>>🌹🌹🌹 <<
Rev berdiri tegak di ambang pintu kamarnya, matanya memandang satu orang gadis yang telah lama ini menjadi wanitanya. Gadis itu bernama Alfinara Clarissa, seorang perempuan yang datang dalam hidupnya dengan teka-teki kehidupan yang singkat namun bisa membuatnya melupakan masa lalu yang tak perlu di ketahui siapapun selain dirinya, yang juga tidak perlu di ingat.
Namun siapa yang bisa menyangkal lagi bahwa masa lalu itu memang tidak bisa di lupakan, masa itu akan hilang saat kita tertawa dengan masa depan tetapi masa itu akan kembali saat masa depan membuat airmata.
Senyuman Rev semakin mengembang saat istrinya itu berbalik badan dan lantas menatapnya dengan senyum manisnya.
"Sudah siap?" Tanya Rev yang dibalas oleh Ara dengan anggukan kepala.
Hari ini adalah hari dimana sang buah cinta mereka yang sudah memasuki bulan ke lima, dan beberapa menit lagi mereka akan terbang ke Bali. Kenapa? Tiba-tiba. Seminggu sebelumnya Ara mengidamkan suatu hal, gadis itu ingin pergi ke Bali untuk mengambil pasir di pantai Bali tersebut dan hendak membawanya pulang untuk memberi makan ikan hias yang satu bulan sebelumnya ia beli di toko ikan hias.
Awalnya Rev tidak setuju untuk memenuhi keinginan Ara yang cukup berat baginya, bagaimana tidak kalau harga satu ikan itupun bisa untuknya membeli satu mobil CRV. Namun karena istrinya itu mengancam tidak akan memberinya jatah malam sunah jum'at lagi, maka dengan mencoba ikhlas ia memenuhi keinginan Ara. Ikan itu adalah ikan hias paling cantik yang hanya ada dua di dunia ini dan karena satu sudah di beli oleh Ara maka hanya tersisa satu ikan saja. Itupun Ara membelinya dengan penuh ekstra karena Rev yang sebenarnya tidak terlalu menyukai ikan hias dan baginya mengurus ikan adalah hal yang merepotkan, kalau ikan besar bisa saja kalau-kalau bosan melihatnya, langsung di potong saja dan di masak.
Pikir Rev.
"Bagaimana bajuku, aku rasa ini agak kebesaran sayang," Ujar Ara sembari melihat tubuhnya yang nampak tertutup dengan dress mocca yang dipakainya itu. Dress itu adalah hadiah Rev dua bulan sebelumnya tepat saat ulang tahun Ara, Rev sengaja membelikan istrinya itu dress yang berukuran fit L, katanya supaya tidak ada mata pria yang melihat ke arah tubuh Ara lagi. Karena kalau dilihat-lihat saat gadis itu memakai baju yang tidak seukuran dengan ukurannya maka akan terlihat gendut dan tentu bawahan dress itu akan menyapu jalanan.
Jahat memang, punya laki.
"Tidak, sayang. Itu sangat cocok untukmu." Ucap Rev meyakinkan istrinya.
"Benarkah, aku rasa ini memang kebesaran sayang. Lihat tanganku seperti buntung," kata Ara sambil mengangkat kedua tangannya yang tidak terlihat karena lengan dress tersebut yang menutupinya.
Rev melangkah mendekati Ara. "Mana coba aku lihat," Rev mengambil tangan kanan Ara dan pria itu lalu menggulung lengan dress itu lebih ke bawah siku Ara hingga tangan gadis itupun terlihat, dan kemudian ia juga melakukan hal yang sama kepada tangan kiri Ara.
Ara tersenyum merona dan menatap Rev dengan penuh cinta. "Terimakasih sayang," ucap Ara sembari memeluk tubuh Rev.
"Sama-sama sayang." Rev tersenyum manis, tangannya bergerak mengusap hijab yang membungkus kepala gadis tersebut.
"Jangan pernah lepaskan ini untuk orang lain selain aku dan keluargamu."
"Itu tidak akan pernah aku lakukan, aurat ini hanya kamu yang bisa melihatnya. Apa yang ada pada diriku, hanya kedua matamu yang bisa melihatnya. Aku menjaga ini untukmu, aku berhasil kan.."
Rev tersenyum dan menganggukkan kepalanya, pria itu mendekatkan wajahnya dan mengecup lama ujung mata Ara.
"Terimakasih sayang, karena telah menjaganya untukku."
"Tapi sayang?"
"Hm."
"Sebelumnya--
"Itu masa lalu, kamu memberikan milikmu dengan terpaksa, sekarang kamu memberikan milikmu dengan tulus hati dan atas ridho-Nya. Kita lupakan sejenak masa lalu, setuju?"
Ara tertawa menganggukkan kuat kepalanya. "Setuju!" Rev menggelengkan kepalanya seraya mengusap lembut kepala Ara.
"Jadi ke Bali sayang?" Tanya Rev.
"Jadi dong..aku mau ketemu bule ganteng disana, hihi pasti ba---nyaaakkk.." Ara membungkam mulutnya saat tatapan Rev berubah dingin dan tajam. Gadis itu kemudian tersenyum lembut sembari ia mengecup singkat bibir Rev.
"Tapi bule yang paling ganteng itu cuman ada disini, yang menjadi suamiku."
"Lo-
"Ve." Rev berdecak pelan saat Ara memotong ucapannya itu dengan tersenyum manis.
Ara menggenggam erat tangan kanan Rev. "Let's Go Bule!"
"Let's Go too my Wifey."
.
.
.
.
.
.END.
Sstttt...
1. Apa pendapat kalian tentang cerita Let's Go Bule dari Chapter 1 - End? Saran dan kritik di persilakan.
2. Bagaimana pendapat kalian tentang Mr Revallen, Alfinara Clarissa, dan semua pemeran LGB?
3. Apakah Feel dalam cerita ini masih kurang? Dan apa bayangan kalian saat pertama kali membaca cerita LGB?
4. Apakah ceritanya seru? Pemeran yang mana yang paling kalian suka?
5. Bagian chapter mana yang paling kalian suka? Dan apa alasannya kalian menyukainya?
...
Terima kasih😊...
🚫🚫 STOP YOU PLAGIAT 🚫🚫
❌❌ DON'T COPY PASTE ❌❌
😈😈 SIN WARNING 😈😈* 27 April 2019 *
15:13
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND BULE (COMPLETED)
Romance*Chapter masih lengkap* [ HANYA PENGGALAN IMAJINASI NAIK TURUN. HARAP MAKLUM😌 ] "Berhenti merengek padaku!" "Makanya nikahin aku," seru seorang wanita dengan kedua bola mata nya yang berkaca-kaca. "Kenapa kau ingin sekali aku menikahimu? Heumm.." "...