PROMISE - Part 40: Mereka Yang Masih Ada Untukmu

189 13 0
                                    


------------------3am-------------------

Dalam ruang yang hanya beralaskan karpet tipis yang sudah termakan zaman itu, belasan anak sudah berkumpul. Itulah sebagian anak-anak sanggar yang telah berkumpul di ruang belajar mereka. Semua anak yang terlibat dalam misi buat Dava beberapa waktu sebelumnya, sekarang kembali berkumpul disana. Iel dkk, Dayat dkk, Patton dkk, Agni dan sekarang ditambah juga bantuan dari Obiet dan Debo. Dan, tentu saja ada Tian dan Ify juga disana sekarang, yang datang atas ajakan Iel.

Sementara menunggu Cakka dan beberapa orang anggota rapat lainnya yang kebetulan belum datang, mereka mengisinya dengan saling berbagi cerita sambil sesekali diselingi lontaran candaan ringan. Seperti saat itu, ada Obiet dan Debo yang tengah bercerita bagaimana gilanya mereka hari sebelumnya demi mengejar misi mereka untuk bunda mereka tersayang. Dan saat cerita Obiet sampai pada titik tentang bagaimana ekspresi Debo saat diomeli bunda, tanpa bisa ditahan, langsung saja itu mengundang sahutan-sahutan menggoda dari teman-teman lainnya. Dan seketika itu juga terjadilah pembantaian olok-olokan mengundang tawa yang semua mengarah pada Debo.

"Pasti langsung kilep tuh Debo, wkwkwk..." ledek Irsyad.

"Wah De, jangan bilang loe waktu itu sampe pengen nangis dan ngompol di celana... wkwkwk..." ledek Iel juga.

"Enak aja! Emang gue anak kecil?!" sungut Debo gak terima.

"Ah, pake malu-malu... jujur aja kali de... wkwkwk" goda Tian juga yang nampak sudah begitu nyaman membaur dengan yang lain. Debo merengut dalam diam. Iya sih, jujur saking takutnya, saat itu dirinya memang hampir aja ngelakuin itu kalau gak inget dia itu anak cowo yang udah gede.

Anak-anak benar-benar telah tenggelam dalam senda gurau. Tapi, segala guyonan pengocok perut anak-anak itu, sepertinya tak mampu mempengaruhi seseorang yang juga tengah berada disana. Di sudut ruangan, Ify yang duduk tak jauh dari Iel, seperti tak terbawa suasana ceria itu. Hanya seulas senyum kecil yang sesekali tersungging dari bibirnya. Memang, tak banyak kata-kata yang terlontar dari bibirnya sedari kedatangannya di sanggar itu. Dia hanya sesekali tersenyum, atau berbicara ala kadarnya, untuk sekedar menyahut ramah teguran atau obrolan dari teman-teman yang lain. Selebihnya, dia hanya duduk diam, terus mendengarkan sembari sesekali memperhatikan keadaan sanggar yang bisa dibilang sangat sederhana itu.

Sebenarnya, bukan maksud hati untuk bersikap seperti itu. Tapi, sejak dirinya melangkahkan kaki memasuki sanggar, hatinya sudah terenyuh melihat keadaan yang ada. Apalagi ditambah setelah mendengarkan cerita asal usul dibuatnya sanggar ini dari Zahra, cerita-cerita dari Obiet dan Debo tentang bundanya, atau cerita-cerita sebelumnya dari Patton dan teman-teman yang lainnya tentang kehidupan mereka. Itu semua benar-benar membuat hatinya bergetar, membuka lebih luas pikirannya yang sempit, menguak sebuah realita kehidupan yang belum tersentuh oleh dirinya. Karena terbawa pikiran inilah yang membuatnya lebih banyak terdiam dan terpaku pada pikirannya sendiri, sampai pada saat Cakka datang dan memberikan kejutan lain di ruangan itu...

"Hei temen-temen, liat siapa yang datang...." Teriak Cakka ketika baru aja memasuki ruangan sanggar. Anak-anak yang baru menyadari kedatangan Cakka sontak menoleh, dan...

"Hei Dava? Kok kesini?" seru anak-anak. Ternyata ada Dava dan Olin yang datang bersama Cakka.

"Dava kan kangen main kesini lagi...."

"Ceilah bahasa loe Dav, kangen..." sahut Irsyad. Dava cuma nyengir.

"Eh, kok pada ngumpul-ngumpul gini?" Tanya Dava lagi.

"Ini kita mau rapat. Kita ada rencana buat ikut lomba... kan kita mau bel..." tapi mulut Patton langsung ditutup Cakka yang kemudian langsung menyambung ucapan Patton itu.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang