9. Surprise

23 2 0
                                    

Diam tak selamanya emas, pun tak selamanya merugikan. Semua mempunyai porsi masing-masing. Tetapi berterus terang selalu adalah yang terbaik meski kadang tak indah.

• ~~ • ~~ •

Matahari bersinar cukup terik siang ini saat Rama menemukan Ifabella di taman belakang sekolah. Mengambil waktu istirahat di sela-sela tugas.

Gadis kesayangannya itu duduk sendiri dengan telinga yang tersumpal earphone. Tangan kirinya merapikan helai rambut yang tertiup semilir angin. Sebelahnya menggenggam sesuatu yang tampak seperti sebatang cokelat. Kepala Ifabella sedikit menengadah seakan menikmati embusan angin di wajahnya.

Rama menikmati apa yang dilihatnya. Raut wajah manis yang sering terbayang di benaknya. Wajah manis yang diingatnya sebelum tidur yang membuatnya dengan antusias menerima pemindahtugasan ayahnya ke kantor pusat yang berada di kota yang sama dengan Ifabella.

Rama tak pernah bosan dengan apa yang dilihatnya pada diri Ifabella. Gadis itu memang tak secantik beberapa gadis yang menjadi idola di sekolah. Tetapi Ifabella istimewa dengan caranya sendiri.

Meski sering ketus, Ifabella tak segan menolong teman yang sedang dalam kesulitan, cara gadis itu berinteraksi dengan sekelilingnya tidak pernah berlebihan, malah kadang terkesan Ifabella menghindar apabila ada yang mendekati.

Sopan santun yang sudah jarang ditunjukkan oleh anak muda jaman sekarang masih ada pada Ifabella. Juga keberanian Ifabella untuk membela apa yang dianggapnya benar.

Gadis berambut sebahu itu tidak takut menjadi diri sendiri. Ia tidak bermulut manis. Tetapi semua itu sanggup menawan banyak orang.

Ifabella tidak takut menjadi dirinya sendiri. Ifabella dengan kesederhanaan dan diamnya telah memikat orang banyak.

Rama juga akhirnya tahu bahwa Ifabella tidak suka menjadi pusat perhatian serta menutup diri dari pertemanan. Mungkin itu yang menyebabkan Ifabella selalu terlihat ketus dan galak, atau mungkin sebaliknya. Entah apa yang menjadi alasannya. Rama pastikan ia akan mengetahui alasan itu.

Perlahan Rama mengumpulkan satu per satu tentang Ifabella.

Perbuatan heroik yang dilakukan Ifabella bertahun lalu juga masih segar di ingatan Rama. Membuat rasa dalam diri pemuda berkacamata itu kian membesar dan berkembang.

Rama mengetahui bahwa tidak sedikit teman laki-lakinya yang menyukai Ifabella dan diam-diam berharap bisa lebih dekat. Rama juga mengetahui bagaimana ibu penjaga kantin dan satpam sekolah telah jatuh hati pada Ifabella. Pun para guru.

Dengan menenteng gitar kesayangannya yang sengaja ia bawa, Rama melangkahkan kaki ke arah Ifabella. Gadis itu menutup mata. Belum menyadari kehadiran Rama di sampingnya. Senandung lirih terdengar dari bibir Ifabella. Membuat sifat usil Rama muncul.

Rama sedikit mencondongkan wajahnya mendekati wajah Ifabella dan menarik earphone dari telinga Ifabella sedikit keras. Membuat gadis itu terkejut menegakkan duduknya yang tadinya bersandar di bangku besi hitam di bawah pohon ketapang.

"Lo tahu? Pose lo tadi sangat menggemaskan. Bikin gue jadi..." Rama sengaja menggantungkan bisikannya.

Dalam hati ia berhitung dan seketika wajah Ifabella merona. Rama terbahak. Ia suka melihat wajah merona gadis kesayangannya itu. Sungguh manis dan menggemaskan. Meski setelah itu ia harus bersiap mendengar Ifabella meneriakkan namanya.

IF... (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang