Part 2

192 48 12
                                    

Flashback

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback

"Lo ngapain ngajak ketemuan di tukang pecel lele malem-malem gini?"

Arfa tersenyum miring. "Udah lama kita gak ketemu dan gak pernah lagi makan disini. Terakhir kesini tuh waktu sehari seudah kelulusan SMA, kan? Sama si Bobi. Ngomongin tuh anak, gue malah jadi keinget dia. Gimana kabarnya si Bobi?"

Ethan menaikkan sebelah alisnya. "Baik, bulan depan dia kawin."

"Hah? Gue kira dia gak bakal pernah kawin."

Ethan menjitak kepala Arfa. "Lemes banget tuh bibir."

Arfa mengusap kepalanya pelan. "Hehe gue becanda kali. Btw, tiap hari jadwal lo sibuk gak?" tanya Arfa.

"Gue kerja Senin, Rabu sama Jumat, ngajar Selasa sama Kamis doang. Sabtu, Minggu libur. Kenapa?"

"Banyak banget waktu libur lo. Itu kerja cuma 3 hari dalam 1 minggu? Lo di gaji berapa?" tanya Arfa penuh minat.

Ethan kembali menjitak kening Arfa. "Heh, gue kerja selama 5 hari ya."

"Yaelah, lo ngajar palingan juga cuma sejam. Gak usah diitunglah," jawab Arfa, "Di rumah sakit, lo sibuk gak?"

Ethan mengangkat bahunya. "Gue ada dibagian bedah, dan lo juga pasti tau berapa jam yang gue gunain buat operasi 4 pasien aja dalam sehari."

"Gue kira lo belum masuk divisi kaya gituan."

"Gue coba-coba aja ikut tes di bagian divisi bedah, eh ternyata lulus," jawab Ethan.

Arfa mengangguk-anggukkan kepalanya. "Lo mau bantuin gue gak?" tanya Arfa.

"Apaan?"

"Lo harus jadi guru les adek gue supaya dia bisa masuk ke kampus lo."

"Harus? Ini permintaan bantuan atau suatu keharusan?" tanya Ethan, menatap sinis ke arah Arfa.

Arfa menggaruk tengkuknya. "Niatnya ya mau minta bantuan sih. Tapi kalau di pikir-pikir lagi, lo orangnya batu. Ya udah, cara yang paling ampuh adalah paksaan," ujarnya diakhiri dengan kekehan.

Ethan mendesis. "Itu lo tau gue orangnya gimana. Gak, gue gak mau. Lebih baik gue gunain waktu luang gue buat mempelajari kasus-kasus di rumah sakit gue."

Arfa berdecak. "Lo tega liat masa depan adek gue suram hah? Gue aja kakaknya gak tega, masa lo tega sih?"

"Tolol! Lo emang gak tega karna lo kakaknya, bego. Sedangkan gue? Kenal aja kagak, gimana mau tega?"

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang