutkan jabatan saya sebagai asisten bapak. Karena orang tua saya, sedang sakit pak. Mungkin saya untuk kedepannya jarang masuk karena harus merawat ibu saya. Maaf sekali lagi jika sudah membuat bapak kecewa." ucapku dengan kebohongan.
Ya Allah... Maafin aku. Aku harus bohong kepada dosenku ini. Tapi aku harus cari aman saja. Karena bisa bisa fans Pak Rizal masih ngintai aku jika berdua dengan pak Rizal. Mungkin kejadian waktu makan, ada yang ngelihat kita makan bersama? Ya Allah.. Bener bener aku wanita pembohong.
Aku tahu, bohong adalah dosa. Dan dosaku biar aku pertanggungjawabkan pada Allah. Pak Rizal hanya diam, lalu menatapku sepertinya dia bisa membaca pikiranku.
"Kamu mengundurkan diri, bukan karena ada yang melabrak kamu kan," ucapnya yang saat ini membuatku mati kutu. Aku harus jawab apa? Aku harus bisa menetralisir gerak Mimik wajahku ini. Aku segera menjawab apa yang pak Rizal barusan katakan.
"Tidak pak. Memang saya tidak bisa melanjutkan jabatan saya sebagai asdos. Saya harap, bapak bisa mengerti."
"Saya masih butuh kamu. Dan kamu tidak bisa berbohong pada saya Ayu." ucapnya yang saat ini masih menatapku dengan Tatapan intens.
Aku hanya menundukkan kepalaku. Pak Rizal langsung menghampiriku. Dia duduk tepat di depanku.
"Katakan saja, ada yang melabrak kamu kan!?" ucapnya.
"ng....tidak pak. Tidak ada." ucapku yang sudah canggung di depan dosen Kutub ini.
"Jika saya tidak mau, bagaimana!?"
Dan akhirnya, aku pasrah dan berkata jujur padanya.
"Pak, saya cuma mau tenang. Para fans bapak bisa melabrak saya kapan saja dan kapan pun mereka mau. Dan mereka mengintai kita dari jauh. Memangnya bapak tidak bisa apa,, cari asdos yang sudah lulus begitukah? Kenapa harus saya begitu? Dan bapak bisa cari asdos laki-laki, bukan perempuan. Bisa-bisa fans bapak mengamuk yang jelas-jelas sudah bisa mengambil hati bapak. Dan mereka menyalahkan saya. "ucapku panjang lebar kepadanya. Hingga dosenku ini hanya tertawa kecil.
Kok malah ketawa nih orang!? Gila kali ya??
Akhirnya, pak Rizal membuka suara kembali.
" memang! Kamu memang sudah mencuri hati saya. Dan saya harap, kamu jangan mengundurkan diri sebagai jabatan asdos saya. Saya masih butuh kamu, " ucapnya yang mampu membulatkan mataku.
"Tapi pak___" ucapku yang sudah di potong olehnya.
"masalah mereka, biar saya yang mengurus. Kamu tenang saja, ada saya yang menjaga kamu." ucapnya yang masih memberikan senyuman terkesan manis di depanku.
Lagi-lagi, pasti bakal akan marah besar fansnya jika aku tidak mengundurkan diri atau bahkan pergi dari pak Rizal. Aku hanya membuang napas pasrah.
Aku berdecak kesal dengannya. Gimana jika Para fansnya menghampiriku? Rasanya aku ingin teriak. Bahkan ingin tenggelam ke dasar laut digimon.
"Shit!" aku mengumpat.
"Sudah, jangan seperti itu. Kalau kamu mengumpat seperti itu, kamu seperti bukan Ayu, tapi mak Lampir."ucapnya. Aku hanya mendelik penuturan darinya.
Cantik cantik kayak gini dibilang mak Lampir?! Awas ya kalau bapak sampai suka sama saya, ogah aku nerima! Malah dibilang mak Lampir nih dosen! Rasanya pengen aku makan, abis itu aku tenggelamin ke dasar laut digimon.
Akhirnya, aku segera kembali ke kelas. Tidak ingin terlalu lama di ruangan dosen sialan.
"Saya permisi pak. Karena ada mata kuliah Kajian Sastra. Dan saya sudah telat lima menit masuk ke kelas." ucapku yang ingin segera pergi.
"Ok! Tapi setelah selesai, saya butuh bantuan kamu. Dan kamu segera ke ruangan. Saya tunggu!" ucapnya.
Hingga aku mengangguk pasrah."baik pak. Nanti saya ke ruangan bapak." ucapku yang sudah berlalu keluar dari ruangannya.
Di luar, aku ingin mencakar dosen itu. Enggak bisa peka banget ya dosennya!?
"Gimana ini kalau para fans masih ngamuk ke aku? Aku harus jawab apa sih! Tau ah, masa bodoh. Bilang terus terang aja apa Susahnya sih?" ucapku memasang wajah kesal.
Selama ini, jadi asistennya membuat hidupku tak tenang. Gara-gara dosen sok kecakepan, aku kena imbasnya di damprat fansnya. Jika memang fansnya marah lagi, toh dia juga mau membantuku. Aku pun segera pergi dan sudah lelah memikirkan masalah fans sialnya itu.
Hohoho... Halo guys, met pagi semuanya.... Gimana nih ceritanya Part 9, seru enggak? Semoga seru yaa.. Ayo dukung penulisnya yaa, biar lancar dan bisa naik cetak terbit.
Makasih yang sudah dukung authornya. Duh.. Makin sayang deh sama kalian.
Eh.. Eh... Udah dulu ya, authornya mau siap siap ngajar nih. Sampai jumpa guys.
See you.
Publisher ; 20 Januari 2019
Penulis ;
Sriwahyuolivm
KAMU SEDANG MEMBACA
SENKU (DOSEN KUTUB) Part Lengkap Edisi Revisi
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM DIBACA) No Plagiat, Dosa. Romantis nan baper. Dwikatmoko Abrima Rizal Dosen paling dingin, cool, tampan, tinggi 170. Ia adalah dosen di Universitas Airlangga Surabaya yang berperan menjadi dosen Pendidikan bahasa dan sastra In...