>>🌹🌹🌹<<
Tidak ada yang lebih mendebarkan selain dengan senyuman lembut yang diberikan oleh seorang pria pada gadisnya. Ya gadisnya. Setelah pengakuan yang tak mau ia akui, bahkan mencoba untuk melupakan apa yang telah ia ucapkan, tapi tidak dengan seorang gadis yang bernama Ara.
"Hanya ini?" tanya Rev. Ara mengangguk sambil mengecek barang belanjaan nya. Mereka baru selesai dari toko hijab dengan Rev yang senantiasa menemaninya dan juga memilihkan hijab untuknya.
Gadis itu tersenyum sembari memeluk lengan Rev dan mereka berjalan bersama meninggalkan toko yang bernamakan Hijab Cantik's.
Rev mengukir senyumnya dengan telapak tangannya yang mengusap lembut kepala Ara. Mereka saat ini dalam perjalanan untuk pulang ke mansion Rev.
Deny menatap aktivitas tuannya itu dari balik kaca kemudi, ia selalu berdoa semoga tuan-nya yang sok cool itu segera menyadari akan perasaannya.
Terlalu berat untuk seorang gadis manis seperti Ara.
"Den?" panggil Rev dengan masih melakukan aktivitasnya.
"Yes sir,"
"Kita berhenti di toko depan. Ada yang mau kubeli." tanpa mempertanyakan nya Deny segera menepikan mobil sederhana namun mewah milik tuan-nya itu ke pinggir depan sebuah toko buku yang dimaksud oleh Rev.
Cup
"Jaga dia sebentar, aku akan segera kembali," perintah Rev dan dibalas dengan anggukan kepala patuh oleh Deny. Segera setelah itu pria yang berparas rupawan itupun turun dari dalam mobil lalu berjalan kearah pintu open toko buku tersebut.
"Tuan Rev yang manis.."
Selang tigapuluh menit akhirnya pria tampan itupun keluar dari dalam toko,ternyata ia sudah ditunggu oleh gadisnya yang sedang berdiri disamping mobilnya.
"Ara?" panggil Rev. Ara yang terlalu fokus akan lamunannya perlahan mendongakkan wajahnya menatap kearah Rev, dengan wajah berseri gadis itupun segera menghampiri Rev dan langsung memeluk tubuh kekar tersebut.
"Hey. Ada apa dengan bibir kerucutmu itu," ucap Rev seraya menoel pipi Ara yang terlihat bersemu merah.
"Habis beli apa? Kok lama.."
"Tidak kok. Ayo kita pulang, sebentar lagi akan turun hujan." Rev segera menarik Ara untuk kembali memasuki mobilnya sebelum gadis tersebut bertanya anu itu.
Heumm..Mr beli apa ya???
"Mr?!" gadis tersebut mengedarkan tatapannya pada lorong temaram yang menjalur kearah kamar Rev.
"Kok nggak nyahut. Apa emang lagi nggak ada dikamar ya," dengan perasaan kecewa Ara dengan perlahan memutar balik tubuhnya, berjalan sepoy menuruni anak tangga.
"Jangan.." langkah kakinya yang tadi masih menuruni anak tangga tiba-tiba berhenti sesaat mendengar sebuah suara yang sangat merdu. Bahkan sekalipun tidak pernah semerdu itu saat berbicara padanya.
"Aku mencintaimu, sungguh." remuk sudah timbal hati yang berbalut sutera. Ia merasakan sakit yang sangat pedih dan tertusuk, itulah rangkaian kata yang takkan pernah bisa untuk ia capai.
"Aku akan menelponmu lagi nanti. Aku masih banyak pekerjaan,"
"Ya, baiklah. See you baby.."
Rev membalikkan tubuhnya yang seketika membeku dengan tatapannya yang bertaut lekat dengan kedua bola mata seorang gadis yang tengah menatapnya dengan tajam.
"Apa yang kau lihat?" Rev mengkerut dalam saat gadis itupun hanya diam tanpa menjawabnya. Dengan perlahan Rev berjalan mendekati Ara dan sekarang ia sudah membawa Ara untuk duduk di sofa depan tv.
Ara masih dengan diamnya yang membisu.
"Hey..bicara padaku," kata Rev sambil mengusap kening Ara.
Ara menggelengkan kepalanya lemah.
"Sayang," Ara menatap Rev yang sudah mendudukkan nya diatas pangkuan pria tersebut.
"Jangan diam, bicaralah."
"Mr?"
"Hm."
"Apa kau sudah mencintaiku,," Ara menatap dalam pada Rev yang sesaat memalingkan wajahnya.
"Iya..aku tahu jawabannya. Tapi kalau kau menyuruhku untuk pergi sekarang, aku tidak bisa."
"Kau menawar waktu lagi padaku," ucap Rev kembali menatap mata Ara yang sayu.
Ara mengangguk tanpa mengeluarkan kata-katanya, dan itu justru membuat Rev gemes jadinya.
Cup
Cup
Cup
"Mr?" protes Ara dengan memegang pipi kirinya yang baru saja dikecup banyak oleh Rev.
"Iya, sayangku.."
wushh..hot..
"Mr kau belum menjawab pertanyaanku!"
"Pertanyaan apa, Ara?"
"Apa kau sudah mencintaiku?" Rev berdehem sembari memperbaiki duduknya lalu memeluk pinggang Ara.
"Itu sudah kau jawab, pacar." kata Rev seraya dengan kuat menahan untuk tidak menyemburkan tawanya saat melihat wajah marah gadisnya itu.
"Iih! Mr Rev.."
"Hehe..iya-iya aku akan jawab pertanyaanmu," Rev kemudian diam sambil menatap Ara yang sudah tak sabar akan jawabannya.
"Tapi sebelum itu..aku ingin kau menciumku dulu,"
"Iih nggak mau!"
"Yaudah nggak usah. Nggak maksa loh, sayang." goda Rev sembari hendak mengangkat Ara untuk duduk disampingnya tapi gadis itupun bahkan langsung memeluk lehernya dan menatap iris hitam murni dalam mata pria tersebut.
"Cum," gumam Rev.
"Tapi habis cum, langsung jawab ya.." ucap Ara dengan notasi manjanya.
"Iya."
Cup
"Kok cuman pipi," protes Rev saat hanya mendapatkan ciuman lembut dipipinya. Kedua pipi Ara yang sudah merona padam, ia kemudian kembali mendekatkan wajahnya dan..
Cup
"Bibir kira belum halal, Mr."
Rev tersenyum kecil sambil menyentuh dahinya yang baru saja dikecup oleh gadisnya itu.
"Aku mencintaimu.."
Heyy guys i am coming back, yang udah ganti judul story mana suaranya😥😥😥🙈🙉🙊..
Yang BP udah diganti jadi LGB yaa..soalnya buat judul itu agak gimana gini sama alurnya, nggak nyambung *nyadar diri* makanya diganti walaupun masih nggak nyambung, ya disambungin aja kan banyak kabel..hahaa😂😉😂
*author yang gaje*❌❌ STOP YOU PLAGIAT ❌❌
🚫🚫 DON'T COPY PASTE 🚫🚫
😈😈 SIN WARNING 😈😈* 12 Februari 2019 *
07:00
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND BULE (COMPLETED)
Romance*Chapter masih lengkap* [ HANYA PENGGALAN IMAJINASI NAIK TURUN. HARAP MAKLUM😌 ] "Berhenti merengek padaku!" "Makanya nikahin aku," seru seorang wanita dengan kedua bola mata nya yang berkaca-kaca. "Kenapa kau ingin sekali aku menikahimu? Heumm.." "...