BAB 8

306 50 23
                                    


Cowok mana yang nggak marah kalau tahu dia cuma dimanfaatkan ceweknya untuk kepentingan pribadi si cewek. –Elang--

***

Jam matematika wajib hari ini kosong, semua siswa menggunakan jam ini untuk bersantai sejenak sebelum jam olah raga yang membosankan setelah ini. Gerombolan cewek-cewek yang duduk di depan sibuk bergosip tentang kakak kelas yang menjadi most wanted sekolah. Gerombolan cowok-cowok yang lesehan duduk bersila di pojok kelas sibuk bermain UNO. Gerombolan geng GGS alias Ganteng-Ganteng SeringGila sibuk dengan gadged masing-masing, kecuali Elang yang sibuk dengan novel Sherlock Holmes-nya dan Edo yang kini sibuk melarikan diri dari kejaran bendahara kelas.

"The enemy has been slain..." suara game Mobile Legend terdengar dari ponsel Ryan yang duduk di sebelah Elang. Anak itu terlalu terobsesi ingin mengalahkan level Elang dalam hal bermain Mobile Legend. Sedangkan Edo sibuk berlarian karena dikejar Shasha si bendahara kelas. Cewek yang katanya segarang renternir itu menarik kemeja seragam Edo dari belakang saat berhasil menangkapnya.

"Bayar 30 ribu sekarang!"

"Gue kagak punya uang sebanyak itu, Sha. Lo nggak percaya banget, sih!" sanggah Edo.

"Gue nggak percaya. Nge-date di bioskop aja lo bisa bayarin Keyla. Masa bayar uang kas 30 ribu aja lo nggak mampu?"

Edo menepuk jidatnya, baru saja ingat kalau malam minggu kemarin ketemu Shasha di bioskop. Saat itu Shasa dan pacarnya mengantri tiket persis di belakang Edo dan Keyla.

"Kalo nunggak uang kas lagi, bulan depan lo harus bayar dua kali lipat," sungut Keisha galak.

"El, pinjem 30 ribu dulu dong. Uang gue udah abis buat nonton sama Keyla kemarin."

Elang merogoh uang dari dompetnya, lalu melemparnya kasar kepada Edo. Setelah terbebas dari tagihan Shasha, Edo kembali duduk di bangkunya seraya menepuk bahu Elang dan mengucapkan janji-janji manis akan mentraktir Elang ngopi. Tiba-tiba saja Evan menolehkan kepalanya ke belakang, tepatnya ke Elang. Ia masih memegang ponselnya ketika badannya kini sudah berbalik kea rah Elang.

"El, barusan Bang Rega nge­-chat gue nih. Katanya lo lagi nggak enak badan, bener?"

Evan mengarahkan layar ponselnya ke hadapan Elang. Evan memang kenal dekat dengan Rega karena sering bertemu Rega saat bekerja di toko kue milik Risma. Elang menutup novelnya, lantas mengambil alih ponsel itu dari tangan sang empunya. Membaca tulisan Rega yang masuk ke ponsel Evan.

From: Bang Rega

Tolong awasi dan jagain adek gue ya, Van. Kemarin dia lagi nggak enak badan. Tapi hari ini maksa buat masuk sekolah. Kalau ada apa-apa, tolong kabarin gue. Makasih"

Elang mengembalikan ponsel Evan. Ia kembali membuka lembaran novelnya yang ditandai dengan pembatas buku.

"Jangan terlalu percaya sama Rega. Gue baik-baik aja," ujar Elang sebelum menyibukkan diri dengan bacaannya.

Jam pelajaran olah raga adalah salah satu jam pelajaran yang sangat terasa membosankan. Alasan membosankan yang pertama karena pelajaran olah raga kelas XI IPA 4 dilakukan pada pukul 11 siang. Terik matahari pada jam tersebut sangat dihindari oleh sebagian besar siswa, terutama kaum perempuan. Alasan kedua karena Pak Yanto, guru olah raga yang umurnya sudah mendekati pensiun selalu marah-marah kalau siswa-siswa tidak melakukan pemanasan dengan benar. Dan sialnya lagi hari ini beliau mewajibkan semua siswa bertanding voli, tak terkecuali kaum perempuan. Di kubu perempuan, Dino si ketua kelas bertugas menjadi wasit. Viona menjadi kapten dan satu tim dengan Regi, Eva, Mina, Shasa, dan Denisa. Lawannya dari kubu sebelah ada Shinta sebagai kapten dan anggotanya Rahma, Dilla, Riza, Arlin dan Anggun.

About ElangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang