>>🌹🌹🌹<<
Indonesia. Jakarta
Suara-suara yang bergumam didalam ruangan home theater, sebuah ruangan galeri yang dirancang oleh arsitektur terbaik dunia dengan fasilitas yang mewah untuk semua koleksi seni di dalamnya. Tetapi bukan itu yang menjadi pusat, tetapi seseorang yang tengah duduk di kursi bar dengan menatap kearah layar laptop nya, dan jangan lupakan senyum indahnya tersebut.
"Apa yang sedang kau lakukan, sayang?" tanya suara dari seberang sana. Ia saat ini tengah video call dengan seseorang yang sudah beberapa minggu ini jauh dari dekapannya.
"Aku sedang menonton, Mr Rev. Kalau kau sendiri, sedang apa?" Ara tersenyum menatap pada wajah tampan yang malam ini sungguh hangat dipandang oleh matanya.
"Menonton? Kau di home theater. Bersama siapa?" Ara mengangkat alisnya sebelah sembari terkekeh ringan.
"Iya Mr Rev, aku sendirian. Deny aku suruh pulang. Mr kau belum menjawab pertanyaanku,"
"Ehem. Pertanyaan yang mana?" Ara mengernyitkan dahinya seraya memanyunkan bibirnya kedepan.
"Hehe okay-okay. Aku baru selesai dari supermarket, berbelanja bulanan karena bahan di dapur habis." ucap Rev menjelaskan.
"Kau pergi sendiri," Rev mengangguk.
"Tidak seperti Mr Rev, biasanya kau perintahkan pelayanmu untuk berbelanja. Apa angin disana memang cocok dengan pacar-ku ini." Rev diseberang sana terkekeh kecil dan menghela nafasnya.
"Sebenarnya aku malas untuk keluar. Tapi mau bagaimana lagi, pelayan disini tidak sama dengan pelayanku di indonesia. Mereka sering berbelanja tidak sesuai keinginanku.." kata Rev menjelaskan. Dan Ara pun hanya manggut-manggut. Seiring berputarnya waktu mereka masih sama-sama melepas rindu karena Rev sudah memutuskan untuk hubungan mereka yang ldr, pria itu akan rutin menghubungi pacarnya dua minggu sekali dan good itu Ara tersiksa kerinduan dan hanya Deny yang kadangkala menghiburnya.
Sebenarnya Deny yang akan menemani Rev dalam perjalanannya menyelesaikan masalah di sebuah negara Swedia. Stockholm tetapi karena Rev terlalu mencemaskan Ara jadinya Deny yang bertugas menjaganya lebih dekat sementara pria tampan tersebut mengawasi pacarnya dari negara lain.
Ara menatap lesu pada pacarnya yang tersenyum padanya di seberang sana.
"Mr Rev, kangen.." Rev tersenyum lembut dengan kedua matanya yang menyipit.
"Aku juga merindukanmu, sayang. Gadis licikku." ucap Rev dengan lembutnya yang mampu membangkitkan rasa haru terdalam seorang Ara.
"Cepat pulang. Jangan jalan-jalan terus, kalau mau jalan-jalan aku harus ikut."
"Eum..iya sayang, kita akan jalan-jalan keliling dunia seperti yang kau inginkan. Aku janji. Maaf sayang, aku tutup dulu telponnya ya, aku ada penerbangan ke Venezuela. Aku mencintaimu, muah."
Tut
Ara tersenyum simpul dengan menatap layar smartphone nya. Ada sedikit perasaan lega saat tahu bahwa bule-nya itu baik-baik saja di negeri orang. Namun ada juga secuil rasa takut yang mencubit hatinya, mengingat Dera yang pria itu kejar.
"Apa Mr Rev masih mencintai Dera," gumamnya dalam hati. Juga rasa cemas yang mendalam.
Venezuela. Caracas
Rev. Pria tampan yang berdarah inggris timur tersebut sedang tak tenang hatinya. Sedari tadi ia mengecek ponselnya namun tetap saja tidak ada tanda-tanda dari pacarnya di negara merah putih itu.
"Kemana kau, Ara? Sms aku atau telepon aku.." desis Rev dengan menatap layar ponsel pintarnya.
"Eemm tuan," Rev menghela nafasnya lalu kemudian menatap tajam kearah Boy, seorang anak buahnya dan juga anak angkatnya yang sebulan lalu ia temukan di negara Kroasia. Zagrib.
Boy menundukkan kepalanya takut dan kemudian mulai mengeluarkan suaranya pelan.
"Apa sebaiknya..tuan yang menelpon duluan, untuk mengatipasi, bahwa nyonya Ara baik-baik saja di sana.." Rev mengernyitkan dahinya dalam sembari menggaruk ujung hidungnya ia berpikir keras.
Dasar otak bo*oh. Kenapa tidak berfikir sampai kesana tadi. Memalukan.
Rev lalu menggeser ponselnya dan setelah menemukan kontak pacarnya, ia dengan slow mengibaskan tangannya dengan pengertian dari Boy yang segera berlalu pergi setelah tadi berhasil mencerahkan otak dari tuannya tersebut.
"Kenapa gadis licik itu tidak mengangkat telepon ku.." gumam Rev seraya terus menghubungi Ara namun sekali lagi diabaikan oleh gadis tersebut.
"Deny. Iya aku harus menelpon pria itu. Kalau sampai pacarku kenapa-kenapa, akan ku goreng dia." dengan cepat Rev segera menghubungi Deny dan.
"Hoaamm.. Siapa sih? Menelepon tidak tahu jam, apa dirumahmu tiaodak ada jam. Aku akan meminta tuanku membelikan jam untukmu. Huhh.." Rev menggeram marah.
"Deny!! Kau di E N D."
Bersambung..
❌❌ STOP YOU PLAGIAT ❌❌
🚫🚫 DON'T COPY PASTE 🚫🚫
😈😈 SIN WARNING 😈😈* 8 Maret 2019 *
20:46
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND BULE (COMPLETED)
Romance*Chapter masih lengkap* [ HANYA PENGGALAN IMAJINASI NAIK TURUN. HARAP MAKLUM😌 ] "Berhenti merengek padaku!" "Makanya nikahin aku," seru seorang wanita dengan kedua bola mata nya yang berkaca-kaca. "Kenapa kau ingin sekali aku menikahimu? Heumm.." "...