Hari ini, ibuku segera menyuruhku untuk pulang ke rumah. Karena ada pembahasan hal penting yang harus dibicarakan.
"Hufft... Apa ya, yang bakal dibahas sama ayah dan ibuku? Penasaran deh aku," ucapku yang saat ini segera menuju keluar kampus dan memesan Go-Jek.
Kalian tahu enggak sih, rumahku dan kampus itu tidak terlalu jauh. Paling sekitar 100 meter. Biasanya ke kampus aku pakai sepeda motor. Tapi akhir akhir ini, males aja sih yang pakai sepeda motor. Pesen Go-Jek aja deh! Biar enak. Tinggal duduk manis, terus sampai deh di lokasi tujuan. Hahaha...Enggak lama kemudian, tukang Ojol sudah siap mengantarku ke lokasi tujuan, yaitu pulang ke rumah. Aku suruh bang Ojol cepet-cepet.
"Bang, kalau bisa cepetan dikit ya, soalnya lagi darurat nih," ucapku membohongi tukang Ojol. Hehe.
#wah,sarap nih Ayu! Cantik-cantik boong lagi!? Awas kena karma tau rasa deh kamu!
"Saya usahain ngebut neng. Cuma saya juga tahu diri atuh neng. Kan Surabaya macet neng. Jadi harus bersabar neng. Enggak apa-apa kan neng!?" ucapnya yang membuatku tersentuh perkataan tukang ojolnya.
"Ya udah deh bang, enggak apa-apa. Ya udah, buruan bang." ucapku yang sudah naik dan sepeda motorpun melaju.
Ku hirup udara yang sejuk. Membuatku melihat ke kanan ke kiri. Aku tidak menyangka bisa menjadi warga Surabaya. Kota besar, namun jika kita bepergian kemana, dilanda kemacetan. Sehingga aku tak sadar, jika sudah tiba di depan rumah. Aku segera ucapkan salam agar bisa didengar penghuni rumah.
Assalamu'alaikum. Ibu..ibu..
Ku sahuti dari luar, namun tak kunjung sahutan dari dalam. Ku coba sekali lagi, dan alhamdulillah! Sahutan dari orang rumah terdengar dari indera pendengar."Wa'alaikumussalam. Iya, sebentar!" ucapnya yang sudah membuka pagar rumah untukku.
"Astagfirullah nak nak... Kamu itu mbok ya enggak usah teriak-teriak. Ibu denger. Cuma ibu lagi jemur pakaian, habis nyuci. Nanggung tinggal dua baju. Jadi ibu selesain aja." ucapnya yang sudah ku cium punggung tangannya. Aku hanya memberikan cengiran pada ibuku.
" hehehe.. Maaf deh buk. Oh ya, ibu nyuruh aku pulang kenapa buk?"ucapku yang saat ini penasaran dengan perkataan ibuku tadi waktu di sms.
" kamu makan dulu gih sana. Ibu sudah masak kesukaanmu."
" Hmm.. Ya deh buk! Tapi setelah ayu makan, ibu kasih tahu ya, kok aku disuruh pulang cepet gitu? Eh... Bapak mana buk?"ucapku pada ibu yang saat ini aku sudah berada di meja makan.
" Bapak belum pulang nak. Udah, cepet makan, mandi, terus istirahat. Setelah istirahat, nanti ibu sama bapak ada yang mau di omongin ke kamu."
" iya buk. Ibu udah makan!? Ucapku pada ibuku. Takut-takut belum makan, ku tawari ibu makan bersamaku.
" ibu sudah makan nak. Ayo segera makan." akhirnya, aku mengangguk dan segera ku ambil piring. Hari ini, ibu masak kesuakaanku yaitu telur santan. Lahap sekali aku makannya. Seperti tidak diberi makan tiga bulan euuyy....
#ya Allah yuk, makan kok seperti itu? Enggak pernah diberi makan apa yak sama orangtuamu, Astagfirullah ayu... Ayu.. Authornya heran kalau kamu makan macam kelaparan. Hahaha..
Makan tidak menghabiskan berjam jam kan?! Aku biasanya makan kurang lebih lima belas menit. Segera aku cuci piringnya dan langsung menuju ke kamar untuk mandi. Setelah itu, aku istirahat.
***
Malang hari, pukul 19.00Hari ini aku, ibu dan bapak kumpul di ruang keluarga. Aku sempat ingat perkataan ibuku siang hari waktu di kampus.
"buk, katanya ada yang mau di omongin ke aku, apa?" ucapku yang sudah fokus dengan pembicaraanku saat ini. Akhirnya, ibuku langsung membalas apa yang ku katakan.
"begini ndok, ibu sama bapak itu merencanakan ini sudah lama. Ibu sama bapak, mau menjodohkan kamu dengan anak dari teman bapakmu, iya kan pak?" ucapnya yang saat ini membuatku melongo. Tadi apa maksudnya?? PERJODOHAN!
"iya Yu. Bapak menjodohkan kamu dengan anak teman bapak. Dia sekarang sudah bekerja sebagai dosen. Dan umurnya kalau tidak salah 28 tahun. Dia sudah mapan dan siap menafkahi kamu lahir batin nak."ucapnya yang membuatku tak habis pikir jalan pikiran orang tuaku. Hari gini masih di jodohin!?
Heran deh aku sama kedua orang tuaku! Hari gini loh ya masih di jodoh-jodohin? Mbok ya enggak mikir kek, kedepannya, anaknya bakal kayak apa jadinya kalau pilihan bapak sama ibu ini?! Kan aku bisa pilih dengan pilihanku!? Huh... Sebel deh aku! Tapi jika memang itu pilihan orang tua, mana boleh buat!? Mungkin itu pilihan orang tua yang lebih baik.
"Hufft.. Bapak sama ibu kok malah ngikutin jaman jadul sih? Ini mah bukan jamannya siti nurbaya bu yang enak dijodoh - jodohin? Entar anak ibu enggak cinta sama pilihan ibu bapak gimana? Kan Ayu bisa pilih pasangan dengan pilihan ayu sendiri buk?" ucapku yang saat ini sudah mulai lelah atas apa yang dilakukan orang tuanya. Belum lagi di kampus jadi asisten dosen laknat.
" Tapi ini demi kebaikan kamu yu. Ibu mohon, turuti kemauan kami ya nak!?"ucapnya yang membuatku tak tega melihat kedua orang tuaku yang melakukan perjodohan ini karena anak. Dan itu aku katakan, SAYANG ANAK.
" Baiklah buk, pak. Aku terima perjodohan ini. Semoga aku bisa menerima dia menjadi calon imamku kelak."ucapku yang sudah pasrah dan melihat raut wajah orang tuaku terasa bahagia atas apa yang sudah ku ucapkan barusan.
" Alhamdulillah nak. Terima kasih ya nak. Ibu dan bapak seneng dengernya. "
" iya bu, sama-sama. Ya udah bu, aku tidur dulu ya buk. Besok aku kuliah. Selamat malam. Ibu, bapak."ucapku yang mencium pipi kedua orang tuaku. Hingga aku segera ke kamar merebahkan badanku di kasur.
" ya Allah, jika memang ini pilihan yang tepat untuk kedua orang tuaku, semoga aku bisa menerima perjodohan ini. Amiin. "ucapku yang saat ini sudah ngantuk berat. Hingga aku terlelap terbawa ke alam mimpi.
Hai hai...
Gimana, sesuai janjiku kan!? Bakal aku update hari Kamis. Dan akhirnya, aku berhasil meng-update cerita senku ini. Menurut kalian gimana guys, bagus enggak? Yuk jangan lupa di komentar pada kolom di bawah cerita ini.Dan jangan lupa, stay tune pada cerita senku ini. Sampai ketemu di cerita selanjutnya ya guys.
See you
Publisher ; 24 Januari 2019
Penulis ;
Sriwahyuolivm
KAMU SEDANG MEMBACA
SENKU (DOSEN KUTUB) Part Lengkap Edisi Revisi
Teen Fiction(FOLLOW DULU SEBELUM DIBACA) No Plagiat, Dosa. Romantis nan baper. Dwikatmoko Abrima Rizal Dosen paling dingin, cool, tampan, tinggi 170. Ia adalah dosen di Universitas Airlangga Surabaya yang berperan menjadi dosen Pendidikan bahasa dan sastra In...