30. Rumi

679 47 2
                                    

Tempat kumuh, pengap dan gelap sepertinya sudah biasa dijadikan sebagai tempat penyekapan. Tapi kali ini beda, Julio dan Fee biasanya menyekap orang-orang yang sudah mereka siapkan barangkali ada pembeli nanti di sebuah tempat yang cukup layak.

Sinar matahari masih bisa masuk, makanan yang mereka berikan juga layak pun dengan sebuah kasur tipis yang disediakan.

Tapi selayak apa pun tempat penyekapan itu, Rumi tak akan pernah betah.

Ia pikir, malam itu ia akan langsung dibunuh. Tapi rupanya, transaksi itu gagal karena si Dokter sudah menemukan cara lain selain jalan yang biasanya ia tempuh jika sedang darurat itu.

Rumi mungkin bisa bersyukur karena ia tak jadi dibunuh. Tapi masalahnya, ia tidak dilepaskan dengan alasan orang-orang itu masih menunggu barangkali ada pemesan yang membutuhkan organ tubuh Rumi.

Dan yang membuat Rumi tak habis pikir adalah, seorang anak perempuan yang lebih muda dari Dimas ikut dalam bisnis haram tersebut.

Pintu dibuka. Rumi yang tengah mengamati Fee langsung mengalihkan pandangannya pada seorang pria yang barusaja masuk ke ruangannya.

"Saya baru tahu, Fee. Rupanya dunia memang sempit. Kamu tahu? dia ini Ibu kandungnya Rana!" pria itu menunjuk Rumi dengan jarinya.

Mata Rumi membulat. Ia tak salah dengar kan jika Julio membawa-bawa nama Rana? Rana putrinya? iya kan?

"Bagus, Om. Rana juga kan kita culik nanti. Dan, kita tinggal lihat gimana reaksi Ibu dan anak itu nanti." Fee ikut tersenyum miring.

Reaksi yang Julio berikan malah berbeda. Di saat Fee tersenyum senang karena membayangkan Rana akan disekap bersama Rumi, Julio malah mengusap wajahnya gusar.

"Masalahnya, polisi sudah mencium titik terang dari kejahatan yang kita lakukan selama ini."

Fee mengernyit heran, "Menemukan si bodoh ini saja mereka tidak bisa! apalagi menemukan kita!"

Rumi membuang napas saat Fee menunjuknya sambil mengatainya bodoh. Memang dasar anak kurang ajar.

"Mereka berhasil menangkap rekan kita yang berada di Surabaya. Dan sepertinya, identitas kita pun dibongkar olehnya."

Fee tersentak. Bagaimana semuanya bisa begini? gadis itu berpikir keras, bagaimana jika mereka tertangkap?

Tak masalah sih jika Fee harus berakhir di penjara. Tapi sebelum itu, dia ingin membuat Rana dan Rumi sengsara dulu. Awalnya ia hanya ingin membuat Rana sengsara, tapi saat tahu bahwa Rumi adalah ibu kandung gadis itu, Fee pun jadi tertarik menyiksanya juga.

"Itu artinya waktu kita nggak banyak, Fee. Polisi pasti akan gerak cepat ke rumah saya. Dan sepertinya, saya harus membawa Rana kemari secepatnya." Ucap Julio dingin.

Mata Rumi melotot lagi. Ia yakin kali ini Julio benar-benar mengucapkan nama Rana.

"Tunggu!" Rumi menghentikan Julio yang hendak keluar dari ruangan itu. "Apa Rana yang kamu maksud itu--"

"Anak kamu. Kamu kehilangan dia sejak kecil bukan? kalau begitu, biarkan saya mempertemukan kalian berdua terlebih dahulu." Julio kembali tersenyum miring.

Say Good ByeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang