6. Dosen Dan Asdos

13.4K 454 0
                                    

Saat ini, aku berada diruang pak Rizal. Seperti biasanya, dia memintaku untuk menemani sekaligus membantunya untuk mengoreksi hasil uts smt III.
Aku masih belum paham apa yang harus aku koreksi!? Bisa bisa kena semprot jika aku membantu mengoreksi hasil jawaban mahasiswanya. Ku coba menetralkan jantungku. Kenapa tiba tiba seperti ini!?

"ini kenapa ya, jantungku deg degkan gini! Padahal aku udah muak sama Dosen di depanku ini," ucapku membatin.

"Ayu, kamu tolong bantu saya untuk mengoreksi hasil mahasiswa ini!" ucapnya yang membagikan lembaran ini padaku. Aku hanya tidak paham, apa yang  harus aku koreksi?

"maaf pak, ini saya mengoreksi bagaimana ya?" ucapku padanya kembali.

"kamu mengoreksi hasil pekerjaan adik tingkatmu itu. Maksud saya, ja-wa-ban-nya." ucapnya dengan menekankan 'jawabannya'. Aku hanya membuka mulutku dan membulatkan mataku.

Nyari mati kalau kayak gini dah! Ayu tidak habis pikir jalan keluarnya dosen di depannya ini. Ku coba memberanikan diri untuk membuka suara.

" maaf pak, saya untuk mengoreksi ini tidak bisa. Maksud saya, tidak mampu. Apalagi saya belum tahu apa-apa dengan ini. Apalagi jawaban mereka. Selebihnya saya hanya membantu yang sekiranya bukan mengoreksi. Karena kalau terjadi kesalahan, bisa jadi saya di amuk dengan adik tingkat saya,"ucapku dengan bijak.

Yang di ajak bicarapun sempat terdiam. Namun setelah itu, pak Rizal langsung membuka suara.

" Kamu harus belajar dari sekarang."ucapnya yang sepertinya acuh dengan penolakan yang aku beri.

" pak, apa bapak mau tanggung jawab, jika saya mengoreksi hasil jawabannya ini?" ucapku yang masih menatapnya.

" kamu bisa tanya saya jawabannya itu. Dan nurut apa yang saya katakan. Jika saya bilang beri nilai setengah di bagian nomor, maka kamu tulis setengah. Dan jika jawabannya benar dan hampir mendekati sempurna akan saya beritahu nilainya, dan kamu beri nilai sesuai aba-aba saya, paham!" ucapnya dengan panjang lebar. Aku hanya mengangguk pasrah apa yang dikatakan.

" Baik pak." Akhirnya, aku mulai membaca jawaban mereka. Dan dengan teliti, atau bahkan sedikit jawaban yang sekiranya menurutku benar. Karena aku adalah mahasiswa semester VII, jadinya aku masih ingat materi yang disampaikan dosen sebelumnya waktu aku di semester tiga.

Ada beberapa jawaban yang menurutku tidak paham. Akhirnya, aku bertanya pada pak Rizal.

"maaf pak, ini jawabannya saya tidak paham. Bahkan tulisannya seperti ini!" ucapku dengan jujur. Memang benar, aku tidak paham dengan jawaban dan tulisannya yang mungkin sulit dibaca. Apalagi tulisannya macam rumput bergoyang. Hahaha...

#upss.. Sorry ya yu, authornya lagi usil nih! Maaf ya. Jangan marah, entar enggak cantik loh kamunya.. Hehehe..

Akhirnya, aku menyodorkan kertasnya. Namun, tanganku tersentuh ketika pak Rizal menyentuh tanganku. Tatapan kami saling bertemu. Hingga tak lama kemudian, kami sadar dan salah tingkah.

"ehem, Maaf!  Ucap pak Rizal kepadaku. Hingga aku mengangguk.

" iya, tidak apa-apa pak." aku merasa mati jika berdekatan dengan dia. Padahal benci, sekarang kok malah canggung dan jantungku bergesir begitu cepat.
Apa yang di katakan Lida benarkah? benci akan jadi cinta!? Oh Noooooooo..... tidak- tidak! Tidak mungkin. Aku hanya menggelengkan kepalaku.

"enggak mungkin. Enggak boleh!" ucapku yang masih menggelengkan kepalaku. Hingga Rizal menatapku aneh dan membuka suaranya.

"kamu kenapa yu," ucapnya yang membuatku tersadar.

"tidak apa-apa pak." ucapku yang langsung menundukkan kepalaku.

"Ini jawabannya betul dan sudah mendekati sempurna. Gitu aja kamu tidak bisa baca. Masak kalah dengan saya,"ucapnya penuh dengan bangga.

" dasar dosen sok-sok an tau tuh tulisan!" aku hanya membatin.

" ini diberi nilai berapa pak?" ucapku yang masih melihat tulisan yang menurutku benar benar tidak bisa dibaca. Mahasiswa kok kalah sama Dosen sih? Gimana ayu besok besok jadi dosen kalau ada tulisan mahasiswanya seperti ini, dan dia kesulitan mengoreksinya!? Ah sudahlah! Ayu tidak mau mengambil pusing.

"kan saya sudah bilang sama kamu, kalau jawabannya sudah benar dan mendekati sempurna, maka nilainya yang sudah saya beritahu." ucapnya yang masih sama-sama mengoreksi hasil jawaban yang lain.

"baik pak." aku segera memberi nilai pada point nomor 3. Maka nanti akan dihitung total keseluruhannya dan nilai yang sudah di total, maka itulah nilai yang di dapat.

Setelah dua jam mengoreksi lembaran mahasiswa semester tiga. Karena saking banyaknya mahasiswa sekitar 55 orang, mau tidak mau aku dan pak Rizal harus sabar untuk mengoreksi. Dan pekerjaan kami pun selesai.

"Hufft.. Akhirnya.... Selesai juga," ucapku dengan rasa syukur.

Rizal melihat ayu yang sedikit tersenyum atas apa yang dilakukan pada asistennya saat ini.

"capek,"

"iya pak. Rasanya seperti ini ya, dosen yang mengoreksi jawaban mahasiswa dengan penuh kesabaran. Apalagi mahasiswanya banyak banget. Bisa encok pak tangan sama leher," ucapku pada pak Rizal. Hanya tertawa kecil yang baru terlihat di depanku. Akhirnya, aku meminta pak Rizal untuk izin keluar. Karena sudah waktunya makan siang. Dan kebetulan, aku belum makan karena membantu pak Rizal.

" pak, ini sudah tidak ada kerjaan lagi kan?" ucapku.

"iya, pekerjaan kita sudah selesai."

"kalau begitu, saya permisi dulu pak. Karena ingin makan siang dulu." ucapku yang menunggu pak Rizal memperbolehkanku untuk pergi dan keluar dari ruangan ini.

"duduk disini dulu. Kita makan bareng di luar nanti. Tunggu saya masih menyelesaikan beberapa berkas." ucapku yang sudah menganga dan membulatkan mataku.

"apa!? Dia minta makan bareng, diluar?" ucapku membatin dan tidak percaya. Aku tidak mau mencari masalah dengan fansnya pak Rizal. Bisa bisa, Aku dibantai jika ketahuan.

"hhhm... maaf pak, saya tidak enak jika makan diluar bersama dosen. Apalagi saya mahasiswa. Kurang sopan sepertinya. Dan itupun saya takut jika ada mahasiswa yang lain melihat kita makan berdua. Apalagi.... Fans bapak," ucapku yang sudah benar benar takut dengan para fansnya pak Rizal.

Pak Rizal pun, hanya tertawa kecil melihat sikap polosku. Dia mengusap kepalaku dengan lembut. Dan lagi lagi, mataku membulat seketika. Jantungku lebih berpacu dari sebelumnya. Ia tidak tahu harus bagaimana untuk menghindar dari pak Rizal.

"Tenang saja, kamu tidak usah takut."ucap pak Rizal kepadaku santai.

"tapi pak__," ucapku terpotong dan dia mengajakku untuk makan bersama.

"Ayo kita makan diluar. Saya tunggu di Parkiran," ucapnya yang masih membuatku terbawa pada alam mimpi. Ini mimpi apa nyata sih!? ku tepuk tepukkan pipiku, kucubit, dan ternyata ini NYATA.

#aiiih.. Entar lagi bakal ada yang proses pendekatan, habis itu mengungkap rasa deh! Hahaha.. Hebat deh ayu. Udah bisa bikin dosenmu mengagumimu yu. Aaaaaaaaaaaaaaaaaa.... Authornya pengen jadi ayu dah! Biar deket sama pak Rizal. Hihihi..

Ayu harus sabar, sabar dan sabar. Sepertinya ayu harus siap dijadikan nyinyiran setiap fans pak Rizal. Aku dan pak Rizal sudah keluar dari ruangan kerjanya dan menuju ke tempat parkir mobil. Entah makan dimana, aku hanya menuruti apa kemauan dosenku, dan aku sebagai asdosnya menuruti saja.

Alhamdulillah!
Akhirnya... Update lagi cuy...
Yuk yang mau komentar, silakan komentar guys. Aku tunggu yaaa.. Gimana guys cerita ini, seru kan!? Yuk voting cerita ini guys.

Jangan lupa baca cerita selanjutnya ya guys. See you.

Publisher ; 16 Januari 2019

Penulis ;

Sriwahyuolivm

SENKU (DOSEN KUTUB) Part Lengkap Edisi RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang