Part 8

118 34 2
                                    

Dua minggu sudah Sheryl melewati hari-harinya bersama tumpukan buku sains di ruang belajarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua minggu sudah Sheryl melewati hari-harinya bersama tumpukan buku sains di ruang belajarnya. Semenjak Sheryl menekadkan semangatnya untuk lolos SBMPTN, cewek itu mulai merubah sifat malasnya walaupun terkadang jika ia sudah sangat lelah, sifatnya akan kembali kesemula. Yah, risiko memiliki guru les golongan on time memang tidak mudah.

Tetapi, Sheryl bersyukur karena akhir-akhir ini Ethan sering membawa sesuatu untuknya. Entah itu makanan, ataupun minuman kesukaan Sheryl.

Walaupun Ethan tidak setiap hari mengajari atau membimbingnya, Sheryl selalu belajar sendiri dengan bantuan video pelajaran dari berbagai sumber. Salah satunya Sosmed.

Dua hari lagi adalah hari dimana seleksi PTN di adakan. Dan tentu saja Sheryl sangat frustasi memikirkan hal itu. Walaupun persiapannya sudah 90%, tapi tetap saja jika sudah menghadapi detik-detik ujian penentu masa depan, kita juga pasti merasakan hal yang sama.

"Serius amat."

Sheryl menoleh dengan kacamata baca yang terpasang cantik diwajahnya. "Kok lo gak ke rumah sakit? Bukannya hari ini jadwal lo disana?"

Ethan tersenyum seraya mendekat ke arah gadis itu, "2 hari ini gue free. Gak ada kerjaan." jawabnya.

"Kebetulan, gue pengen nanya materi ini." tunjuk Sheryl, memperlihatkan buku catatannya.

Ethan menyipitkan matanya, "Oh, itu pake cara cepet pertama yang kemarin gue kasih tau aja."

Sheryl mengangguk, "Oke."

"Arfa udah berangkat?" tanya Ethan.

"Iya, tadi." jawab Sheryl tanpa mengubah posisinya yang sedang mengerjakan soal.

Ethan mengangguk paham, "Lo tau tempat paling nyaman dan damai gak?

Sheryl mencibir, "Mau ngungsi?"

"Gue serius." tegas Ethan.

Sheryl terkekeh, "Tau. Perpustakaan."

"Selain itu."

Sheryl berpikir, "Mungkin kuburan. Disana nyaman dan damai, gak ada Sethan." lalu sedetik kemudian ia tertawa.

Ethan mendengus, "Sebahagia lo aja."

"Lo masih inget gak waku gue gak sengaja nyium pipi lo?" tanya Sheryl.

Ethan mendudukan bokongnya di kursi yang berada disamping Sheryl. "Kenapa? Lo mau nyium pipi gue lagi? Atau sekarang lo mau nyium bibir gue?"

Sheryl memukul keras lengan Ethan dengan buku tebalnya, "Jaga omongan lo. Lagian ya, gue gak sengaja. Malah gue nyesel karna bibir gue gatel-gatel. Untung aja gak sampe bengkak."

"Jadi lo ingetin gue soal itu karna mau nyalahin gue kalo bibir lo gatel-gatel? Itu sih bibir lo nya aja yang kebanyakan terbuka lebar." ketus Ethan.

Sheryl membulatkan kedua matanya, "Heh. Lo ngehina kalo gue gak bisa nutup bibir?"

"Kalo pun lo gak bisa nutup bibir, gue bisa bantuin lo supaya bibir lo ketutup." ucap Ethan, mengerlingkan sebelah matanya.

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang