>>🌹🌹🌹<<
"Sayang, kok nggak bilang?"
"Bilang apa?" pria itu menatap gadisnya dengan dahi berkerut.
"Tunangan kita ini, aku nggak nyangka banget, terharu.." ucap sang gadis yang lantas memeluk lengan pacarnya.
Pria itu tertawa kecil dan mengusap kepalanya.
"Kan kejutan, sayang." ucap pria tersebut dengan senyum manisnya.
"Iya kejutan sih, tapi nggak juga sampai buat aku nangis dong,"
"Loh itu bagus, artinya kau bahagia tunangan denganku." Ara mengerucutkan bibirnya tidak dipungkiri pula ia sangat bahagia atas kejutan dari pria tampan tersebut.
"Iya aku bahagia, tapi mata aku jadi jelek nih. Bengkak, aku malu.." kata Ara yang kemudian menyusupkan wajahnya kedada Rev. Menikmati sore hari yang indah bersama pacarnya di taman kota Stockhlom itu. Setelah selesai acara pertunangan mereka, Ara dan Rev lantas malam ini akan mengadakan makan malam bersama keluarga, mumpung sang keluarga masih berada di negara Swedia dan akan di perkirakan kembali ke Indonesia besok malam.
Saat Rev hendak kembali berbicara tiba-tiba kakak dari tunangannya itu datang, dan menatap mereka dengan mata tajam.
"Aduh! Dicariin kemana-mana, ternyata nyangkutnya disini. Kalian berdua di panggil ke dalam, entar deh pacar-pacarannya lagi. Ini juga si adek, dibilangin bukan muhrim masih aja nyungsep tuh muka di dada Rev." ceramah Farhan yang kemudian di balas oleh tatapan dingin adiknya itu.
"Kakak nih, ganggu aja. Adek lagi nyaman juga." ucap Ara tanpa mengindahkan ucapan Farhan dan kembali memeluk Rev. Rev yang merasa tidak nyaman dengan Farhan langsung melepaskan pelukan Ara dari tubuhnya dan itupun membuat gadis tersebut menatapnya dengan kedua mata berkaca-kaca.
"Kok di lepasin," ucap Ara dengan suara sedihnya.
"Sayang, kita kedalam dulu ya. Kan kata Farhan kita di panggil, nggak enak di tungguin. Ayo!" Rev pun berdiri memegang tangan Ara, tapi gadisnya itu tidak mau bergerak dan malah berpindah duduk menyamping tidak menatapnya.
"Sayang," panggil Rev dengan lembut, pria itu pun berlutut didepan Ara, Rev tersenyum dan membawa tangan Ara untuk di ciumnya. Sedangkan Farhan, pria itu hanya menggelengkan kepalanya atas kelakuan adiknya, ia tahu bahwa Ara hanya berpura-pura merajuk. Malas menyaksikan adegan drama layaknya ftv itu, Farhan kemudian berlalu pergi meninggalkan pasutri yang di mabuk cinta tersebut.
"Sayangku?" Rev masih berusaha membujuk pacarnya untuk masuk kedalam Mansion miliknya yang dekat dengan taman.
"Sayang sama aku, nggak?" tanya Rev, Ara mengalihkan wajahnya menatap mata Rev.
"Sayang.." gumam Ara dengan menundukkan kepalanya sambil memainkan cincin tunangannya dengan Rev di jari manis kirinya itu. Rev tersenyum dan mencium puncak kepala Ara.
"Kita masuk ke dalam Mansion ya, takut ada yang mau di bicarakan sama keluarga. Ya sayang," Ara mengedipkan matanya dan lalu gadis itu mengangguk pelan sambil mengangkat kedua tangannya. Rev mengerti maksud dari rentangan tangan itu, yang kemudian pria tersebut langsung saja menggendong Ara ala bridestyle, dan melangkah menuju Mansion.
"Tuh ma, liat anak manja mama. Jalan deket aja minta di gendong." Ara mendelik tajam kearah Farhan yang tengah duduk disamping Farah, baru saja mereka memasuki ruang tengah dimana sudah berkumpul semua keluarga. Dan Farhan dengan jahilnya mengadu atas kemanjaan adiknya itu.
Rev terkekeh kecil dan lalu dengan pelan pria itu menurunkan Ara dari gendongannya. Ara melipatkan kedua tangannya didepan dada dengan wajahnya yang kesal tertuju pada Farhan.
"Farhan udah, jahilin adeknya terus. Sini sayang?" ucap Farah yang kemudian menyingkirkan Farhan dan menyuruh Ara untuk duduk di sampingnya.
"Mama ih, udah sih udah tapi jangan dorong Farhan juga dong. Sakit.." Ara tertawa puas sembari menjulurkan lidahnya pada Farhan dan itu lantas mendapatkan tatapan tajam dari Rev.
"Nggak boleh gitu," kata Rev, Ara tersenyum manis dan langsung menghampiri Farah dan duduk di samping mamanya itu.
"Nah, sekarang sudah berkumpul semuanya. Jadi langsung saja, kita akan membahas untuk pernikahan Rev dan putri kami, Ara." ucap Bayu dengan serius.
"Kalian berdua sudah menentukan akan menikah dimana?" kini Mely yang bertanya kepada putranya dan calmen nya itu. Ara memandang Rev yang tersenyum.
"Iya moms. Kami sudah menentukannya," jawab Rev. Ara menganga.
"Loh, kok aku nggak tau sayang. Memangnya kita mau nikah dimana?" semua mata langsung menatap pada Ara.
Rev berdehem dan lalu menghampiri Ara, pria itu kemudian tersenyum lembut dan mengecup kening Ara. Kecup? Didepan semua keluarga😍😍😍.
"Kok cuman kening,"
"Ara! Belum muhrim!!"
Cihuuyy😹😹😹
Yang menunggu hujan redaa😫
Yang menunggu tanggal 10
Yang menunggu yang pacaran segera putus😲 uhuft
Yang menunggu malaikat menjemput😷😷😷
Sadar.. Sadar..🙇
Maafkan daki yang lama update ya, soalnya lagi liburan jadi mau happy heppy, jalan2 di dalam rumah😅😅😅
Guys guyss!!! Kita udah mau nyampe end. Hati2 penipuan😴😴😴..🚫🚫 STOP YOU PLAGIAT 🚫🚫
❌❌ DON'T COPY PASTE ❌❌
😈😈 SIN WARNING 😈😈* 31 Maret 2019 *
20:22
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND BULE (COMPLETED)
Romance*Chapter masih lengkap* [ HANYA PENGGALAN IMAJINASI NAIK TURUN. HARAP MAKLUM😌 ] "Berhenti merengek padaku!" "Makanya nikahin aku," seru seorang wanita dengan kedua bola mata nya yang berkaca-kaca. "Kenapa kau ingin sekali aku menikahimu? Heumm.." "...