Part 19

120 32 0
                                    

Mengatakan benci padaku saat kau sedang marah sungguh berbeda ketika kau mengatakannya saat kau sedang menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengatakan benci padaku saat kau sedang marah sungguh berbeda ketika kau mengatakannya saat kau sedang menangis.

-Ethan Avery Gautama-

"Sheryl!!!" teriak Arfa ketika melihat adik satu-satunya itu terkulai lemas. Dengan cepat, Arfa berlari menghampiri Sheryl.

"Kenapa dia?" tanya Sheryl ketika ia menolak ajakan Arfa untuk masuk ke dalam rumah.

Arfa menghembuskan napasnya pelan, "Alex di hajar Ethan, dia kesini cuma mau nganterin handphone lo yang ketinggalan di mobilnya."

Flashback on

"Permisi!"

Arfa menghentikan kegiatan minumnya saat suara seseorang dari arah pintu rumah terdengar ke telinganya.

"Bi, tolong buka pintunya. Suruh masuk aja kalo penting." titah Arfa kepada bi Ela yang baru saja muncul.

"Baik, Den."

"Siapa sih malem-malem gini namu. Kayak yang gak ada hari besok aja." gerutu Arfa.

Tak lama kemudian, saat Arfa hendak menuju kamarnya, suara seorang pria kembali tertangkap oleh indra pendengarannya.

"Sorry, saya mau ketemu Sheryl, handphonenya ketinggalan di mobil saya."

Arfa menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Sheryl di taman belakang, lo samperin aja."

"Saya Alex, kakak tingkatnya Sheryl." sapa Alex seraya membungkukan sedikit badannya.

'Serasa orang penting banget gue. Andaikan si Ethan kayak gini, mungkin dunia serasa milik gue seorang.' Batin Arfa, berharap jika Ethan akan menghormatinya seperti seorang bangsawan.

"Arfa, kakak Sheryl." jawab Arfa.

.
.
.

Ethan melangkahkan kakinya dengan langkah lebar. Meninggalkan Sheryl yang masih menatapnya dengan tatapan aneh. Namun pria itu memperlambat langkahnya sesaat setelah pandangannya jatuh kepada pria yang berjalan kearahnya dengan pakaian khas mahasiswa.

"Ada apa, Alex?" tanya Ethan, menatap tajam pria yang kini berada di hadapannya.

"Nganterin handphone Sheryl. Tadi ketinggalan di mobil saya. Dokter sendiri, ngapain kesini?" tanya Alex.

Ethan berdecih, "Apa perlu saya jawab?"

Alex terkekeh, "Apa perlu anda bertanya terlebih dahulu? Itu hak anda jika anda tidak ingin menjawab pertanyaan saya. Lagipula saya hanya ingin bertemu dengan Sheryl."

Ethan mengepalkan salah satu tangannya yang berada di dalam saku celananya, "Jauhin Sheryl. Ini terakhir kalinya saya berbicara formal terhadap anda jika anda menganggap permintaan saya ini kurang baik."

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang