Part 10

125 34 3
                                    

Ethan tersadar dari lamunannya saat Sheryl melambai-lambaikan tangannya tepat didepan wajah pria itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ethan tersadar dari lamunannya saat Sheryl melambai-lambaikan tangannya tepat didepan wajah pria itu. Ia pun berdehem, menghalau kecanggungannya karena melihat tubuh Sheryl dalam balutan gaun berwarna biru langit itu. Tak bisa dipungkiri, Ethan mengakui jika Sheryl sangat cantik.

"Kenapa? Terpesona kan, gara-gara liat gue?" tanya Sheryl penuh percaya diri, ketika melihat Ethan yang salah tingkah karenanya.

"Gue cuma kaget aja, kok bisa orang bodoh kayak lo bener-bener ada dimuka bumi ini?"

"Maksud lo?"

"Coba lo pikir, Latasha. Kita itu cuma mau latihan dansa, bukan mau ke acara resmi. Jadi, lo gak perlu pake dandan sampe segininya. Ditambah lo juga udah nyita waktu gue yang berharga ini selama 30 menit. Gue jadi bingung, isi kepala lo itu sebenernya apa sih, harusnya loㅡ"

"Okay, stop. Gue udah muak denger semua bacotan lo, Ethan!" kini Ethan yang tersenyum senang melihat Sheryl yang murka dengan muka memerahnya.

Ethan terkekeh mendengarnya, puas karena membuat Sheryl merasa kesal. "Cepet ikut gue." ujarnya.

Sheryl tertatih-tatih berusaha menyamakan langkahnya dengan Ethan yang berjalan dengan langkah lebar, sedangkan ia menggunakan heels saat ini. "Tungguin gue kek."

Ethan menoleh ke belakang dan melihat Sheryl yang menatapnya dengan tajam sambil sesekali memegangi tumitnya yang terasa sakit.

"Ck. Lemot." Sheryl kemudian menghentak-hentakkan kakinya menghiraukan rasa sakit yang mendera tumitnya ketika mendengar ucapan Ethan.

"Kita latihan disini." ujar Ethan sesampainya mereka disalah satu ruangan yang cukup besar dirumah Sheryl.

"Buruan, gue mau latihan ini cepet selesai." sahut Sheryl.

"Kalo lo bisa bekerja sama, gue yakin latihan ini cuma membutuhkan waktu satu jam." ucap Ethan, kemudian menarik pinggang Sheryl hingga tubuh mereka tak menyisakan jarak lagi. Setelah itu, Ethan meraih tangan Sheryl dan mulai bergerak ke kanan dan kiri sesuai dengan irama musik.

Kini mereka sudah berlatih selama 45 menit dan Sheryl masih tidak bisa menyesuaikan irama tersebut hingga ujung heels yang digunakan Sheryl menginjak kaki Ethan. "Lo tinggal ngikutin aja apa susahnya sih?!" Bentak Ethan melepaskan tautan tangannya.

"Udah gue bilang, gue gak bisa. Kenapa lo nyolot sih?!" balas Sheryl tak kalah kencang dari teriakan Ethan.

Ethan mengusap wajahnya kasar. "Ayo lanjut, biar cepet selesai." ujarnya, lalu menarik tangan Sheryl dengan kasar.

"Aw," Sheryl meringis, bukan karena merasakan tarikan tangannya, melainkan rasa sakit ditumitnya yang tidak bisa ia tahan lagi.

"Gak usah cengeng, ayo cepet." Ethan sudah memegangi tangan Sheryl lagi, namun Sheryl melepaskan tangan Ethan hingga ia hampir jatuh jika saja Ethan tidak memegangi pinggangnya.

AmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang