PROMISE Part 52 : Berdamai dengan Hati

353 16 4
                                    

----------------3am----------------

"UNTUK SANGGAR ANGKASA!!!"

"SIAP TERBANG TINGGI!!!"

"Walau ga tinggi-tinggi banget sih hari ini, cuy!" celetuk Patton asal disambut gelak tawa yang lain.

Gelas-gelas berdenting saling tos memenuhi ruang sanggar malam itu. Teriakan penuh kebahagiaan itu memenuhi ruangan. Pulang dari kompetisi, anak-anak sanggar dan lainnya sepakat untuk merayakan "kegagalan manis" mereka. Walau mereka gagal mencapai target mereka, namun toh akhirnya mereka tetap menemui buah manis hasil kerja keras mereka.

Patton yang sejak lama bermimpi untuk bisa sekolah mendalami musik namun terkendala kemampuan orangtuanya, tanpa disangka-sangka bisa mendapatkan beasiswa karena suara emasnya. Sanggar pun mendapat hadiah hiburan berkat kreasi unik mereka. Walau niat mereka untuk membahagiakan Dava belum bisa terpenuhi, namun ternyata Tuhan memberikan skenario indah lain yang patut disyukuri. Anak-anak sanggar pun sepakat untuk sesaat merayakan kebahagiaan malam itu.

"Perhatian semuaa!!" teriak seseorang yang seketika membuat diam seluruh ruangan. Sila sudah berdiri dan mengambil perhatian mereka semua.

"Sori, numpung semua lagi ngumpul, gue mau nyampein sesuatu dulu" ucap Sila.

"Gue tau kayaknya gue belom sempet secara khusus ngomong begini.. Yang pertama gue mau minta maaf ke kalian semua. Gue tau sikap kasar gue di masa lalu salah.." Ucap Sila sembari memandang teman-temannya semua, "Kejadian akhir-akhir ini bikin gue sekarang sadar gimana rasanya jika orang yang kita sayangi mau meninggalkan kita. Gue tau itu hal yang berat." ucap Sila. Kini ia menatap Obiet, Debo, dkk.
"Jadi gue sekarang mau bilang Maaf kalau gue sudah sempet nyakitin perasaan kalian... Rahmi, Angel, Debo, Obiet..." ucap Sila sembari menatap teman-temannya satu per satu. Dan tatapannya terhenti sesaat pada Obiet yang tersenyum hangat padanya. Hatinya terasa menghangat. Sila membalas senyum itu. Tanpa kehangatan dan kesabaran Obiet, mungkin hatinya tetap mengeras seperti batu. Dan dia begitu berhutang budi akan itu.

"Gue juga banyak salah ke kalian Dayat, Zahra dan semuanya. Gabriel, Cakka, Sion, Riko dan semuanya juga. Gue minta maaf, dan terima kasih karena kalian semua udah ngajarin gue apa arti persahabatan sesungguhnya.." Lanjut Sila diikuti anggukan dan senyuman dari semuanya. Sivia dan Ify pun langsung berdiri dan memeluk hangat Sila. Sila kembali tersenyum, "Dan gue sepertinya agak terlambat menyusul kekompakan kalian. Jadi gue punya hadiah buat nebus keterlambatan gue" ucapnya lagi.

"Tunggu sebentar, Agni temenin yuk" kata Sila sembari menggandeng Agni dan dengan cepat keluar Sanggar bersama Agni. Entah apa yang akan mereka tunjukkan. Dan selang beberapa menit, mereka kembali membawa sebuah bungkusan besar.

"Dava.." panggil Sila lembut, "coba kamu buka ini" pinta Sila sembari meletakkan bungkusan besar itu di atas meja.

Dava dengan wajah polosnya mendekati Sila. Anak-anak semuanya pun mengerumbuni dengan wajah penasaran. Dan setelah terbuka, ternyata isinya sebuah kaki palsu.

"Ini buat Dava biar Dava bisa jalan lagi yaa... Mungkin gak sesempurna ciptaan Tuhan, tapi semoga Dava bisa lebih semangat lagi dengan adanya ini" ucap Sila.

"Sil.... Lo kok, lo....." ucap Cakka sedikit terperangah.

"Maaf yaa teman-teman semua... Gue sudah nyiapin ini dari kemaren-kemaren sebenarnya. Gue udah denger rencana kalian dari Ify. Dan saat itu gue langsung entah kenapa kepengen banget ikut bantu kalian semua." terang Sila tulus.

"Bukannya gue gak mau menghargai kerja keras teman-teman semua. Tapi, gue liat teman-teman justru sudah berusaha begitu keras. Gue gak mau niat teman-teman semua terhenti sampai disini. Gue cuma mau nerusin niat mulia teman-teman semua. Hasil usaha yang teman-teman dapatkan, biar untuk membantu Sanggar ini.. Izinkan gue buat nebus semua kesalahan gue. Gue cuma mau liat semuanya bisa tersenyum bahagia. Gue cuma mau apa yang gue perbuat bisa bahagiain teman-teman semua. Gue cuma..." dan kata-kata Sila itu terputus karena pelukan Dava, disusul Ify, Sivia, Zahra yang kini sudah berurai air mata bahagia. Teman-teman lainnya pun kemudian bersorak bahagia merayakan itu semua.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang