Part 30

181 19 17
                                    

"Mata lo kenapa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mata lo kenapa?"

Sheryl mendongkak. Matanya melirik sekilas ke arah Arfa yang baru saja bertanya padanya. "Gadang. Banyak tugas," sahutnya.

Arfa menarik kursi makan yang berhadapan langsung dengan Sheryl. "Ethan ke Aussie. Papanya nyuruh dia buat ngurusin perusahaan cabang di sana."

"Gue gak peduli. Toh itu bukan urusan gue."

"Dia mungkin aja gak akan pernah balik lagi." Arfa menatap perubahan wajah Sheryl yang sedikit menegang setelah ia mengucapkan kalimat itu.

Trang!

Sheryl menghentakkan garpu yang sedang dipegang tepat di atas piringnya. "Gue udah bilang kalo gue gak peduli! Jangan pernah bahas dosen sialan itu lagi di depan muka gue, Arfa Ganeva!"

"Lo peduli, Sheryl! Ja-"

"Gue berangkat!" potong Sheryl seraya melangkahkan kakinya untuk mengambil perlengkapan kuliahnya di ruang depan.

Arfa menghembuskan napas beratnya, "Sorry, gue lebih percaya Ethan buat jadi pendamping lo nanti, Sheryl," lirihnya.

***

Sheryl melangkahkan kakinya dengan cepat menuju perpustakaan di fakultas kedokteran tersebut. Ia masih kesal dengan kejadian tadi pagi di ruang makan bersama Arfa. Memangnya ia peduli dengan kepergian Ethan? Bukannya ini yang ia harapkan? Ethan menjauh dari hidupnya dan bahkan mungkin tidak akan pernah kembali. Ya! Seharusnya memang seperti itu.

Tapi sayangnya, tidak!"

"Sheryl!"

Sheryl menghentikan langkahnya saat sebuah suara mengintrupsi dirinya untuk menoleh. "Lo?"

"Masih inget, kan? Gue Ravindra. Ketua BEM yang lo tabrak waktu ada seminar di kampus gue," jawab Ravindra, tersenyum lebar.

"Ngapain lo di sini?" tanya Sheryl seraya memperhatikan Ravindra dari atas hingga bawah.

"Serem amat. Perasaan waktu pertama kali kita ketemu, lo keliatan tertarik sama gue," jawab Ravindra, menaik-turunkan kedua alisnya.

Sheryl memutarkan kedua bola matanya. "Mungkin waktu itu gue khilaf," ketusnya sesaat sebelum ia melangkahkan kakinya meninggalkan Ravindra.

Pria itu menatap tak percaya apa yang baru saja diucapkan oleh Sheryl. "Heh tungguin gue, Latasha!"

Deg!

Sheryl menghentikan langkahnya. Ia tak suka jika panggilan itu keluar dari mulut orang lain selain Ethan.

"Mood lo lagi jelek, ya?" tanya Ravindra setelah ia berhasil menghampiri Sheryl yang saat ini mengepalkan kedua tangannya.

"Lo mau apa?!" tegas Sheryl penuh dengan penekanan.

Ravindra meringis, "Gue mau nanya di mana letak gedung Fakultas HI."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang