PROMISE - Part 23: Exam Times

159 13 0
                                    


---------------3am--------------


Hari-hari paska pembicaraan dari hati ke hati antara Iel dan Ify beberapa waktu lalu, jelas lebih melapangkan segala hal yang akan mereka lakukan selanjutnya. Iel jadi lebih mudah dan lebih enteng melakukan usaha belajarnya guna memenuhi perjanjian mereka kepada pak hanny. Keseriusan dan usaha yang keras benar-benar ditunjukkan oleh Iel. Dan Ify, tentu saja jadi jauh lebih mudah dan senang hati mengajari Iel yang sekarang jauh lebih bersemangat dan punya keinginan, dari pada sebelumnya yang kelewat parah kadar tingkat kemalasan dan kecuekannya, sampai-sampai membuat Ify jadi frustasi hebat.

Dan hari itu, hari terakhir mereka untuk belajar, mempersiapkan segalanya sebelum ujian. besok hari mereka sudah akan menghadapi ujian matematika dengan pak hanny. Dan baru kali ini Iel merasakan dirinya begitu tegang, tapi juga sekaligus begitu semangat menghadapi ujian. Padahal biasanya dia begitu santai dan tak peduli. Dapet syukur, ga dapet ya udah. tapi tidak untuk kali ini. Dia harus bisa!

"Fy, nih udah selese.." kata Iel dengan semangat 45 sambil menyerahkan sebuah kertas jawaban ke Ify yang sedang asyik membaca di depannya. Sore minggu itu mereka berada di rumah Iel, melakukan usaha belajar di hari terakhir sebelum menghadapi ujian besok hari. Ify mendongak memandang Iel, lalu menyambut sodoran kertas dari Iel itu. Dia sesaat meneliti hasil pekerjaan Iel itu, lalu tak lama, sebuah senyum terukir di bibirnya.

"Kaya nya udah siap tempur nih... Sip..sip..." puji Ify sambil mengancungkan jempolnya.

"Siapa dulu donk... Iel... Gini donk sih, pasti bisa gue... hehe.." sahut Iel enteng.

"Eh, gaya banget loe?!" tegor Ify galak. Iel cuma nyengir.

"Jangan puas dulu loe, besok aksi yang sesungguhnya. Kalau loe ngerjain kaya gini sih, oke.. tapi kalau kaya yang kemaren-kemaren... Awas aja loe.." kata Ify.

"hehe... iya.. iya.. sori.. khilaf fy... Maklum, terlalu semangat... hehe..." sahut Iel.

"Semangat sih semangat, tapi jangan buru-buru juga... kaya kemaren masa loe pas ada ngerjain rumus perhitungan 2 x 3, loe nulis 5, sejak kapan tuh?! Terlalu nganggep remeh yang mudah sih loe..." sahut Ify. Iel yang di omelin kaya gitu cengar-cengir aja.

"5 sama 6 cuma beda satu kok..." sahut Iel agak asal, yang langsung di lemparin Ify pake buku. Iel reflek ngindar, ngumpet ke balik meja.

"Emang cuma beda satu, tapi FB!" sewot Ify

"Hah FB? Facebook?" sahut Iel, kepalanya sudah menyembul dari bawah meja

"Fatal Banget..!!" teriak Ify, "gara-gara salah dikit gitu, jalan jawaban loe selanjutnya berarti ikut salah juga... Loe tuh sebenarnya ngerti dan menguasai bahan, tapi masih suka serampangan sih, sok ngitung cepet tapi masih suka asal..!" omel Ify. Iel cuma ngangguk-ngangguk sambil masang tampak bersalah, lalu senyam-senyum dengan tampang sok manisnya. Ify yang liat Iel masang muka manis gitu, jadi menghela nafas, ga jadi emosi, dan bikin dia jadi ga tega ngomel-ngomel lebih panjang lagi.

"Ga usah masang tampang sok kaya malaikat gitu deh loe! Tau aja loe kelemahan gue, pasti ga tega ngomel lagi kalau di sodorin tampang kaya gitu!" kata Ify yang disambung tawa kemenangan Iel.

"Jadi gue harap sih, loe lebih teliti aja yel, ga usah buru-buru, yang penting tepat waktu, kaya yang ini nih... oke..." kata Ify lagi lebih lembut, sambil ngancungin kertas pekerjaan terakhir Iel.

"Iya.. Iya... Ngerti bu guru... Gitu donk, kalau ngomongnya adem kaya ginikan enak, masa ngajarin orang ganteng galak-galak banget? Tadi udah mulai keluar tuh tanda-tanda keluar tanduknya... hehe..." canda Iel.

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang