17 [Sudah Direvisi]

8K 1.3K 148
                                    

Author POV

Sejak beberapa saat lalu, Bibi Hwang memperhatikan Hyunsuk dan Chaeri yang tengah makan malam, hanya berdua. Mereka duduk bersebelahan, makan di waktu yang bersamaan, tapi sama sekali tak bicara pada satu sama lain sejak tadi. Saling menoleh pun tidak.

Bibi Hwang curiga, bahwa pasangan muda itu pasti sedang bertengkar. Bukan baru hari ini, tapi sejak beberapa hari yang lalu Bibi Hwang merasa ada yang aneh dengan mereka berdua.

Sejak pembicaraan di kamar Chaeri waktu itu, Hyunsuk dan Chaeri saling mendiamkan satu sama lain. Mereka tetap berangkat sekolah bersama, Hyunsuk tetap menurunkan Chaeri di halte seperti biasa, lalu saat pulang menunggu gadis itu di halte dekat rumah, tapi mereka sama sekali tak pernah bicara pada satu sama lain.

Hyunsuk selesai makan duluan.
Chaeri menatap kepergiannya, waktu laki-laki itu beranjak pergi dari dapur.

Sejujurnya Chaeri khawatir Hyunsuk kesepian dan akhirnya mimpi buruk lagi. Chaeri juga kesepian semenjak mendiamkan Hyunsuk. Tapi dia tak punya pilihan lain, karena Hyunsuk juga seperti tak ada keinginan untuk bicara dengannya.

Saking khawatirnya—takut Hyunsuk mulai dihantui mimpi buruk lagi, setiap hari—tiap hampir tengah malam, Chaeri selalu menyempatkan untuk berdiri di depan pintu kamar laki-laki itu yang tertutup rapat, lalu menempelkan telinganya pada permukaan pintu untuk menguping—takut-takut Hyunsuk bergumam dalam tidurnya lagi dan berakhir terbangun dari mimpi buruk sambil berteriak penuh ketakutan seperti waktu itu.

Malam ini, Chaeri tetap menyempatkan untuk berdiri di depan pintu kamar Hyunsuk. Entah apa yang tengah dilakukan laki-laki itu dalam kamarnya, Chaeri bisa mendengar sayup-sayup, Hyunsuk seperti sedang mengobrol entah dengan siapa. Chaeri rasa, Hyunsuk tengah menelepon seseorang.

Waktu telah menunjukkan hampir pukul 11.30—sudah hampir tengah malam. Sebelum pergi tidur, Chaeri pergi ke dapur untuk mengambil segelas air. Karena terkadang dirinya terbangun pada waktu dini hari dan merasa haus.

Begitu kembali ke lantai atas, Chaeri sedikit terkejut melihat Hyunsuk keluar dari kamarnya. Sempat memperhatikan laki-laki yang memakai jersey real madrid itu sesaat, Chaeri berlagak tak menghiraukannya seraya berjalan menuju kamar.

Tapi,

Tap!

Chaeri terperanjat kaget.
Hyunsuk tiba-tiba merentangkan salah satu tangannya ke samping, menempelkan telapak tangannya ke tembok—memblokir jalan Chaeri.

Tak ingin membuka suara duluan, Chaeri hanya menatapnya penuh tanya, tanpa bertanya apa yang dinginkan laki-laki itu.

"Mau tidur?" tanya Hyunsuk.

"Bukan! Mau ronda!" sahut Chaeri tak santai.

"Baru diajak ngobrol lagi, udah sewot aja," rutuk Hyunsuk setengah bergumam. Laki-laki itu tiba-tiba cemberut.

"Lagian pertanyaan lo aneh-aneh aja. Udah hampir tengah malem gini ya iya lah gua mau tidur. Ya kali mau ronda."

"Ya maksud gua, kali aja lo mau begadang atau belum mau tidur." Hyunsuk mengalihkan pandangannya, ke langit-langit rumah.

"Kenapa emangnya?" tanya Chaeri, sesaat sebelum matanya membelalak kaget karena Hyunsuk tiba-tiba memegangi tangan kirinya—dengan kedua tangannya.

"Temenin gua nonton film setan ya, Chae!" pinta Hyunsuk. Wajahnya tiba-tiba memelas.

"Ogah!" Chaeri melepas tangannya dari genggaman Hyunsuk, "gua gak suka film horror!" ujarnya, dengan ekspresi ngeri.

"Gua juga!" Konyolnya, Hyunsuk juga keliatan ngeri.

You And I From The Beginning || Choi Hyunsuk✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang