PROMISE - Part 11: Permintaan yang Tak Diduga

187 13 0
                                    



--------------------3am-------------------

Obiet melihat pak Darma sudah keluar dari ruangan bu panti dan berjalan menuju halaman samping panti. Beliau lalu duduk di kursi kayu yang ada tepat di bawah pohon jambu yang berbuah lebat di halaman itu. dari wajahnya, tampak pak Darma terlihat sedang berpikir keras. pelan-pelan Obiet mengikuti pak Darma, lalu menyapanya.

"Om... apa Obiet ganggu??? Boleh ngobrol bentar ga???" tegur Obiet sopan.

"Oh, kamu biet... nggak kok, sini duduk di samping om. Sekalian om ada yang di tanyain ke kamu" sahut pak Darma. Obiet menurut dan duduk disamping pak Darma.

"Ada apa om??"

"Kamu betah disini???"

"Walau sederhana, Obiet betah kok, apalagi ada bunda yang mau slalu ngasih kasih sayang ke Obiet dan teman-teman..."

"Kalau temen kamu Angel, dia bagaimana orangnya???"

"Dia baik kok om, walau sampai sekarang masih terpukul banget sama kepergian keluarganya. Emang kenapa om??" sahut Obiet. Padahal dalam hatinya, Obiet sudah tau kemana arah pembicaraan pak Darma.

"Ohh, enggak apa-apa" sahut pak Darma tersenyum tipis. Lalu suasana kembali membisu.

"Om lagi bingung ya???" Tanya Obiet lagi. Pak Darma hanya tersenyum simpul.

"Oh, iya. kamu mau ngomong apa ke om tadi??" tanya pak Darma kemudian. Obiet tampak sedikit tertengun, berpikir, seperti mencoba memantapkan hatinya yang bimbang.

"Biet??" tegur pak Darma lagi.

"Hmm... om bisa ikut Obiet bentar??" Tanya Obiet kemudian. Om Darma mengangguk.

------ -------

Lalu Obiet membawa pak Darma ke halaman belakang panti. Disana mereka bisa secara diam-diam melihat Angel dan Bastian yang sedang belajar melukis bersama.

"Obiet mau om liat itu" kata Obiet sambil menunjuk ke arah Bastian dan Angel. Pak Darma tersenyum melihat keceriaan anaknya dengan Angel. tapi kemudian dia mengalihkan pandangannya ke Obiet, menatap dengan rasa heran.

"Jadi??" tanya pak Darma kemudian. Lalu Obiet membawa pak Darma menjauh dari tempat itu, kembali ke halaman samping tadi. Pak Darma mengikutinya. Obiet duduk di kursi yang ada di bawah pohon jambu di halaman itu.

"Maaf om, kalau Obiet lancang.... Sebenarnya Obiet tadi sempat nyuri dengar pembicaraan om sama tante. Tapi Obiet cuma mau ngutarain isi hati Obiet" kata Obiet memulai pembicaraannya. Pak Darma sedikit terkejut, tapi dia tak bereaksi apa-apa, hanya diam mendengarkan.

"Obiet tau, om lagi bingung mau ngangkat anak siapa... Om mau ngangkat anak Obiet kan om???" kata Obiet lagi

"Ya, kamu mau kan???" sahut om Darma dengan semangat. Obiet tersenyum tipis mendengar tawaran pak Darma.

"Tapi istri om mau anak perempuan bukan?? Dan beliau suka sama Angel kan om??" kata Obiet lagi. Senyum pak Darma sedikit pudar, lalu beliau mengangguk lemah.

"Obiet senang dan merasa bahagia om mau ngambil Obiet sebagai anak om. Obiet pasti akan jadi kakak yang baik buat Bastian, tapi..." Obiet menggantung kata-katanya.

"Tapi apa biet??? Kalau kamu mau, apalagi masalahnya???"

"Tapi Obiet merasa Obiet bukan orang yang tepat, Obiet merasa ada orang yang lebih membutuhkan kehangatan keluara om...

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang