Chapter 4.2 <> Bekerja Untuk Bule

4.4K 194 0
                                    

>>🌹🌹🌹<<

"Assalamualaikum.." Serunya sembari melangkahkan kaki menuju sebuah sofa yang terletak diruang tengah tersebut. Mata sayup yang menatap kedepan sesekali menarik nafas dan menghembuskan nya perlahan.

"Pa ma, Farhan berangkat dulu." Pria yang sudah tapi dengan setelan kemeja hitam dan celana panjang abu-abunya itu tiba-tiba merasakan hawa yang lain saat langkahnya melewati ruang tengah.

Kepalanya memutar melihat apa yang ada disana....dan.

"Asbshsnzhej!!" Farhan memandang adiknya dengan ragu sembari mendekati Ara yang menundukkan kepalanya.

"Hey you," Panggilnya dan menepuk bahu gadis itu. Ara kemudian mengangkat kepala serta wajahnya menatap pada Farhan yang saat itu langsung terjungkal kebelakang sofa.

"Kakak, kakak nggak papa?" Ucapnya dengan membantu Farhan untuk berdiri.

"Nggak papa gimana. Kamu kenapa sih, kok jadi kayak gini?" Tanya Farhan sambil merapikan dirinya lalu kemudian duduk kembali diikuti oleh Ara yang kembali memasang muka suram nya.

"Ra, Kakak nanya kamu kenapa?" Tanya Farhan lagi.

Dan gadis itupun hanya menggelengkan kepalanya. Farhan lalu menempelkan telapak tangannya pada dahi adiknya itu dengan dahi mengernyit dalam.

"Normal," Gumamnya dan kemudian mendekatkan dirinya lebih dekat lagi pada Ara.

Dug dug dug..

"Normal." Gumamnya lagi lantas menatap mata Ara.

"Ara kakak-" Ucapan Farhan tiba-tiba terpotong karena sebuah getaran ponsel didalam tas gadis tersebut.

Drrtt! Drrtt! Drrtt!

Farhan mengambil ponsel adiknya itu lalu mengernyit menatap nama yang terlihat pada layar panggilan itu.

"Bule-ku?" Saat Farhan hendak mengangkat panggilan itu seketika gadis yang sedari tadi diam tiba-tiba mengambil ponselnya dan menjauh dari sang kakak yang menatapnya heran.

Pria itu kemudian tersenyum geli sembari menggelengkan kepalanya dan berlalu pergi.

"Ha-hallo Mr.."

"Kau dimana?" Suara dari seberang sana yang cukup terlihat mengkhawatirkan nya. Hanya perasaan Ara semata, nyatanya.

"Saya dirumah Mr. Ada apa?" Tanyanya dengan gemetar.

"Ke kantor segera,"

"Ba-baik Mr."

"Saya membutuhkan mu."

Tuuuttt tut tut tut!!

Ia memegang dada sebelah kirinya yang sudah mulai berontak meminta kebebasan.

"Demi kuch-kuch hota hai!! Bule-ku psikopat hatikuuu.." Gadis itu terus berteriak layaknya *ehem* hingga membuat Bayu dan Farah keluar dari kamar mereka menatap putri bungsu mereka itu dengan tatapan "bukan anak kami".

Sedangkan di dibalik dinding putih itu masih jelas terdengar deru nafas yang memburu sempurna. Tampilan maskulin yang ia ciptakan dengan jas hitam serta janggut yang baru dicukur tipis itu semakin membuatnya bak dewa kesempurnaan.

"Huft..apa yang kau lakukan Rev?" Tanyanya pada diri sendiri dan juga bingung dengan bersembunyi dibalik dinding apakah itu benar-benar dirinya.

"Akkhh! Gadis licik itu rupanya sedang menjebakku. Mulai dari sekarang aku perlu mengawasinya selama 24 jam penuh." Ucapnya lalu kemudian menatap pada pintu ruangannya yang masih belum ada tanda-tanda seseorang akan datang.

"Kenapa ia belum datang juga? Apa sesuatu terjadi?" Dengan berat hati ia menyambar kembali ponselnya lalu mendial nomor yang baru beberapa menit sebelumnya ia hubungi.

Nomor yang ada tuju sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan, silahkan tinggalkan pesan suara dengan cara telepon ke bintang nomor tujuan biaya 460 rupiah per menit.

Tut!

"Not active?"

"Kemana gadis itu. Ck! Kepalaku mulai pusing,"  Dengan langkah lebar segera ia mengambil dompet serta kunci mobilnya lalu meninggalkan ruangan tersebut.

Menelusuri kota jakarta bukan keahlian seorang Rev namun demi rasa penasaran nya sendiri pria yang terlahir dari negara Inggris itu rela menempuh polusi dan juga kemacetan ibukota jakarta. Dan sebelum itu ia harus menemukan gadis yang membuatnya harus kehilangan takar per takar bensin mobilnya.

"Where are you, Ara?" Gumamnya seraya meneliti pandangan ke kiri dan ke ke kanan. Hingga pandangan mata hitam itu seketika tak terlepas dari seorang gadis yang tengah memakan ice cream dengan senyum tanpa dosa di bibirnya.

"Kau akan mendapatkan hukuman mu, gadis licik." Ucapnya dan juga senyum manis dibibir tersebut.

Rev menepikan mobilnya tepat dihadapan tubuh gadis itu yang mengernyit heran menatap kendaraan dari manakah yang tiba-tiba datang menjemputnya. Apakah pangeran langit ataukah dewa amor.

Saat kaca mobil itu terbuka barulah ia teringat kini senyuman manis dari balik wajah tampan itu sudah tak bisa di lawan lagi efeknya. Bahkan ice cream yang manis pun dan tak berdosa itu jatuh dari tangannya andai ada satu kata perpisahan.

"M-mm-mr.."

"Masuk?" Ara menelan salivanya yang telah berubah pahit tak ada lagi rasa manis tak ada lagi rasa ice cream. Kemudian kaca mobil itupun kembali tertutup dengan segera ia membuka pintu mobil dan memasukinya dengan perasaan was-was.

Set!

"Aaa!!" Ara menutup matanya dengan kuat dan berdoa dalam hati semoga dimudahkan dalam urusan rumah tangganya. What?.

Andai hidupku layaknya novel romance.

"Apa yang kau pikirkan gadis licik. Pakai safebelt mu?" Kata Rev tepat disamping telinganya hingga deru nafas pria itupun sangat jelas terdengar.

"Baik..Mr.." Ara perlahan mengatur nafasnya dan detak jantungnya yang berpacu sangat cepat sambil memakai safebelt tersebut pada tubuhnya.

Dalam perjalanan yang sunyi dan hanya suara dari berbagai kendaraan terdengar. Dengan pelan ia mengambil ponselnya tapi sebelum layar ponsel itupun menyala maka sebuah intonasi suara dingin menghentikan gerak jari tangannya.

"Kenapa tidak menjawab telpon ku?" Ara diam sejenak dengan menatap pada ponselnya.

"Ponselku mati dan aku lupa men charger nya. Maaf,," Gumamnya pelan.

"Lalu apa yang akan kau lakukan dengan ponsel di tanganmu itu?" Tanya Rev lagi tak berperasaan.

"Aku..aku akan menghidupkan ponselku,"

"Aku tidak suka seseorang bermain ponsel saat sedang bersamaku." Ara menggigit bibir bawahnya dan kembali memasukkan ponselnya itu kedalam tasnya.

"Aku juga tidak suka orang yang pandai dalam berbohong," Kedua mata gadis itu melebar dengan menatap pada Rev yang masih menatap lurus kedepan sambil memegang kemudinya.

Ara menarik nafasnya dan menghembuskan nya dengan tenang.

"Mr Rev-"

"Aku juga tidak suka orang yang memanggilku dengan panggilan Mr. Kau harus merubahnya."

Mati sajalah kau Rev😈













Hay hay guyss😂 maaf atas semua kesalahan nya sang Mr ya. Maklumlah dia masih gemes emess makanya perlu bimbingan hihii😆😆😆..

Mohon maaf apabila ada kata typo atau kalimat yang salah dalam pengejaan😇😇😇



❌❌ STOP YOU PLAGIAT ❌❌
🚫🚫 DON'T COPY PASTE 🚫🚫
😈😈 SIN WARNING 😈😈

* 13 Januari 2019 *
16:56

MY HUSBAND BULE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang