Happy Reading~
Play BGM biar mantul;)
•
•
•
Udah sembilan hari ini kegiatan Ujian Akhir berlangsung. Gue fokus belajar biar nilai gue nggak anjlok sama halnya dengan bang Jihoon. Dia juga sibuk belajar sama latihan bareng temen-temennya buat event liburan nanti.
Selama sembilan hari pula gue jarang keremu sama dia karena emang jadwal kita beda, tapi komunikasi tetep jalan. Bang Jihoon beneran nepatin ucapannya, dia jadi sering ngabarin gue.
Meskipun begitu, tetep aja kalau ada waktu dia nyamperin gue atau kalau enggak gue yang nyamperin dia ke studio dance maupun ke studio musik.
-
-
-
-
Hari ini tepat hari ke sepuluh, hari terakhir ujian. Gue ngecek lembar jawaban sekali lagi sebelum maju buat ngumpulin. Btw, gue emang nggak suka lama-lama berada di dalam ruang ujian kecuali kalau mata kuliah itung-itungan gue bakal bertahan lama buat ngerjainnya. Susah soalnya booorrrr:'')
Setelah keluar ruangan gue ngikutin langkah kaki gue menuju taman yang ada di sebelah gedung fakultas kemudian duduk di bangku yang tersedia di sana. Ada beberapa mahasiswa yang berlalu lalang, sebagian pada nyapa gue karena emang udah pernah kenal mungkin.
Kalian masih ingat tentang kejadian waktu itu, yang bang Jihoon keliatan emosinya nggak stabil. Kalau lupa baca lagi chapter sebelumnya.
Dia emang lebih diem dari biasanya, bahkan selama ketemu pun dia selalu nyembunyiin ponselnya, maksutnya nggak di keluarin dari kantong maupun tas. Kegaitan kontrol ponsel pun jadi rada berkurang. Gue pun nggak terlalu memperdulikan meskipun kerasa ada yang janggal tapi gue mencoba buat percaya sama dia.
Hup. Gelap.
Saat lagi asyik mikirin bang Jihoon gue rasain ada telapak tangan yang nutup mata gue.
Dap.
Gue tersenyum saat ngerasain kepala bagian belakang gue nempel di dada bidang seseorang yang lagi nutupin mata gue.
"Aku tau itu kamu." Dengan lirih gue berkata demikian. Lalu terdengar kekehan sesaat setelah pemilik tangan narik tangannya dan duduk di sebelah gue. Siapa lagi kalau bukan bang Jihoon.
"Hehe. Aku tadi nyamperin ke ruangan kamu tapi udah sepi, taunya lagi disini ternyata." Katanya.
"Kamu nggak ada bilang kalau nyamperin hari ini."
"Aku udah chat kamu, sayang. Tapi nggak ada balesan makanya aku langsung nyamperin."
Gue senyum, "Maaf, aku nggak ngecek ponsel dari tadi."
"Nggak papa. Nanti ada jadwal lagi?"
Gue gelengin kepala pertanda kalau nanti nggak ada jadwal ujian lagi.
"Mau jalan?" Tawarnya.
"Kamu nggak latihan?"
Sebelah tangannya beralih ngambil tangan gue buat di genggam. "Enggak. Waktuku hari ini buat kamu."
"Cih. So cheesy.."
"But you like it, right?" Dia ngedipin sebelah matanya setelah nyelesaiin kalimatnya.
Nggak gue pungkiri pipi gue mungkin udah merona ngeliat dia yang kaya gitu.
Hari ini dia ganteng banget dengan balutan kemeja hitam yang dua kancing teratasnya kebuka sehingga dada putihnya kelihatan, rambutnya di up, senyumnya yang selalu menawan. Dan tunggu-- dia pake earing di telinga kirinya. Definisi tampan yang hqq.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN US! [WOOZI SEVENTEEN]
Fanfiction[ | 𝙴𝙽𝙳 | ] "𝐈 𝐨𝐧𝐥𝐲 𝐡𝐨𝐩𝐞 𝐰𝐞 𝐜𝐚𝐧 𝐥𝐢𝐯𝐞 𝐭𝐨𝐠𝐞𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐮𝐧𝐭𝐢𝐥 𝐝𝐞𝐚𝐭𝐡 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐚𝐭𝐞𝐬 𝐮𝐬, 𝐣𝐮𝐬𝐭 𝐁𝐄𝐓𝐖𝐄𝐄𝐍 𝐔𝐒." --- Higest rank #1 LJH [July 7th, 2k19] #1 WOOZI [August 28th, 2k19] #1 LEEJIHOON [August 28th...