Part 22

79 22 0
                                    

"Hallo? Aku lagi di rumah sakit, Kak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hallo? Aku lagi di rumah sakit, Kak. Dokter Ethan gak ada yang ngurus."

"Kenapa harus kamu? Aku dari kemarin chat kamu, tapi kamu... Udahlah, nanti siang aku jemput."

"Tapi, Kakㅡ"

Tut.. Tut..

Sheryl membuang napas kasar saat panggilan itu terputus secara sepihak. Memang wajar jika Alex marah padanya, mengingat bahwa sejak kemarin Sheryl tidak membalas ataupun menjawab semua notifikasi dari pria itu.

"Cowok kayak gitu gak usah dideketin. Buang aja jauh-jauh."

Sheryl mendelik tajam ke arah Ethan yang baru saja mengomporinya. "Seharusnya lo yang gue buang jauh-jauh. Sethan kayak lo gak cocok sama malaikat kayak gue."

Ethan menahan tawanya saat mendengar Sheryl memuji diri sendiri dengan sebutan 'Malaikat'. "Gue kasian sama lo. Kalo misalnya lo itu malaikat, pasti manusia gak ada yang mau lagi percaya sama keindahan seorang malaikat."

"Sethan!" geram Sheryl.

"Oke-oke. Ngomong-ngomong gue tetep bakalan pergi ke Aussie. Dan untuk apapun yang lo mau, gue bakalan kabulin asalkan lo jangan minta gue buat batalin penerbangan gue ke sana, termasuk......" Ethan menjeda kalimatnya seraya menatap dalam manik mata Sheryl. "Jauhin lo."

Dan ya! Sheryl tiba-tiba merasakan kedua pipinya memanas saat mendengar kalimat terakhir dari Ethan. Dengan cepat, gadis itu memalingkan wajahnya dan berpura-pura menonton TV yang sedang menayangkan berita pagi.

Ethan terkekeh. Pria itu bangkit dari kursi yang berada di ruangannya seraya mendorong tiang infusan dengan salah satu tangannya. "Mau kemana?" cegah Sheryl seraya menarik ujung piyama Ethan.

"Minum. Kenapa? Mau ikut?" goda Ethan yang membuat Sheryl menghempaskan cekalannya pada baju Ethan. "Gak! Makasih!" ketusnya.

Tok! Tok! Tok!

Sheryl dan Ethan sama-sama menolehkan pandangannya ke arah pintu yang diketuk. Tak lama kemudian, tampaklah Arfa, kedua orangtua Sheryl dan juga seorang gadis kecil berusia 10 tahunan berjalan ke arah mereka.

"Kak Arfa!" seru Sheryl seraya beranjak dari kursinya. Arfa yang mendengar Sheryl memanggilnya dengan sebutan 'Kakak' pun hanya memutarkan kedua bola matanya.

"Lo belum mandi?" tanya Arfa seraya menatap adiknya itu dari atas sampai bawah.

"Belum. Toh temen lo itu nempelin gue mulu." sindir Sheryl, melirik sekilas ke arah Ethan.

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang