PROMISE - Part 43: Malam Yang Indah

213 13 0
                                    


-----------------3am-----------------

Suara-suara binatang malam, hanya itulah yang mengisi kesunyian malam. Dedaunan turut bergoyang pelan seiring angin malam yang berhembus perlahan itu. Tenang tapi terus menyelimuti udara malam, menghembuskan udara dingin yang menusuk keseluruh persedian tulang. Seperti itulah mungkin kondisi yang terbentuk dari dua orang gadis yang juga tampak begitu dingin dengan tembok pembatas yang tlah terbentuk begitu kokoh diantara keduannya. Sebuah tembok penolakan yang didirikan oleh Via diantara dirinya dan Ify.

Setelah menyeret Ify ke luar, ke halaman yang cukup jauh dari ambang pintu rumah Iel, Via melepaskan pegangannya pada pergelangan tangan Ify, lalu ia berjalan ke depan agak menjauh, memunggungi Ify yang tengah menatapnya dengan sendu.

"Via..."

"Beneran loe ga ada apa-apa sama Iel?" Tanya Via to the point dengan nada sedikit sinis. Ify sedikit mendesah pelan. Dugaannya sedari dulu memang benar. Via marah padanya hanya karena hubungannya dengan Iel, bukan karena hal lain.

"Ya ampun Vi... Gue ga bakal pernah khianatin sahabat gue sendiri... Loe percaya sama gue kan?" jawab Ify lembut. Tiba-tiba Via berbalik dan menatap Ify tajam.

"Trus kenapa loe keliatan deket banget sama dia?! Siapa pun yang liat foto loe sama Iel, pasti berpikiran kaya gue Fy!" tekan Via keras. Ify hanya menggeleng pelan, dan kembali mencoba meyakinkan Via.

"Berapa kali kita harus jelasin sama loe Vi... saat itu Iel cuma bantuin bersihin mata gue. Lagipula saat itu gue masih terikat perjanjian sama dia..."

"Terus kenapa sampai sekarang loe masih deket sama dia? Bukannya perjanjian loe udah selesai?" potong Via cepat sambil bergerak maju, membuat semakin tampak di penglihatan Ify wajah kemerahan penuh emosi dari Via.

"Iya... tapi..." belum sempat Ify menyelesaikan kata-katanya, Via sudah kembali memotong.

"Tapi kenapa loe sekarang malah makin nempel sama dia? Pergi pulang sekolah bareng, kemana-mana sering bareng.... Iel sekarang selalu ada disamping loe Fy! Dia tanpa ragu selalu ngebelain loe, menghibur loe, ngerangkul loe disaat loe tersudut! Dan sementara loe!" tiba-tiba Via mendorong bahu Ify hingga ia hilang keseimbangan dan jatuh ke tanah, "Kenapa loe terlihat begitu nyaman dengan perlakuan itu! Kenapa Fy?! Kenapa kalian harus terus sedekat itu?! KENAPA??!" cecah Via kemudian dengan begitu tajam dan sangat lepas.

Rupanya emosinya benar-benar tlah mencapai puncaknya. Dan dengan emosi tak terkendali itu, Via menumpahkan semua rasa sakitnya. Yak, segalanya yang menganjal dihatinya. Tumpah sudah semua segala hal yang ia pendam dihatinya selama ini. Via benar-benar meluapkan segala perasaan, segala sakit, segala perasaan mengganjal yang menggerogoti hatinya selama ini.

Dadanya terlihat naik-turun, mengikuti debaran jantungnya yang berpacu cepat seiring aliran emosinya yang begitu menggebu itu. Tapi, dari sorot matanya yang tajam menusuk tepat ke mata Ify, bisa terlihat sedikit kilau bening yang mulai menyelimuti kedua bola mata itu, persis seperti sepasang mata yang tengah balik menatap Via itu. Mata Ify. Matanya juga tlah berkabut, tapi menatap penuh kelembutan. Dan dua pasang mata itulah yang kini tampak berbicara, mengisi keheningan malam yang menyelimuti mereka berdua selama beberapa saat itu.

Ify yang terduduk di tanah, tampak hanya bisa terdiam, menatap nanar ke arah Via, terperangah tak percaya mendengar segala yang telah terlontar dari mulut Via itu. Dia tak menyangka seperti itukah pandangan Via melihat kedekatannya dengan Iel. Seburuk itukan penilaian dirinya dimata sahabatnya itu? Dan sebuah luka pun kembali menggores hatinya pedih.

"Loe cemburu sama gue Vi?" lirih Ify pelan tak lama kemudian memecah keheningan diantara mereka berdua. Matanya terus menatap nanar kearah Via. Mendengar ucapan Ify tadi, Via sedikit mendesah, lalu segera membuang pandangannya dan kembali berbalik memunggungi Ify.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang