Chapter 5.1 <> Berbeda

4.2K 178 2
                                    

>>🌹🌹🌹<<

Sorotan sinar yang berasal dari berbagai benda tersebut termasuk suara-suara kamera ponsel yang terdengar ramai. Wajah dingin dengan sedikit senyum di bibirnya pria itu masih berjalan dan juga diikuti oleh seseorang yang menjadi objek semua mata.

"Mr.." Gumamnya dengan sangat pelan dan hanya dapat didengar oleh Rev. Lantas pria itu hanya menanggapinya dengan menaruh tangan Ara pada lengannya.

"Apa yang Mr lakuin?" Tanya Ara seraya hendak melepaskan tangannya namun dengan cepat ditahan oleh tatapan tajam dari pria tersebut.

"Aku sudah bilang ubah panggilanmu untukku. Jangan panggil aku mr mr lagi, atau kau akan mendapat hukumanmu." Desis Rev dan kembali menatap kedepan sembari mengeluarkan senyum palsu nya bersama Ara yang hanya bisa pasrah dibawah perintah si bule.

"Mr Rev apakah kali ini wanita yang sama!?"

"Apakah wanita cantik itu adalah wanita spesial yang anda bawa kali ini Mr??"

"Mr mohon wawancaranya!!"

Gadis yang masih menggandeng lengan Rev itu hanya bisa menutup matanya dengan kuat dan menekan jari-jari kukunya pada lengan Rev yang berbalut jas hitamnya. Rev menghentikan langkahnya sesaat sudah berada didalam sebuah ruangan lalu menatap gadis tersebut yang masih menutup matanya.

"Hei?" Rev memposisikan Ara menghadap padanya. Tetapi gadis itupun tiba-tiba terisak dan memeluknya.

"Aku mau pulang. Nggak mau disini," Ucapnya masih dengan memeluk erat tubuh Rev.

"Pulang? Tapi kita baru saja sampai," Kata Rev seraya memegang kedua bahu Ara dengan menatap mata yang sudah memerah tersebut.

"Tapi aku mau pulang. Nggak mau disini. Titik!" Kekeh Ara sambil memalingkan wajahnya dengan cemberutnya.

Rev berdecak seraya menatap dingin pada gadis dihadapannya itu.

"Hei! Pikirkanlah berapa liter bensin yang akan kembali terkuras kalau aku kembali kerumahku lagi," Kata Rev dengan unsur kepelitan nya itu.

Ara menunduk. "Kalau begitu antarkan saja aku kerumahku jangan kerumah Mr.."

Rev mengacak-acak rambutnya sambil mengeram dengan tampang frustasi nya.

"Mau atau tidak Mr?" Tanya Ara sambil menarik ujung lengan kemeja Rev.

"Sekarang begini. Kalau aku mau lalu bagaimana caranya kita keluar, apakah melewati jalan yang sama atau..i do not know."

"Kalau begitu lewat pintu belakang saja," Saran Ara dan malah mendapatkan tatapan yang menusuk penuh benci padanya.

"Kalau begitu kau sendirian saja lewat sana. Aku tidak mau." Tolaknya secara halus.

"Terus bagaimana m-"

"Kuperingatkan sekali lagi padamu. Ubah-panggilanmu-padaku, you understand." Potong Rev seraya menekan setiap katanya menatap lebih tajam lagi pada gadis tersebut.

"Me-memangnya kenapa? Orang-orang tadi juga memanggilmu Mr.." Gumam Ara sambil menatap pada mata hitam Rev yang tak lagi berkilau karena frustasinya.

"Aku tidak mau tahu. Kau ubah panggilanmu itu atau kita akan tetap berada dalam ruangan ini dan sekalian saja bermalam." Ara yang mendengar hasil final pria itupun lantas menatap Rev dengan kening berkerutnya.

Gadis itu menatap kebawah tepat pada gaun hitamnya yang sangat serasi dengan setelan jas Rev. Ara kemudian berbalik menghadap pada Rev dan mata mereka pun bertemu tatap.

"Ak..mau pulang ya,"

*what heart? Please don't shake!*
Rev meneguk salivanya masih dengan menatap Ara bersama dengan suara degupan sesuatu yang membuatnya melirik tepat kearah jantungnya diikuti oleh tatapan Ara yang juga menatap kearah yang sama.

"Ak.." Panggilnya seraya menangkup kedua sisi wajah Rev yang terlihat memerah kabur.

"Ck. Dasar merepotkan." Kata Rev segera menyeret Ara keluar dari ruangan itu menuju pada pintu belakang gedung dengan melihat ke kanan dan ke kiri kalau-kalau ada seseorang yang melihat mereka, apalagi sang Mr itu belum menemui tuan acaranya dan langsung kembali pulang atas dasar kemanusiaan.

Didalam mobil sport yang baru beberapa jam ia beli secara uang tunai tersebut pun hanya ada suara kesunyian. Sesekali gadis itu melirik kan matanya menatap pada Rev yang terlihat fokus pada kemudinya bersama dengan aura dingin yang bertuliskan "Warning! Don't disturb".

"Kita tidak akan pulang." Ucap Rev kemudian membelokkan mobilnya dan kembali menancapkan gas. Rasa-rasanya mereka telah jauh meninggalkan kota.

"Apa!? Tapi..tapi kenapa?" Rev beralih menatap Ara yang terlihat gelisah sembari menatap keluar kaca mobilnya.

"Menurutmu,,"

"Kau..akan membawaku pergi liburan?" Tebak Ara dan hanya mendapat senyuman tipis dari Rev.

"Apa itu yang kau inginkan."

"Iya, sangat. Tapi aku cukup tahu diri siapa aku. Aku sudah terlalu banyak merepotkan mu dan tinggal di rumahmu."

"Jadi..?" Rev menunggu kesimpulan dari ucapan gadis tersebut seraya menepikan mobilnya kepinggir lalu menatap pada Ara yang menunduk.

"Jadi, bawa aku pulang saja,"

Rev mendengus dan memalingkan wajahnya menatap ke jalanan.

"Aku tidak mau."

*keras kepala..*

"Huhhh..baiklah kalau begitu maunya aak apa?" Tanya Ara dengan menampilkan senyum paling terbaik nya pada pria menyebalkan itu.

Rev beralih lagi dengan tatapan anehnya kearah Ara. "Jangan mendesah jika sedang bersamaku. Ck..aku mau pulang."

"Ya ya okey kita pulang sekarang," Ucap Ara tanpa mau melanjutkan debat mereka. Sedangkan Rev hanya menganggukkan kepalanya lalu mulai kembali menyalakan mobilnya dan berlalu dari tempat kenangan indah mereka tersebut.











Hayyy sayangg😁😁😁maaf kalau di chapter ini katanya cuman sampai 800k ya, pendek. Soalnya mau cepet update jadinya ya begini. Dan insyaallah chapter berikutnya bakal diusahain dapet kata yang kayak biasanya lagi lebih dari ini..okeyy😉😉😉

❌❌ STOP YOU PLAGIAT ❌❌
🚫🚫 DON'T COPY PASTE 🚫🚫
😈😈 SIN WARNING 😈😈

*17 Januari 2019*
07:14

MY HUSBAND BULE (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang