BAB 21

257 39 13
                                    

Yang jelas gue sayang sama lo dari dulu sampai sekarang." – Viona –

***

Sewaktu di dalam taksi, Tante Nia menelepon Viona lagi. Dia bilang Ayah lagi-lagi menampar Erza. Mengapa hal ini terjadi lagi di saat Viona merasa hidupnya sudah cukup tenang akhir-akhir ini? Viona hanya bisa menarik napas panjang ketika ia masuk ke dalam rumahnya. Sebulan tidak pulang rumah, Ayahnya sudah bertindak semena-mena lagi. Viona benci situasi seperti ini.

Viona berjalan menuju pintu kamar Erza. Saat hendak membuka pintu, ternyata pintu itu sudah terbuka setengah. Di dalam ada Tante Nia yang sepertinya sedang berbicara serius dengan Erza. Viona pun memutuskan untuk mengintip dari balik pintu. Tentu ia juga menguping pembicaraan antara Erza dan Tante Nia.

"Jawab pertanyaan tante, Za. Kamu nggak sengaja kan menabrakkan diri di pohon?" desak Tante Nia dengan wajah yang sulit didefinisikan. Yang jelas wanita itu menunjukkan ekspresi panik, sedih dan mungkin juga geram. "Orang yang nolongin kamu bilang, kalau tadi kamu kecelakaan tunggal. Kamu ngebut terus nggak ada angin nggak ada hujan, kamu belok gitu aja sampe nabrak pohon. Aneh tahu!"

"Nggak usah ikut campur urusanku, Tante."

Erza kini duduk di tepi ranjangnya. Terlihat siku dan betisnya yang diperban. Pemuda itu masih sama seperti sebelumnya, masih dingin. Bahkan ia mungkin tak menghiraukan luka-luka akibat jatuh dari motor usai menabrak pohon tadi.

"Gimana nggak usah ikut campur urusan kamu. Tante ini peduli sama kamu. Sekarang jawab, kamu emang bener-bener kecelakaan atau sengaja melukai diri kamu sendiri? Kamu nggak berniat bunuh diri kan?"

Erza menghela napas berat. Lantas ia bersuara lagi, mengakui perbuatan yang baru saja dilakukannya. "Iya, aku emang awalnya berniat bunuh diri," jawabnya disertai kekehan yang justru terdengar miris.

Nia yang sedari tadi berdiri di samping jendela kamar Erza, kini ia duduk di sebelah Erza. Ia menatap Erza dalam, samar-samar terlihat cairan bening mengumpul di sudut matanya. "Kenapa? Kenapa kamu punya pikiran dangkal kayak gitu?"

"Kenapa?"Erza kini membalas tatapan Nia. "Harusnya Tante udah tahu."

"Tante nggak abis pikir, kamu bolos kuliah terus nabrakin diri ke pohon."

"Aku emang sengaja bolos. Buat apa aku belajar keras, IPK cumelaude, kuliah rajin? Kalau pada akhirnya Ayah nggak pernah puas dan bangga sama aku, Tante? Ayah nggak pernah mikirin perasaan aku ketika aku udah susah payah bikin dia bangga sama aku. Dulu Ayah nggak ngebolehin aku sering main keluar sama teman-teman aku di sekolah. Ujung-ujungnya aku nggak punya teman selain Rega. Aku kehilangan masa remjaku karena tuntutan Ayah. Ayah nggak peduli saat aku semalaman nggak tidur cuma buat belajar biar dapet IPK tinggi. Tapi nyatanya apa? Ayah tetap nggak puas sama IPK aku yang semester lalu cumelaude. Ayah bilang itu kurang tinggi. Ayah selalu minta aku untuk menjadi yang sempurna. Dan aku udah berusaha, tapi nyatanya Ayah nggak pernah menghargai. Malah tambah menuntut ini dan itu. Bodohnya dulu aku nggak bisa ngelawan Ayah." Erza keceplosan mengatakan sesuatu yang selama ini ia pendam sendiri.

Viona dapat mendengar jelas semua yang barusan dikatakan Erza. Tanpa sadar tangannya sudah mengepal erat. Rasa sesak pun terasa menghimpit dadanya. Sejenak kedua manik matanya memerah. Sementara di dalam, Nia yang masih duduk bersebelahan dengan Erza, hanya bisa tersenyum tipis. Ia menepuk sebelah pundak Erza.

"Akhirnya hari ini Tante tahu apa yang kamu sembunyikan selama ini. Tante akan berusaha mengubah jalan pikiran Ayah kamu yang keras itu. Tante janji."

"Nggak usah ngelakuin itu. Seberapa besar usaha Tante, aku nggak akan bisa ngasih ijin Tante buat gantiin posisi Bunda."

"Tante nggak punya keinginan sama sekali pun buat gantiin Bunda kamu. Tante hanya ingin jagain kamu sama Viona karena itu emang janji Tante sama Bunda kalian sebelum dia meninggal. Kamu boleh nggak percaya sama Tante. Tapi sayang Tante buat kamu dan Viona itu tulus. Kalian itu udah kayak anak Tante sendiri."

About ElangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang