PROMISE - Part 3: Kata yang Terucap

310 20 0
                                    


Keesokan harinya, di pagi hari yang cukup cerah itu, di kelas yang masih cukup sepi itu sudah mulai dihiasi sedikit keributan.

"IEL, jahat banget sih loe kemaren lempar sepatu Ify tinggi banget" kata Sivia pagi itu ketika Iel baru aja meletakan tasnya di mejanya. Saat itu kelas masih sepi. Anak-anak lain belum banyak yang datang. Beberapa anak yang sudah datang duduk-duduk diluar kelas. Hanya ada Via dan Iel disana.

"Sapa suruh ngelempar sepatu ke kepala gue?? Lagian kenapa juga elo yang sewot..." sahut Iel santai.

"Dia kan sahabat gue, gue berhak dong marah sama loe!!" sahut Via.

"So?? Sepatunya udah dapet kan??" kata Iel dan dia bangkit berdiri, "dan sekarang ga ada yang perlu dimasalahkan lagi kan tuan putri sok kuasa??!" kata Iel pelan tepat di muka Via. Iel menatap Via tajam. Via balik menatap Iel. Via merasa hatinya berdesir ketika menatap mata Iel. Belum pernah ia merasakan hal ini. Rasa apakah ini??? Iel pun berlalu pergi dengan dingin meninggalkan Via yang diam terpaku disana. Dia sedang memikirkan sesuatu yang baru datang tiba-tiba di hatinya. Bukan rasa marah dan kesal yang tadi menyelimuti dirinya sebelumnya, tapi sesuatu yang dia tak tau apa itu.

--------------------------------- ---------------------

Tettt...tettt... bel pulang sekolah berbunyi. anak-anak langsung membereskan peralatan sekolahnya dan berhamburan keluar kelas. Via memandang diam-diam sesosok anak yang keluar kelas sambil bercanda dengan ketiga temannya. 'Ah.. ngapain sih gue jadi mikirin dia, ga penting banget... mungkin perasaan itu bukan apa-apa' batin Via.

"Woi!! Via, ngeliatin apaan lo?" kejut Sila sambil melihat kearah pandangan Via

"Eh.. ga liat apa-apa kok.."kata Via yang langsung pura-pura membereskan tasnya.

"Via, Ify, kalian jadi kan nonton film di rumah aku???" Tanya Sila

"Eh, pada mau ngapain?? Gue ga diajak???" Tanya Septian yang tiba-tiba nongol.

"Sapa suruh kemaren ngambek, trus pulang duluan??" kata Sila

"Ya, sorry deh.. kalian juga sih..."

"Tian.., jangan mulai lagi deh..." sahut Via

"Iya.. terserah deh.. jadi gue diajak ga??"

"Boleh... asal...." Kata Sila menggantung

"Asal apa sil??" Tanya Tian penasaran

"Asal loe mau bawain tas kita bertiga ke mobil gue!"

"Waduh... nggak..nggak.... berat bu.." protes Tian

"Ya udah kalau ga mau..."

"Ya udah deh, gue mau, tapi dirumah loe banyak makanan kan. Energi gue pasti terkuras habis nih habis ngangkat tas-tas loe pada.."

"Dasar gembul loe, makanan aja dipikirin. Tenang, banyak kok..." kata Sila sambil ngasih tasnya ke Tian. Via pun langsung gantungin tasnya leher Tian

"Tian baik banget sih loe.." kata Via dengan tersenyum sambil nyubit pipi tembem Tian.

"Waduh, sakit tau.. ga usah pake nyubit segala dong..." omel Tian sambil ngelus-ngelus pipinya, "eh fy, sini tas loe.."

"Ga usah deh. Ntar tas gue loe lempar ke pohon lagi kaya Iel kemaren" kata Ify dengan nada bercanda.

"Ga bakal deh.. ga percaya amat sama temen.. tapi kalau ga mau juga gak papa sih, lumayan mengurangi beban, hehe..." sahut Tian

"Ga usah, gue bisa bawa sendiri kok..." kata Ify

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang